Inspiratif, Ini Kisah Penyintas COVID-19 di Semarang Donorkan Plasma Konvalesen
Merdeka.com - Di tengah harapan masyarakat akan datangnya vaksin, sebenarnya ada satu lagi cara ampuh yang bisa membuat seseorang tak mempan terkena Virus Corona, yaitu dengan memberikan plasma konvalesen. Bahkan menurut Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, cara ini sebenarnya lebih ampuh dibandingkan dengan pemberian vaksin.
Berbeda dengan vaksin, plasma konvalesen hanya bisa diberikan oleh orang yang sudah pernah terkena COVID-19 yang otomatis membuat mereka mempunyai antibodi. Antibodi inilah yang disimpan di dalam plasma konvalesen. Plasma ini juga bisa didonorkan kepada pasien yang terkena COVID-19 agar dia bisa memiliki antibodi untuk melawan virus serupa.
Berbekal penjelasan itu, seorang warga Semarang yang juga merupakan Kepala Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 4, Muhamad Nurul Huda Dwi Santoso, tergugah hatinya membantu sesama dengan mendonorkan plasma konvalesen miliknya.
Dengan mendonorkan plasmanya, Nurul Huda berusaha mengambil hikmah atas musibah yang pernah menimpa dirinya. Berikut selengkapnya:
Alasan Ingin Mendonorkan Plasma Darah
©jatengprov.go.id
Agar bisa mendonorkan plasma darahnya, Nurul Huda harus menjalani serentetan tahapan. Setelah melalui tahapan itu, baru diketahui apakah dia layak untuk mendonorkan plasmanya. Setelah diketahui bahwa dia layak, Nurul Huda mengaku melakukan donor plasma darah hingga dua kali.
Motivasi Nurul Huda untuk melakukan hal itu adalah dia percaya bahwa, di balik penyakit Corona yang pernah ia derita, selalu ada hikmah, salah satunya antibodi di tubuhnya. Selain itu dia ingin agar hidupnya bisa memberi manfaat bagi sesama.
“Bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama,” ucap Nurul dikutip dari Jatengprov.go.id pada Jum’at (1/1).
Berguna Bagi Pasien COVID-19
©jatengprov.go.id
Walaupun evektifitas metode pemberian plasma konvalesen ini masih dalam tahap penelitian, namun seorang penerima palsma darah asal Semarang yang kemudian sembuh dari COVID-19, dr. Shofa Chasani, mengakui bahwa pemberian plasma darah ke tubuhnya mempercepat penyembuhannya dari COVID-19. Saat menderita COVID-19 beberapa bulan lalu, Shofa mengatakan dia sempat merasakan sesak napas. Oleh dokter yang merawatnya, dia diberi plasma konvalesen.
Setelah diberi plasma, dia merasa kondisi tubuhnya lebih baik dan sesak napas menjadi berkurang. Hari demi hari, kondisi tubuhnya semakin membaik walau tidak serta-merta dia sembuh dengan cepat.
“Plasma konvalesen itu pasti ada gunanya. Walaupun pada pasien lain belum tentu, karena ada efek samping dan sebagainya. Secara pribadi, pada waktu diberikan plasma itu merasakan lebih baik. Di samping obat-obat yang lain,” kata Shofa.
Kriteria Pendonor Plasma Darah Konvalesen
©jatengprov.go.id
Sementara itu Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Semarang, dr. Ana Kartika menjelaskan, bahwa ada beberapa kriteria seseorang bisa menjadi pendonor plasma konvalesen di antaranya: berusia 18-70 tahun, lalu PMI akan memeriksa jenis antibodi pasien. Namun Ana menjelaskan dari semua pasien COVID-19 yang diberikan plasma, mereka memberi respons yang bagus.
Adapun untuk meningkatkan jumlah pendonor plasma, biasanya PMI berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan pendataan pada pasien COVID-19 yang telah sembuh. Setelah itu barulah mereka menghubungi pasien yang sembuh itu apakah bersedia memberikan plasma darahnya.
“Di Kota Semarang, kami sudah mengambil donor sekitar 100 orang pendonor. Jadi kami bisa menghasilkan 250 kantong darah dari awal kami mengambil plasma,” kata Ana dikutip dari Jatengprov.go.id.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaViral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian
Petugas Damkar akhirnya berhasil melepas kaleng tersebut dalam waktu 5 menit. Aksi tersebut disambut histeris orang tua bocah itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat
Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami
Gejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.
Baca Selengkapnya