Merdeka.com - Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya sudah turun level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari level 3 ke level 2. Dengan begitu, banyak tempat wisata yang dibuka kembali secara serentak.

Di Kabupaten Gunungkidul misalnya, ada 28 tempat wisata yang sudah dibuka kembali. Hal ini menjadi kabar gembira bagi para wisatawan yang ingin berlibur ke Jogja.

Namun walaupun sudah dibuka, pemerintah setempat menerapkan ketentuan bagi wisatawan yang ingin masuk kawasan objek wisata itu. Ketentuan itu seperti pembatasan kapasitas pengunjung, persyaratan masuk, protokol kesehatan masing-masing wisatawan, penetapan tempat parkir, dan lain sebagainya.

Lantas bagaimana penerapan ketentuan-ketentuan itu pada masing-masing tempat wisata? Berikut selengkapnya:

Pengaturan Ganjil Genap Kendaraan

©2020 Dok. Liputan6 & Brilio

Di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, dinas pariwisata setempat menerapkan pengaturan ganjil genap pada nomor polisi kendaraan untuk melakukan pembatasan terhadap wisatawan yang masuk.

Pada Hari Jumat (22/10), kendaraan dengan nomor genap yang masuk, baru besoknya, Sabtu (23/10) kendaraan dengan nomor ganjil yang masuk, begitu seterusnya. Sementara kendaraan dengan nomor genap yang tidak bisa masuk Pantai Parangtritis pada Hari Jumat (22/10), bisa mengunjungi deretan Pantai Baros hingga Pantai Pandansimo yang juga memberlakukan ganjil-genap yang diatur sebaliknya.

“Akan ada petugas yang mengarahkan sesuai nomor plat kendaraan. Untuk kegiatan arah Parangtritis biasanya ada petugas mulai dari simpang tiga Ngangkruk sampai tempat pemungutan retribusi wisata,” kata Staf Bidang Pemasaran, Seksi Promosi dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Aji dikutip dari ANTARA pada Kamis (21/10).

Kapasitas Tempat Wisata

©2016 Merdeka.com/isn

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, setelah level PPKM di Bantul turun dari level 3 ke level 2 per 19 Oktober 2021, semua objek wisata yang dikelola pemerintah daerah diizinkan buka untuk menerima kunjungan wisata dengan protokol kesehatan yang ketat.

Namun pada setiap tempat wisata itu dibatasi wisatawan hanya memenuhi maksimal 25 persen dari kapasitas tampung yang ada. Dengan dibukanya objek wisata di tengah menurunnya kasus COVID-19 dan menurunnya level PPKM tersebut, diharapkan dapat menggerakkan dan memulihkan perekonomian masyarakat yang sempat terguncang karena pandemi.

“Pemerintah menginginkan pemulihan ekonomi segera terjadi, dan yang kita jadikan pintu masuk yang efektif itu sektor pariwisata. Karena pariwisata itu sektor pengungkit, mendorong sektor perdagangan, industri pengolahan termasuk industri makanan,” kata Abdul Halim dikutip dari ANTARA.

Penyekatan Terhadap Bus Pariwisata

©Instagram.com/condrowibowo

Dibukanya kembali pantai-pantai di Gunungkidul membuat antrean wisatawan yang datang membeludak. Terlebih mereka harus melakukan scan aplikasi PeduliLindungi terlebih dahulu untuk bisa masuk tempat wisata.

Berdasarkan evaluasi tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul akan membuat tiga lokasi transit untuk bus pariwisata sebagai sistem penyekatan awal. Lokasi-lokasi transit itu terdapat di Rest Area Bunder, Terminal Bus Dhaksinarga Wonosari, dan Terminal Bus Semin. Nantinya, petugas pemeriksaan tinggal naik ke bus-bus pariwisata tersebut dan melakukan pemeriksaan pada penumpang di dalam bus sembari bus melanjutkan perjalanan ke tempat wisata. Dengan begini, proses bisa lebih cepat dan antrean kendaraan di tempat wisata bisa dikurangi.