Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data Penerima Bansos di Boyolali Bermasalah, Ini Curhatan Kepala Desa

Data Penerima Bansos di Boyolali Bermasalah, Ini Curhatan Kepala Desa Bansos Beras PPKM Darurat Mulai Disalurkan di Banyuwangi. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah Indonesia telah memberikan sejumlah bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19. Namun dalam praktiknya di lapangan, penyaluran bansos pada warga terdampak COVID-19 seringkali tidak tepat sasaran. Hal itu terjadi di banyak tempat, tak terkecuali di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Dalam sebuah forum virtual bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, salah seorang kepala desa di Boyolali mengaku ada warga yang sudah meninggal tapi hidup lagi. Ganjar bingung dalam memahami pernyataan tersebut.

“Sebentar-sebentar, itu Kades Gunung Simo nulis ada warganya yang mati tapi hidup lagi. Kok mengerikan. Coba Mas dihidupkan, saya pengen ngobrol,” kata Ganjar dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (5/8).

Kepada Ganjar, Yogi, kepala desa itu, menjelaskan maksud pernyataannya. Dia mengatakan, maksud warga yang mati itu hidup lagi adalah, walaupun sudah meninggal, tapi namanya tetap tercatat sebagai penerima bantuan. Kok bisa? Berikut selengkapnya:

Bantuan Tidak Tepat Sasaran

banyuwangi salurkan 3000 bansos beras ke warga tak terdaftar dtks

©2021 Merdeka.com

Mendapat keluhan itu, Ganjar yang sempat tertawa kemudian memahami maksudnya. Dia mengaku, dari beberapa tempat yang ia kunjungi, banyak ditemukan kasus serupa.

“Ada banyak, pak. Sekitar 9-10 kepala keluarga yang sudah meninggal tapi tetap dapat bantuan. Ya terpaksa kami kembalikan karena tidak tepat sasaran. Kami heran padahal dulu sudah diverifikasi, kok munculnya tetap sama. Apa mungkin pakai data lama ya pak?” kata Yogi mengungkapkan kebingungannya.

Bansos Dobel

salurkan sembako ke warga begini penyaluran bansos ppkm darurat di sumut

Instagram/@pemko.medan ©2021 Merdeka.com

Selain Yogi, ada pula Komarudin, Kades Banyuanyar. Dia meminta agar ada pembenahan data bansos karena apa yang diusulkan dari pihak desa berbeda dengan data dari pusat. Selain itu ada pula Kades Senden, Sularsih, yang banyak warganya menerima bansos dobel. “Di desa kami ada 38 warga yang dapat bansos dobel pak. Itu kami alihkan ke warga lain tetap tidak bisa. Bagaimana caranya pak biar bisa dialihkan. Soalnya masyarakat banyak yang butuh,” curhat Sularsih.

Tanggapan Ganjar Pranowo

gubernur jateng ganjar pranowo

©2021 Merdeka.com

Dari curhatan tersebut, Ganjar mengaku sudah mengirim surat ke Kemensos. Dia mengatakan bahwa bansos yang salah sasaran itu tidak serta merta bisa dialihkan ke warga lain karena harus melalui proses tertentu. Oleh karena itu, dia berharap Kemensos segera memberikan data agar bisa diverifikasi langsung di lapangan.

“Sebenarnya tidak banyak, tapi ini menciderai masyarakat. Banyak yang protes dan kades-kades ini jadi pusing. Meskipun sebagian besar sudah benar, tapi yang sedikit ini bisa nyrimpeti,” kata Ganjar dikutip dari Liputan6.com.

(mdk/shr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Nilai Jokowi Boleh Bagikan Bansos, Kecuali Ajak Memilih Paslon

Bawaslu Nilai Jokowi Boleh Bagikan Bansos, Kecuali Ajak Memilih Paslon

Bawaslu sedang berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan Kepala Bulog Bayu Krisnamurthi terkait mekanisme penyaluran bantuan sosial saat kontestasi pemilu.

Baca Selengkapnya
Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat

Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat

Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya

Pemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya

Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
DPR Bakal Panggil Zulhas Buntut Pernyataan Bansos Berasal dari Jokowi

DPR Bakal Panggil Zulhas Buntut Pernyataan Bansos Berasal dari Jokowi

DPR akan memanggil Mendag Zulkifli Hasan buntut pernyataannya terkait bantuan sosial (bansos) berasal dari

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng

Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.

Baca Selengkapnya
Penyaluran Bansos Minta Ditunda di Masa Pemilu, Kepala Bapanas: Makannya Boleh Ditunda Enggak?

Penyaluran Bansos Minta Ditunda di Masa Pemilu, Kepala Bapanas: Makannya Boleh Ditunda Enggak?

Arief mengaku, dirinya telah mendapat penugasan dari pemerintah dalam rapat terbatas untuk tetap menyalurkan bansos pangan.

Baca Selengkapnya