Ciri-ciri Bipolar Ringan dan Cara Perawatannya, Perlu Diketahui

Rabu, 18 Januari 2023 15:51 Reporter : Ayu Isti
Ciri-ciri Bipolar Ringan dan Cara Perawatannya, Perlu Diketahui ilustrasi bipolar disorder. ©www.youtube.com/Dominique Dejean

Merdeka.com - Manusia dianugerahi kemampuan untuk merasakan berbagai macam emosi. Mulia dari senang, kecewa, sedih, hingga murung. Masing-masing emosi ini bisa dirasakan kapan saja tergantung hal apa yang menyebabkan emosi tersebut muncul. Bagi orang normal, tentu perubahan emosi ini dapat dibedakan dengan mudah. Namun tidak untuk orang yang mempunyai gangguan mental bipolar.

Orang yang mengidap gangguan bipolar, biasanya mempunyai suasana hati yang berubah-ubah secara ekstrem atau drastis. Dari perasaan gembira secara tiba-tiba bisa mengalami emosi marah tanpa alasan yang jelas. Lebih parah lagi, sebagian orang yang mempunyai gangguan mental ini tidak menyadari bahwa dirinya mengalami bipolar.

Dalam hal ini, terdapat beberapa jenis bipolar dengan ciri yang berbeda-beda. Mulai dari bipolar I, bipolar II, siklotimik, hingga tipe yang lain. Dari beberapa jenisnya, siklomitik merupakan jenis gangguan bipolar yang lebih ringan. Ciri-ciri bipolar ringan ini pun terbilang unik karena biasanya terjadi pada usia anak atau remaja.

Meskipun ringan, masyarakat perlu memahami dan mewaspadai gejala, penyebab, hingga faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena gangguan bipolar. Dilansir dari Mayoclinic dan Healthline, berikut kami merangkum ciri-ciri bipolar ringan, penyebab, hingga komplikasinya dan cara perawatannya, perlu Anda ketahui.

2 dari 4 halaman

Mengenal Bipolar Ringan (Gangguan Siklotimik)

Sebelum mengetahui ciri-ciri bipolar ringan (gangguan siklotimik), perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan gangguan bipolar siklotimik. Siklotimik merupakan ganggaun suasana hati atau mood yang cukup langka. Biasanya penderita yang mengalami gangguan ini akan merasakan emosi yang naik turun, namun tidak separah yang terjadi pada gangguan bipolar I atau II.

Selain itu, penderita siklotimik juga mungkin mungkin merasa senang atau berada di puncak untuk sementara waktu, diikuti oleh periode rendah ketika sedang merasa agak sedih. Di antara pasang surut siklotimik ini, penderita mungkin merasa stabil dan baik-baik saja.

Meskipun pasang surut siklotimia tidak terlalu ekstrem dibandingkan dengan gangguan bipolar I dan II, sangat penting untuk mencari bantuan dalam mengelola berbagai gejala. Jika tidak hal ini dapat mengganggu kemampuan Anda untuk berfungsi dan meningkatkan risiko gangguan bipolar I atau II.

3 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Bipolar Ringan dan Penyebabnya

Setelah mengetahui kondisi umumnya, terdapat ciri-ciri bipolar ringan yang perlu Anda ketahui. Secara umum, gejala siklotimik bergantian antara emosi tinggi dan rendah. Puncak siklotimik termasuk gejala suasana hati yang meningkat (gejala hipomanik), sedangkan level terendahnya berupa berbagai gejala depresi ringan atau sedang.

Gejala siklotimik mirip dengan gangguan bipolar I atau II, tetapi tidak terlalu parah. Ketika Anda memiliki gangguan siklotimik, Anda biasanya dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, meskipun tidak selalu baik. Namun, sifat tak terduga dari perubahan suasana hati dapat secara signifikan mengganggu hidup Anda karena Anda tidak pernah tahu bagaimana perasaan Anda. Berikut berbagai gejala yang mungkin Anda alami.

Gejala hipomanik

Tanda dan gejala puncak cyclothymia meliputi:

  • Perasaan bahagia atau sejahtera yang berlebihan (euforia)
  • Optimisme yang ekstrim
  • Harga diri yang meningkat
  • Berbicara lebih dari biasanya
  • Penilaian yang buruk yang dapat mengakibatkan perilaku berisiko atau pilihan yang tidak bijaksana
  • Perilaku yang mudah tersinggung atau gelisah
  • Aktivitas fisik yang berlebihan
  • Peningkatan dorongan untuk melakukan atau mencapai tujuan (seksual, pekerjaan terkait atau sosial)
  • Kebutuhan tidur berkurang
  • Cenderung mudah teralihkan
  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi

Gejala depresi

Tanda dan gejala rendahnya cyclothymia mungkin termasuk:

  • Merasa sedih, putus asa atau kosong
  • Sensitif, terutama pada anak-anak dan remaja
  • Kehilangan minat pada aktivitas yang dulu dianggap menyenangkan
  • Perubahan berat badan
  • Perasaan tidak berharga atau bersalah
  • Masalah tidur
  • Kegelisahan
  • Kelelahan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Memikirkan kematian atau bunuh diri

Penyebab

Setelah mengetahui ciri-ciri bipolar ringan dan gejalanya, berikutnya terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab sikotimik. Meskipun tidak diketahui secara spesifik, namun beberapa faktor ini bisa menjadi pemicu terjadinya gangguan siklotimik yaitu sebagai berikut:

  • Genetik atau riwayat keluarga yang mempunyai gangguan siklotimik.
  • Perbedaan cara kerja otak, seperti perubahan neurobiologi otak.
  • Masalah lingkungan, seperti pengalaman traumatis atau periode stres yang berkepanjangan.
4 dari 4 halaman

Cara Perawatan Bipolar Ringan

Setelah memahami ciri-ciri bipolar ringan dan faktor penyebabnya, terakhir akan dijelaskan cara perawatan bipolar ringan atau siklotimik. Perlu dipahami, siklotimik memang merupakan gangguan suasana hati. Namun kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan bipolar yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat.

Biasanya, dokter akan memberikan beberapa konsumsi obat untuk membangu mengelola gejala pada penderita, seperti:

  • Obat penstabil suasana hati seperti lithium.
  • Obat anti kejang atau antikonvulsan.
  • Obat antipsikotil tipikal untuk membantu pasien yang tidak merespon obat kejang.
  • Obat anti kecemasan.
  • Obat anti depresan yang boleh digunakan bersama dengan obat penstabil suasana hati karena dapat menyebabkan episode manik yang berisiko bahaya, jika dikonsumsi sendiri.

Selain itu, penderita siklotimik juga perlu mendapatkan perawatan psikoterapi. Biasanya, terdapat dua jenis metode psikoterapi untuk gangguan siklotimik, yaitu terapi perilaku kognitif dan terapi kesejahteraan mental.

Terapi perilaku kognitif berfokus untuk mengidentifikasi keyakinan dan perilaku negatif untuk diganti dengan keyakinan dan perilaku yang positif dan sehat. Terapi ini juga membantu mengelola stres dan mengembangkan teknik koping bagi pasien.

Sementara terapi kesejahteraan berfokus pada peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan, daripada memperbaiki gejala psikologis tertentu. Studi klinis telah menemukan bahwa kombinasi terapi perilaku kognitif dengan terapi kesejahteraan dapat memberikan peningkatkan yang signifikan pada kehidupan pasien siklotimia.

[ayi]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini