Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan di DIY Masih Tinggi, Ini 4 Faktanya
Merdeka.com - Dari waktu ke waktu, perempuan masih berada pada posisi yang rentan menjadi korban kekerasan di ranah domestik. Fakta ini dicatat oleh Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Lembaga perlindungan perempuan dan anak Rifka Annisa menyebutkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di DIY masih tinggi meski pada masa pandemi COVID-19 sekalipun.
“Di situasi krisis sekalipun, kekerasan terhadap perempuan masih tetap ada dan yang membutuhkan layanan pendampingan tetap tinggi,” kata Manajer Program Pendampingan Rifka Annisa, Indiah Wahyu dikutip dari ANTARA pada Rabu (20/4).
Kekerasan pada Tahun 2021
©2018 Merdeka.com
Indiah mengatakan, dari sebanyak 204 orang yang mengakses layanan selama tahun 2021, kasus yang paling banyak dilayani adalah kekerasan terhadap istri (KTI) sebanyak 109 kasus, disusul dengan pelecehan seksual sebanyak 35 kasus. Lalu ada kekerasan dalam pacaran sebanyak 34 kasus, kekerasan dalam rumah tangga 16 kasus, pemerkosaan 8 kasus, dan 2 kasus lainnya.
Korban kekerasan mayoritas adalah remaja akhir dari rentang usia 18-25 tahun yang sebagian besar adalah pelajar atau mahasiswa.
“Tahun ini klien kami yang paling muda berusia 5 tahun dengan pelaku adalah calon ayah atau calon suami dari ibu,” kata Indiah dikutip dari ANTARA.
Enggan Lanjut Proses Hukum
Ilustrasi ©2013 Merdeka.com
Lebih lanjut, Indiah mengatakan dari jumlah tersebut, hanya 16 persen yang memilih lanjut ke proses hukum pidana. Sebagian besar enggan melanjutkan proses hukum karena minim alat bukti dan saksi, masih dalam pemulihan psikologis, dan malu jika diketahui keluarga.
Dari wilayahnya, korban yang paling banyak melaporkan adalah dari Kabupaten Sleman sebanyak 44 persen, disusul Kota Yogyakarta 27 persen, Bantul 27 persen, Kulon Progo dan Gunungkidul 2 persen, serta di luar DIY 12 persen.
Dampak Krisis Pandemi
©istimewa
Indiah menjelaskan masih tingginya kasus kekerasan dalam keluarga itu disebabkan oleh krisis pandemi yang memicu eskalasi konflik dalam rumah tangga. Ia menuturkan, perempuan dan anak hingga kini rentan menjadi korban kekerasan karena ketimpangan relasi kuasa antara perempuan dan laki-laki. Hal ini dipicu struktur budaya patriarki yang memosisikan laki-laki sebagai pengambil keputusan dan pemegang kekuasaan. “Ini berpotensi disalahgunakan jika tidak ada kesadaran dan tanggung jawab. Struktur budaya ini dilestarikan melalui pola-pola pengasuhan baik di dalam keluarga maupun masyarakat,” kata Indiah.
Pengaruh Ketidakstabilan Finansial
©2014 Merdeka.com/shutterstock.com/Club4traveler
Indiah menuturkan, berdasarkan keterangan yang diterima, sebagian besar pelaku maupun korban kekerasan bekerja di sektor informal atau menekuni profesi yang tidak mendatangkan income seperti pelajar, mahasiswa, dan ibu rumah tangga. Dari fakta itu, dia berkesimpulan bahwa ketidakstabilan finansial memperbesar risiko terjadinya kekerasan.
Berpijak masih tingginya kasus, Rifka Annisa mendorong agar pemerintah segera membuat aturan yang dimandatkan dalam UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Presiden secara terbuka dan melibatkan partisipasi masyarakat.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
5 Lembaga Survei Pastikan Ganjar-Mahfud Juara di Jateng dan DIY
Ganjar tidak menampik jika saat ini seluruh pihak tengah berupaya untuk merebut suara-suara yang ada di Jateng dan DIY.
Baca SelengkapnyaBegini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaPentingnya Peran Perempuan dalam Keluarga Mencegah Kejahatan Digital
Mencegah pencurian data pribadi dengan meningkatkan pengamanan mulai dari gadget sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
9 Cara Ampuh untuk Menenangkan Kecemasan
Beberapa orang mengalami kecemasan yang mungkin menjadi berlebihan dan mengganggu. Lantas, bagaimana cara mengatasi kecemasan tersebut? Yuk, simak caranya!
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaGejala ISPA pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.
Baca SelengkapnyaNestapa Nenek Amsiah, Lagi Pules Tidur Tertimpa Atap Ambruk dan Meninggal Dunia
Hujan disertai angin kencang di Depok menyebabkan sejumlah rumah mengalami karena ambruk.
Baca SelengkapnyaDatangi Makam Ibu yang Terdampak Banjir, Aksi Perempuan Ini Curhat Kesepian Jalani Sahur Sendiri Tuai Haru
Kehilangan orang terkasih merupakan kondisi berat yang tak mudah untuk dilalui.
Baca Selengkapnya10 Dampak Buruk dari Kebiasaan Membuka Ponsel Langsung saat Baru Bangun Pagi Hari
Langsung membuka ponsel saat bangun pagi hari merupakan hal yang dilakukan oleh banyak orang dan bisa menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan.
Baca Selengkapnya