Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ilmuwan Asal Jogja Ciptakan Alat Pendeteksi Alien, Ini 3 Faktanya

Ilmuwan Asal Jogja Ciptakan Alat Pendeteksi Alien, Ini 3 Faktanya Ilustrasi Alien. ©2012 voices.washingtonpost.com

Merdeka.com - Kehidupan luar angkasa memang penuh misteri. Mitos keberadaan alien masih terus dipertanyakan. Beberapa penampakan-penampakan benda asing di langit memperkuat hal itu. Namun masih banyak pula dari mereka yang tidak percaya.

Venzha Christ, seorang pengamat luar angkasa yang juga menjadi Direktur Indonesia Space Society (ISSS) ingin membuktikan keberadaan alien. Untuk itulah ia menciptakan karya berupa alat pendeteksi alien.

Dilansir dari Liputan6.com pada Selasa (1/9), karya ini akan dipamerkan pada perhelatan di dua negara, yakni pada Yokohama Triennale 2020 di Jepang dan Bangkok Art Biennale 2020 di Thailand. Dalam karyanya ini, ia berusaha untuk mewujudkan kolaborasikonkret antara seni dan luar angkasa.

Ciptakan Alat Pendeteksi Alien

Untuk mengikuti pameran di Jepang, Venzha membuat alat simulasi berupa penangkap frekuensi dari luar angkasa yang berwujud antena. Alat yang berbentuk trapesium setinggi 3,5 meter itu diberi judul “Evolution of The Unknown #07”.

Alat itu bekerja dengan mengubah suara dari luar angkasa ketika sudah sampai di bumi. Dengan begitu suara itu bisa didengar oleh telinga manusia.

“Analoginya alat ini bisa menangkap gelombang dari luar angkasa supaya bisa didengar dan dilihat oleh manusia. Selain itu gelombang ini juga bisa menunjukkan adanya peradaban atau entitas asing yang belum teridentifikasi di luar bumi. Jadi jangan dibayangkan serta merta alien itu adalah makhluk luar angkasa yang kerap digambarkan di film-film,” ungkap Venzha.

Kritik Rencana Ekspansi Manusia ke Mars

Selain membuat karya untuk pameran di Jepang, Venzha juga membuat karya yang akan dipamerkan di Thailand. Untuk pameran ini Venzha membuat tiga konstruksi metal berbentuk globe yang disusun bersama dengan dimensi berukuran empat meter.

Karyanya itu ia beri judul “MARS IS (NOT) A SIMULATION – a terraforming paradox after the mission”. Dalam karyanya ini dia berusaha mengkritisi rencana ekspansi manusia dari Bumi ke Planet Mars.

“Saya tidak setuju membangun koloni di Mars karena kondisi di sana tidak layak dihuni manusia. Tetapi saya mendukung pembuatan laboratorium luar angkasa di Mars dan mengembalikan pengetahuannya untuk peradaban bumi,” jelas Venzha dikutip dari Liputan6.com.

Mewujudkan Astronomical Art

Di kedua pameran tersebut, Venzha berusaha mewujudkan apa yang dinamakan sebagai “Astronomical Art”. Konsep ini merupakan penggabungan antara pengetahuan luar angkasa dengan seni. Menurut Venzha, seni kerap dipandang sebagai sebuah tambahan estetika saja dari sebuah era keilmuan.

“Ini adalah sebuah stigma yang keliru bila ditilik dalam ranah seni dan teknologi. Manusia selalu ingin berkembang dan berkehendak untuk membuat peradabannya semakin mudah demi berlangsungnya kehidupan,” kata Venzha dikutip Liputan6.com pada Selasa (1/9).

(mdk/shr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ilmuwan Menduga Alien Tidak Mampu Melakukan Perjalanan Antariksa seperti Manusia, Ini Buktinya

Ilmuwan Menduga Alien Tidak Mampu Melakukan Perjalanan Antariksa seperti Manusia, Ini Buktinya

Berdasarkan hasil riset ilmuwan, ada kemungkinan memang alien sulit melakukan perjalanan antariksa seperti manusia.

Baca Selengkapnya
Sedang Mendaki Bukit, Keluarga Ini Lihat Penampakan Aneh yang Diklaim Alien, Begini Sosoknya

Sedang Mendaki Bukit, Keluarga Ini Lihat Penampakan Aneh yang Diklaim Alien, Begini Sosoknya

Klaim ini menjadi pro dan kontra. Bahkan juru bicara pemerintah setempat tak serius menanggapinya.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Ini Menyebut Ada Berapa Faktor Kenapa Alien Tak Bisa Dilihat Manusia

Ilmuwan Ini Menyebut Ada Berapa Faktor Kenapa Alien Tak Bisa Dilihat Manusia

Dugaannya karena banyak faktor yang menyebabkan kenapa Alien tak kunjung dilihat Manusia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fakta Menarik Batu Alien, Lontaran Material Besar dari Letusan Gunung Merapi yang Bentuknya Disebut Mirip Wajah Manusia

Fakta Menarik Batu Alien, Lontaran Material Besar dari Letusan Gunung Merapi yang Bentuknya Disebut Mirip Wajah Manusia

Batu ini muncul dari letusan Gunung Merapi tahun 2010.

Baca Selengkapnya
Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek

Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek

Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.

Baca Selengkapnya
Setelah Mars, Kini Ilmuwan Sebut Venus Juga Bisa Dihuni Manusia

Setelah Mars, Kini Ilmuwan Sebut Venus Juga Bisa Dihuni Manusia

Dilansir dari Newsweek, planet ini yang semula dianggap sebagai lingkungan yang tidak bersahabat, kini menjadi fokus para ilmuwan. Simak selengkapnya disini!

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Salah Sangka Benda Aneh ini Dikira Sampah Luar Angkasa, Ternyata Petunjuk Penting Manusia untuk Bisa Hidup Antar Planet

Ilmuwan Salah Sangka Benda Aneh ini Dikira Sampah Luar Angkasa, Ternyata Petunjuk Penting Manusia untuk Bisa Hidup Antar Planet

Awalnya dianggap sepele. Karena benda ini berada di ribuan satelit luar angkasa.

Baca Selengkapnya
Mantan Astronot NASA Klaim Alien Ingin Ciptakan Perdamaian di Bumi, Pernah Bantu Selamatkan Amerika dari Perang Nuklir

Mantan Astronot NASA Klaim Alien Ingin Ciptakan Perdamaian di Bumi, Pernah Bantu Selamatkan Amerika dari Perang Nuklir

Astronot ini mengklaim pesawat makhluk luar angkasa (UFO) pernah mendarat di Bumi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ilmuwan Ungkap Fakta Baru Mumi Alien yang Bikin Geger di Peru, Ternyata Bukan dari Luar Angkasa

FOTO: Ilmuwan Ungkap Fakta Baru Mumi Alien yang Bikin Geger di Peru, Ternyata Bukan dari Luar Angkasa

Temuan fakta baru terkait mumi alien misterius itu diungkap arkeolog forensik di Institute of Legal Medicine of Peru.

Baca Selengkapnya