Kisah Desa Ramah Disabilitas di Klaten, Bangkitkan Semangat Hidup para Difabel
Merdeka.com - Dalam keadaan terpuruk, seseorang butuh bantuan dari orang lain agar bisa terus semangat dalam melanjutkan hidup. Semangat hidup itu sering kali ditemukan saat berinteraksi dengan orang-orang yang juga mengalami keterpurukan.
Hal itulah yang melatarbelakangi Desa Birit, Kecamatan Wedi, Klaten mencanangkan diri menjadi Desa Ramah Disabilitas. Di desa itu ada sekitar 30 disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Satu Hati. Kepala Desa Birit, Sukadi Danang Witono mengatakan, pencanangan Desa Ramah Disabilitas itu terwujud berkat pendampingan dari pihak Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Wilayah Klaten milik Pemprov Jateng.
“Ceritanya di sini ada Komunitas Satu Hati yang menjadi wadah teman-teman disabilitas. Lalu kami mendapat pendampingan dari Belkesmas. Selama satu tahun kemudian muncul gagasan launching Desa Ramah Disabilitas,” kata Sukadi dikutip dari Jatengprov.go.id pada Rabu (31/8).Lalu cerita-cerita apa saja yang dimiliki para difabel di komunitas itu? Berikut selengkapnya:
Bukan Slogan Belaka
©jatengprov.go.id
Sukadi mengatakan bahwa pencanangan Desa Ramah Disabilitas bukanlah slogan belaka. Pemerintah Desa Birit juga melakukan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada difabel.“Komunitas Satu Hati ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Ketika saya menjadi kepala desa, saya tergugah untuk ikut memikirkan ikut bergabung dengan teman-teman disabilitas,” kata Sukadi.
Ia mengatakan, tiap tahunnya pihak desa menganggarkan Rp15 juta untuk kegiatan difabel. Tahun ini anggarannya naik menjadi Rp20 juta. Salah satu anggaran itu digunakan untuk program peternakan ayam.
Kemudahan untuk Para Difabel
©jatengprov.go.id
Tak hanya itu, pihak pemerintah desa juga memberikan kemudahan-kemudahan bagi para difabel. Khususnya dalam mengembangkan sarana dan prasarana, termasuk poli kesehatan.“Ada Polindes untuk kaum difabel. Dan kalau mengurus administrasi, kami jemput bola. Kami yang datang ke rumah biar mudah,” kata Sukadi.
Ia berharap, pencanangan Desa Ramah Disabilitas itu mampu menginspirasi daerah lain agar memperhatikan para difabel di wilayah mereka.
Temukan Semangat Hidup
©jatengprov.go.id
Salah seorang anggota Komunitas Satu Hati, Sudarmono, mengaku menemukan semangat hidup setelah mengikuti komunitas tersebut. Ia menceritakan nasib nahas ia terima saat mengalami kecelakaan pada tahun 2012 lalu. Kecelakaan itu membuatnya mengalami luka parah hingga kehilangan kedua tangannya.
“Saya lima tahun kehilangan kepercayaan diri, saya hanya ingin mengakhiri hidup. Tapi setelah ketemu teman-teman di sini, dan juga ada wanita yang mau menerima saya, akhirnya saya semangat lagi,” kata Sudarmono.
Kini, Sudarmono membuka usaha rempeyek yang diproduksi bersama istrinya. Dengan keterbatasan fisik, ia berkeliling menjajakan dagangannya memakai sepeda motor yang telah dimodifikasi.
Ketemu Jodoh
©jatengprov.go.id
Cerita lain datang dari Sinung, seorang perempuan yang sehari-hari berada di kursi roda. Ia datang dari luar daerah untuk bergabung dengan penyandang disabilitas di Desa Birit. “Iya, di sini sering berkumpul. Rasanya senang karena bisa sharing. Dan saya juga bertemu jodoh di sini,” kata Sinung dikutip dari Jatengprov.go.id pada Rabu (31/8).
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyandang disabilitas merupakan kelompok rentan yang memiliki kemampuan untuk berdaya, tetapi kurang mendapat kesempatan.
Baca SelengkapnyaRuslan mengatakan selama huruf braille di surat suara tidak terhapus, dirinya bisa memilih
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu menyebabkan korban mengalami retak di bagian kepala akibat benda tumpul.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hati Jeki luluh dan langsung memangggil anak buahnya untuk mengambilkan bingkisan dari mobilnya.
Baca SelengkapnyaTerungkap sisi lain Komeng yang bikin salut dengan mewujudkan wasiat putrinya. Simak kisahnya berikut ini:
Baca SelengkapnyaKapolsek Tenayan Raya mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membantu semua warga masyarakat termasuk penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaPenghargaan ini diberikan atas peran perusahaan dalam memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaBengkel kerja yang berdiri lebih dari 4 tahun ini sudah menghasilkan lebih dari seribu lukisan karya penyandang difabel.
Baca SelengkapnyaCatur Pramono berkesempatan menjadi ketua KPPS dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya