Fakta Sejarah Pesanggrahan Ambarketawang, Cikal Bakal Keraton Yogyakarta

Minggu, 19 Maret 2023 11:35 Reporter : Shani Rasyid
Fakta Sejarah Pesanggrahan Ambarketawang, Cikal Bakal Keraton Yogyakarta Pesanggrahan Ambarketawang. ©YouTube/Paniradya Kastimewan

Merdeka.com - Sekitar 5 kilometer di sebelah barat Kota Yogyakarta, ada sebuah petilasan bernama Pesanggrahan Ambarketawang. Pada zaman dulu, tempat ini digunakan sebagai tempat tinggal sementara Pangeran Mangkubumi untuk menunggu selesainya pembangunan Keraton Yogyakarta.

Pangeran Mangkubumi, atau yang kemudian populer dengan nama Sri Sultan Hamengkubuwono I, mulai menempati Pesanggrahan Ambarketawang setelah disahkannya Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755.

Dilansir dari kanal YouTube Paniradya Kaistimewan, Situs Ambarketawang berasal dari kata “ambar” yang artinya harum, dan “ketawang” yang berarti atas atau tinggi.

Lalu seperti apa sejarah dari Pesanggrahan Ambarketawang? Berikut selengkapnya:

2 dari 4 halaman

Catatan Sang Penjelajah

pesanggrahan ambarketawang
©YouTube/Paniradya Kastimewan

Seorang penjelajah asal Eropa, Franz Wilhelm Junghuhn, mendatangi Pesanggrahan Ambarketawang pada tahun 1845. Saat itu Junghuhn membuat lukisan Pesanggrahan Ambarketawang dengan sangat indah.

Dalam catatannya tentang bangunan itu, Junghuhn menulis bahwa Pesanggrahan Ambarketawang dibangun sultan di sebuah tempat yang tinggi di seberang sungai tenggara Gunung Gamping. Dari sana sultan dapat melihat pemandangan hijau dipenuhi pohon kelapa dan rumpun bambu.

3 dari 4 halaman

Terkuburnya Pesanggrahan Ambarketawang

pesanggrahan ambarketawang
©YouTube/Paniradya Kastimewan

Setelah Keraton Yogyakarta selesai dibangun, pada 7 Oktober 1956, Sri Sultan HB I beserta keluarga dan kerabat berpindah dari Pesanggrahan Ambarketawang ke Keraton Yogyakarta. Kepindahan ini tidak diikuti oleh salah seorang abdi dalemnya, Ki Wirosuto.

Ia lebih memilih tetap tinggal di Pesanggrahan Ambarketawang untuk memelihara dan merawat tempat itu. Namun beberapa tahun kemudian, terjadilah bencana. Gunung Gamping yang letaknya bersebelahan dengan pesanggrahan runtuh dan menimpa Ki Wirosuto beserta pengikutnya.

Tahun-tahun berikutnya, kejadian serupa terjadi kembali dan terus memakan korban. anehnya, peristiwa itu selalu terjadi di bulan Sapar.

4 dari 4 halaman

Kondisi Pesanggrahan Ambarketawang Kini

pesanggrahan ambarketawang
©YouTube/Paniradya Kastimewan

Saat ini, kondisi Situs Ambarketawang begitu memprihatinkan. Bahkan bekas kemegahan situs itu sama sekali tak tersisa karena banyak bangunan yang telah runtuh dan rumah-rumah penduduk yang dibangun di sekitarnya.

Oleh karena itu, upaya penyelamatan Situs Ambarketawang merupakan sesuatu yang mendesak. Apalagi situs itu memiliki nilai sejarah yang besar sebagai cikal bakal Keraton Yogyakarta.

“Saat kita bicara tentang tempat, di mana tempat itu menjadi bagian dari sejarah, kita harus duduk bersama karena kita memahami tempat-tempat itu saat ini ada yang sudah jadi hak milik, dan ada yang statusnya perlu ada kejelasan. Jadi kita harus merumuskan, tempat itu akan kita apakan. Apakah hanya sekedar membuat masyarakat tahu bahwa di sana ada tempat itu, atau bagaimana kalau situs itu menjadi sejarah yang luar biasa,” kata Paniradya Pati Paniradya Kastimewan DIY, Aris Eko Nugroho.

[shr]
Topik berita Terkait:
  1. tag
  2. DIY
  3. Jateng
  4. Berita
  5. Sleman
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini