Harga Padi Petani Cilacap Turun saat Masa Panen, Ternyata Ini Penyebabnya

merdeka.com Sekitar 3 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Supriyanto, mengatakan bahwa sebagian wilayah pertanian di Kabupaten Cilacap sudah memasuki masa panen padi untuk musim tanam pertama tahun 2020/2021. Kendati demikian, harga padi di wilayah tersebut justru mengalami penurunan.

Supriyanto menjelaskan, masa panen itu sudah berlangsung selama seminggu, terutama di wilayah timur seperti Kecamatan Adipala, Maos, Binangun, dan Sampang. Dia juga menjelaskan bahwa masa panen padi di wilayah barat waktunya tidak akan terlalu berbeda dengan wilayah timur.

“Potensi luasan panen di wilayah timur Cilacap hingga bulan Maret 2021 mencapai kisaran 10.000 hektare. Walaupun kualitas gabah dari hasil panen petani di wilayah tersebut tergolong bagus, namun harganya cenderung turun,” kata Supriyanto dikutip dari ANTARA pada Selasa (9/2).

Lalu apa yang menyebabkan harga gabah di sana mengalami penurunan? Berikut selengkapnya:

Harga Turun

002 hery h winarno

Supriyanto menjelaskan, Kabupaten Cilacap lebih dulu memasuki masa panen dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten di sekitarnya. Sementara itu berdasarkan pengalamannya di tahun-tahun sebelumnya, harga gabah cenderung tinggi saat masa awal panen dan akan berangsur turun saat memasuki masa panen raya.

“Saat awal masa panen sebelumnya, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani bisa mencapai Rp5.000 per kilogram. Namun pada awal panen kali ini harganya cuma Rp 4.000 per kilogram. Bahkan tadi saya dapat informasi dari petani Binangun harganya sekarang sudah turun menjadi Rp3.800 per kilogram,” jelas Supriyanto.

Penyebab Turunnya Harga

ilustrasi beras

©Pixabay/allybally4b

Berdasarkan keterangan yang ia terima dari petani, turunnya harga itu disebabkan oleh penyerapan atau pembelian gabah oleh Bulog belum berjalan karena gudang penyimpanannya masih penuh. Terkait hal ini, dia khawatir harga gabah di tingkat petani makin terpuruk ketika memasuki panen raya yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan Maret-April.

“Ini baru awal masa panen saja harganya kurang bagus, khawatir saat panen raya makin turun. Dari sisi pangan, Cilacap sebenarnya kecukupan pangan, cuma kalau harganya kurang bagus, petani ya akan teriak,” ungkap Supriyanto dikutip dari ANTARA.

Bulog Banyumas Siap Beli Gabah Hasil Petani

006 anwar khumaini

Sementara itu dari Banyumas, Perum Bulog siap membeli gabah hasil panen petani di wilayah eks Karasidenan Banyumas yang meliputi wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. Terkait hal itu, Pemimpin Cabang Perum Bulog Banyumas, Dani Satrio mengaku bahwa dia telah menerjunkan satuan kerja-nya ke berbagai wilayah yang telah memasuki masa panen guna memantau dan membeli gabah dari petani.

“Bahkan, kami juga telah melakukan pembelian gabah dari petani. Jumlahnya sebanyak 211 ton setara beras,” kata Dani.

Harga Pembelian Bulog

005 anwar khumaini

Terkait dengan harga pembelian gabah dari petani, Dani mengatakan bahwa pihaknya masih mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras.

Dalam peraturan itu, dijelaskan bahwa HHP untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 4.200 per kilogram, sedangkan harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan sebesar Rp 5.250 per kilogram dan di gudang bulog sebesar Rp 5.300 per kilogram. Sementara itu harga beras di gudang Bulog sebesar Rp 8.300 per kilogram.

“Kami akan mengoptimalkan pengadaan atau pembelian gabah dari petani agar target penyerapan yang ditetapkan untuk tahun 2021 yang sebesar 33.300 ton setara beras dapat tercapai,” kata Dani dikutip dari ANTARA pada Selasa (9/2).

(mdk/shr)

ATAU

Geser ke atas Berita Selanjutnya