Keseruan Perang Obor di Jepara, Sedot Animo Wisatawan hingga Mancanegara

Merdeka.com - Senin (5/6) malam menjadi malam yang gegap gempita bagi warga Desa Tegalsambi, Jepara. Ribuan orang memadati jalan. Tak hanya warga desa, mereka juga datang dari berbagai penjuru negeri.
Mereka akan menyaksikan sebuah pertunjukan besar di Kabupaten Jepara, sebuah atraksi bernama “Perang Obor”. Dalam atraksi itu, sebanyak 40 pemain ikut serta. Ada 400 buah obor yang disediakan panitia dalam festival yang digelar sebagai peringatan sedekah bumi di desa itu.Lalu seperti apa keseruan Perang Obor? Berikut selengkapnya:
Ungkapan Rasa Syukur
©Instagram/@desawisatategalsambi
Perang Obor Desa Tegalsambi merupakan budaya desa setempat yang diilhami dari Kisah Sesepuh Desa Kyai Babadan dan Ki Gemblong. Tradisi itu disebut sudah diakui sebagai “Warisan Budaya tak Benda” oleh UNESCO tahun 2021.
Dikutip dari akun Instagram @desawisatategalsambi, di dalam tradisi Perang Obor, terkandung maksud “ngobori” atau memberikan cahaya yang memiliki arti mendidik agar terhindar dari kebodohan. Masyarakat Desa Tegalsambi percaya dengan melakukan tradisi ini, mereka akan terhindar dari bala atau musibah. Selain itu tradisi tersebut juga menjadi wujud rasa syukur pada Allah SWT atas panen yang melimpah.
Punya Banyak Nilai Filosofis
©Instagram/@desawisatategalsambi
Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan petinggi Desa Tegalsambi. Apresiasi itu diberikan karena telah berusaha mempertahankan budaya tersebut. Menurutnya, Perang Obor sarat akan nilai filosofi seperti budaya sportivitas, saling memaafkan, tidak ada dendam, dan saling menghormati.
“Tradisi perang obor ini merupakan atraksi budaya yang sudah turun-temurun sehingga harus kita lestarikan,” kata Edy, dikutip dari Jatengprov.go.id pada Selasa (6/6).
Sedot Animo Wisatawan Mancanegara
©Instagram/@desawisatategalsambi
Sejak 2021, Kemendikbudristek RI telah menetapkan Perang Obor sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional. Di Jepara, Perang Obor menjadi festival kebudayaan terbesar kedua setelah Pesta Lomban. Tak heran festival tersebut dihadiri sejumlah turis dari luar kota hingga mancanegara, salah satunya dari Singapura.
“Saya harap melalui festival ini dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di Desa Tegalsambi,” kata Edy.
Sudah Terbiasa
©Instagram/@desawisatategalsambi
Sementara itu, Eko Susianto, salah seorang pemain obor, mengatakan bahwa dia sudah berpartisipasi dalam festival itu sejak tahun 1985. Ia mengaku awalnya merasa takut. Namun setelah berkali-kali ikut, ia merasa terbiasa dengan panasnya percikan api yang keluar dari obor raksasa dalam perang tersebut.
Ia mengatakan, apabila ada pemain atau pengunjung yang terkena pukulan obor dan mengalami luka bakar, luka tersebut akan sembuh setelah diolesi dengan minyak berbahan kelapa dan campuran beberapa jenis bunga. Campuran minyak itu dikenal dengan nama Minyak Londoh.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Perjalanan Kasus Dugaan Korupsi yang Menjerat Mentan Syahrul Yasin Limpo
Pengumuman tersangka tinggal menunggu resmi dari KPK.
Baca Selengkapnya


CCTV Mengarah TKP Terputus, Anak Perwira TNI AU Terekam Gowes Sepeda Sebelum Ditemukan Tewas
Hasil pemeriksaan ada empat CCTV yang mengarah ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) korban ditemukan meninggal dunia rusak.
Baca Selengkapnya


Intip Transformasi Kapolres Cimahi Sejak Muda Hingga jadi Kasatreskrim, Disebut Mirip Artis
Semasa muda, sosoknya pun memiliki wajah yang rupawan hingga disebut-sebut memiliki rupa bak artis FTV.
Baca Selengkapnya


50 Kata Ucapan Peringatan G30S PKI, Kobarkan Semangat Juang Kenang Jasa Pahlawan dalam Peristiwa Kelam
Berikut kata ucapan peringatan G30S PKI yang kobarkan semangat juang dan mengenang jasa pahlawan dalam peristiwa kelam.
Baca Selengkapnya


Potret Terbaru Ravi Atqiyah Ikut Pendidikan Bintara & Berseragam Loreng, Masuk TNI Tanpa Tes Atas Perintah Jenderal Dudung
Seragam loreng dan berkepala pelontos, sosoknya nampak begitu antusias.
Baca Selengkapnya

Bikin Gemas, Intip Potret Krishna Keitaro Bareng Rizky Nazar dan Salshabila di Bidadari Surgamu
Walaupun hanya sebagai keluarga di sinetron, namun kebersamaan mereka begitu kompak.
Baca Selengkapnya

Serunya Tradisi Ngubyag saat Kemarau di Ciamis, Tangkap Ikan di Sungai Pakai Tangan Kosong untuk Eratkan Silaturahmi
Saking serunya, tradisi Ngubyag sampai diikuti oleh warga luar kota.
Baca Selengkapnya

Tuai Pro dan Kontra, Ini Kata Pakar Terkait Hukuman Penjara Terhadap Anak Pelaku Perundungan di Cilacap
Kasus perundungan di Cilacap membuat publik geram. Namun pantaskah pelaku yang masih anak di bawah umur dipenjarakan?
Baca Selengkapnya

Mengulik Gambaran Demak dalam Catatan Tome Pires, Kota Terkaya di Pesisir Jawa
Demak masa lalu merupakan kota pelabuhan yang sangat berpengaruh di pesisir Jawa.
Baca Selengkapnya

Fakta Terbaru di Balik Kasus Perundungan di Cilacap, Dapat Sorotan Dunia
Polisi melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka.
Baca Selengkapnya

70 Kata-kata Motivasi untuk Diri Sendiri Lucu dan Menghibur
Tak jarang kata-kata motivasi untuk sendiri lucu juga dapat memberikan pelajaran sekaligus menghibur diri.
Baca Selengkapnya

Mengingat Kembali Perjalanan Kasus Kopi Sianida, Kini Jadi Film Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso
Film dokumenter kasus Jessica Wongso berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso tayang di Netflix.
Baca Selengkapnya