Jateng Akan Buat Vaksin Covid-19 Sendiri, Ini 3 Faktanya
Merdeka.com - Mengingat kondisi masa pandemi yang tak kunjung berakhir, umat manusia menggantungkan keberadaan vaksin untuk tetap bertahan dari serangan Virus Corona. Datangnya Vaksin Sinovac di Tanah Air membuka harapan itu, khususnya bagi warga negara Indonesia. Namun, keberadaan vaksin itu terbatas sehingga tak bisa diberikan pada semua orang.
Menyadari kondisi tersebut, Provinsi Jawa Tengah berinisiatif untuk membuat vaksin sendiri. Dilansir dari kanal YouTube Ganjar Pranowo pada Minggu (17/1), sebanyak 200 perusahaan di Jawa Tengah sedang berproses membuat vaksin COVID-19. Lalu sudah sejauh mana proses itu dilakukan? Dan kapan vaksin itu akan disebarkan? Berikut selengkapnya:
Vaksin yang Unik
©YouTube/Ganjar Pranowo
dr. Yetty Movieta Nency, SpAK, ILCBD, peneliti vaksin dari Universitas Diponegoro (Undip) menjelaskan bahwa pihaknya tengah mengembangkan sebuah vaksin COVID-19. Proyek pengadaan vaksin itu sendiri dilakukan oleh RS dr. Kariadi bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Undip dan berada dalam pengawasan Badan Litbang Kementerian Kesehatan.
Yetty mengatakan, vaksin yang dikembangkan ini nantinya akan menjadi vaksin yang unik. Dia menjelaskan, vaksin itu dibuat dengan menggunakan darah seorang pasien yang kemudian diproses menjadi vaksin. Lalu setelah jadi, vaksin itu akan disuntikkan pada pasien itu sendiri.
“Setelah darah kita jadi vaksin, lalu vaksin itu disuntikkan pada kita lagi. Tapi ini perlu waktu kira-kira seminggu. Jadi karena dari kita sendiri, efek sampingnya lebih kecil, tapi proses untuk membuat vaksin ini memang agak lama,” ungkap Yetty dikutip dari kanal YouTube Ganjar Pranowo.
Minim Efek Samping
©YouTube/Ganjar Pranowo
Yetty menjelaskan, sejauh ini, proses pembuatan vaksin telah melewati tahap pertama yaitu dengan memberikan vaksin kepada 27 subjek. Dari tahap pertama inilah diketahui bahwa efek samping yang ditimbulkan dari vaksin ini sangat minimal. Selanjutnya, Yetty akan melaporkan hasil penelitian tahap pertama itu ke pihak-pihak terkait.
“Setelah dari mereka menyatakan aman, lalu kita akan maju ke tahap dua. Jadi karena ini masa pandemi prosesnya agak kita percepat. Tetapi syarat utama tetap safety subjek nomor satu,” jelas Yetty.
Sama dengan Obat
©YouTube/Ganjar Pranowo
Yetty menjelaskan, pada dasarnya vaksin itu sama dengan obat-obatan lainnya yaitu pasti memiliki efek samping. Jadi dia mengimbau agar masyarakat jangan termakan isu yang menakutkan tentang vaksin.
“Jadi vaksin kita ini bukan uji coba lagi karena sudah mendapat lisensi. Sebelum mendapat lisensi ada pahlawan-pahlawan penelitian, yaitu subjek-subjek yang tanpa mereka kita tidak bisa memberikan vaksin bagus. Jadi sekarang kita sudah bisa memberikan pada masyarakat luas,” kata Yetty dikutip dari YouTube Ganjar Pranowo pada Minggu (17/1).
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnya