BRI Dorong UMKM: Kisah Dewi Fatimah dan Kue Batik yang Raup Omzet Melejit dari Modal Rp 2 Juta
Sebagai pelaku UMKM yang baru merintis usaha, Dewi merasa sangat terbantu dengan pendampingan dari Rumah BUMN Yogyakarta binaan BRI.
Di balik pintu rumah di Banguntapan, tersembunyi sebuah kisah inspiratif tentang ketangguhan dan kreativitas seorang perempuan bernama Dewi Fatimah. Perempuan berhijab dengan senyum ramah ini menceritakan perjalanan panjang dari hobi membuat kue saat pandemi hingga menjadi bisnis kuliner yang sukses.
Berawal ketika Covid-19 melanda, perempuan yang akrab disapa Dewi ini gemar membuat kue untuk mengisi kegiatan lantaran tak boleh melakukan banyak kegiatan di luar rumah. Sang anak dan suami yang melihat hobi Dewi pun memberi saran agar ia menjual kue buatannya. "Mah, daripada bikin kayak begini mending jualan saja" ujar putrinya.
-
Mengapa Bank Jatim mendukung UMKM binaan di Misi Dagang Bengkulu? 'Keikutsertaan Misi Dagang selama ini menjadi bentuk komitmen bankjatim yang tidak hanya support di bidang pendanaan, tetapi juga menghadirkan solusi bagi perkembangan UMKM di Jawa Timur baik pada sisi promosi maupun akses pasar. Karena itu, kami fasilitasi UMKM binaan bankjatim untuk ikut misi dagang di Bengkulu kali ini,' paparnya.
-
Apa yang BRI dukung untuk UMKM? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya. Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia dimana Amerika Serikat menjadi salah satu negara tujuan ekspor utama.
-
Bagaimana BRI mendukung UMKM? Berbagai program yang dilakukan BRI, termasuk program pemberdayaan, nyatanya terbukti sukses dalam memutar perekonomian secara umum.
-
Apa bantuan yang diberikan BRI kepada pelaku UMKM di Desa Sambirejo? Program Desa BRIlian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Desa Sambirejo turut berkontribusi dalam mengembangkan sektor UMKM penduduk setempat. Di samping memberikan pelatihan atau bantuan alat produksi, mereka juga memberikan uang beasiswa untuk anak-anak pelaku UMKM yang masih bersekolah.
-
Siapa ibu rumah tangga di Bogor yang sukses berbisnis kue? Perempuan bernama Windhy Arisanty itu rupanya bisa mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah hanya dari berjualan kue.
-
Bagaimana Bank BRI membantu UMKM jambu kristal? Dengan adanya bantuan dari Bank BRI tersebut, perekonomian warga desa juga semakin meningkat. 'Penerima manfaat dari BRI untuk desa ini sangat banyak. Mulai pemberian modal untuk petani jambu, pemasaran secara digital, BRI Menanam, CSR mesin keripik, pameran dan beasiswa anak prestasi,'
Dorongan sederhana dari keluarga tercintamembu at Dewi terketuk membangun usaha makanan. Namun, ia ingin menjual kue unik. Setelah menulusuri, ia pun terlintas kue bermotif batik. Dengan modal Rp 2 juta rupiah, ia pun meluncurkan usaha roti bermotif batik dengan merek Mr. One Cake and Cookies.
"Nah tapi pengen beda, enggak kayak kue-kue biasa. Makanya aku ambil kue bolu batik. Jadi kita ada ciri khas khusus gitu, kalau bolu gulung, brownies dimana-mana ada. Tapi yang ada batiknya itu belum ada," ujar Dewi saat ditemui Merdeka.com pada Sabtu (28/11).
Dewi menambahkan kue motif batik khas Nusantara memberikan keunikan tersendiri. Dengan motif ini, produk menjadi lebih mudah diingat dan terasa istimewa, seperti halnya Yogyakarta yang identik dengan budaya batiknya.Selain bolu bermotif batik, Dewi juga mahir membuat brownies, donat, hingga bakpia dengan motif batik. Selain menarik secara visual, roti ini juga dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, sehingga tetap mengedepankan kesehatan dan kualitas
Dewi tidak hanya menjual kue basah dengan motif batik yang menarik, tetapi juga menawarkan produk kue kering yang sangat diminati, yaitu Banana Raisin dan Melinjo Parties. Melinjo Parties adalah cookies unik yang memadukan keripik melinjo dengan chocochips manis. Kombinasi ini menghasilkan rasa gurih, manis, dan tekstur yang renyah. Sementara itu, Banana Raisin adalah camilan manis yang terbuat dari pisang ambon dan kismis yang diolah menjadi cookies dengan tekstur crunchy di luar namun lembut di dalam.
Menariknya, seluruh keahlian membuat kue ini dipelajari Dewi secara otodidak melalui YouTube. Ia mengembangkan kreativitasnya mulai dari menghias kue basah dengan ukiran batik yang cantik hingga menciptakan kue kering yang renyah dan unik.
Rumah BUMN Yogyakarta Binaan BRI Dampingi Dewi
Dewi, yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai bank, masih awam dalam merintis usaha. Untuk belajar lebih jauh, ia bergabung dengan Rumah BUMN Yogyakarta (RuBY) pada 2020. Melalui program ini, Dewi dan pelaku UMKM lainnya mendapatkan pendampingan khusus, mulai dari pelatihan penjualan online hingga cara menghitung laba secara profesional. Rumah BUMN Yogyakarta binaan BRI pun menjadi titik balik penting dalam perjalanan usaha Dewi.
Sebagai pelaku UMKM yang baru merintis usaha, Dewi merasa sangat terbantu dengan pendampingan dari RuBY. Ia mendapatkan pelatihan berharga, mulai dari cara memasarkan produk secara online hingga menghitung laba dengan lebih profesional, yang membantunya mengelola bisnis dengan lebih percaya diri.
“RuBY ini sangat membantu saya. Benar-benar dibina dari awal. Saya yang tidak mengerti apa-apa diajarin semuanya. Diajarinnya juga bertahap, mulai dari legalitas, halal, pemasaran bahkan hingga pembukuan” ujar Dewi.
Usaha Mr One Cake and Cookies kini sudah memiliki perizinan NIB (Nomor Induk Berusaha), PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), Halal, Co Branding Jogjamark, Haki (Hak kekayaan intelektual) hingga SNI (Standar Nasional Indonesia).
Dewi memasarkan produknya secara offline dan online. Dalam offline, Dewi memaksimalkan pemasaran dari mulut ke mulut atau word of mouth (WOM) dan juga lapak di tempat strategis, seperti Bakpia Kukus Tugu Jogja dan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Transmart se-Jawa dan Bali, Ambarukmo Plaza dan toko oleh-oleh lainnya.
Dalam pemasaran online, Dewi yang kini menginjak usia 53 tahun, mengaku masih kurang fasih dengan dunia digital. RuBY juga memberikan pelatihan bagaimana memanfaatkan teknologi digital secara optimal untuk berbisnis. Jika mulanya hanya memasarkan di WhatsApp, kini Dewi mulai mencoba menjual produknya di akun Instagram @gudangcakemr.one.
"Yaa namanya juga emak-emak yaa, masih bingung kalau sosial media. Kalau dulu cuma keliatan bagus upload di WhatsApp, sekarang mulai belajar ambil foto bagus gimana dan diunggah di Instagram. Di sana, kami diajarkan digital marketing, cara membuat video, google bisnis dan berjualan di media sosial, yang tentunya membantu memperluas pasar melalui platform digital." tambah Dewi.
Selama 4 tahun bergabung, Dewi masih aktif mengikuti pelatihan Rumah BUMN Yogyakarta binaan BRI. Kini, Dewi mengambil pelatihan yang ia rasa perlu untuk menunjang bisnisnya seperti digital marketing. Selain peltihan, perempuan berhijab dan berkacamata ini mengungkapkan juga ada sharing session sesama pelaku UMKM yang menambah ilmu juga relasi.
“Sampai sekarang masih ikut, masih ada pertemuan. Tapi saya ikut sesuai dengan yang saya butuhkan saja. Tak melulu pelatihan di kelas saja kok, ada juga sharing session dengan sesama pelaku UMKM ” ujar Dewi.
Selain itu, Rumah BUMN Yogyakarta ini juga membantu memasarkan Mr. One Cake and Cookies. Seperti pojok UMKM di BRICafe x Couvee yang terletak di Jalan Sagan Timur No. 123, Gondokusman, Kota Yogyakarta. RuBY juga membuat video produk UMKM dan diunggah di akun Instagram Rumah BUMN Yogyakarta.
Modal Rp 2 Juta, Kini Omzetnya Capai Rp 10 Juta
Produk-produk dari Mr One Cake and Cookies menawarkan kualitas dan cita rasa terbaik dengan harga yang terjangkau. Untuk pencinta kue basah, tersedia Bolu Batik dengan harga Rp80.000, serta Bakpia Batik isi 5 yang dijual seharga Rp25.000 dan Bakpia Batik isi 10 dengan harga Rp50.000. Selain itu, ada pilihan kue kering yang tak kalah menarik, seperti Banana Raisin dan Melinjo Parties, masing-masing dibanderol dengan harga Rp15.000 saja.
Dalam satu bulan, produksi Mr One Cake and Cookies disesuaikan dengan pesanan (pre-order) untuk kue bermofit batik. Dengan pesanan paling banyak hingga 90 pcs per bulan. Sementara itu, produk kue kering seperti Banana Raisin dan Melinjo Parties masing-masing mencapai sekitar 3.000 pcs per bulan.
Dari sisi penjualan, omzet bulanan berkisar antara Rp5 juta hingga Rp10 juta. Setelah aktif mengikuti pelatihan dan program pendampingan di Rumah BUMN Yogyakarta, omzet tersebut mengalami peningkatan signifikan hingga sekitar 50 persen.
"Setelah ikut program Rumah BUMN, omzet saya mengalami kenaikan sekitar 50 persen. Modal awal saya Rp 2.000.000, dan omzet penjualan per bulan berkisar antara Rp 5-10 juta" ujar Dewi.
Jangkauan Pasar yang Lebih Luas
Dewi Fatimah memulai perjalanan bisnisnya dengan usaha Mr. One Cake and Cookies yang awalnya belum dikenal banyak orang. Namun, berkat kerja keras dan pendampingan dari Rumah BUMN, produk Dewi mulai mendapatkan perhatian.
“Setelah ikut program Rumah BUMN, produk yang awalnya tidak dikenal, kini jadi banyak diketahui orang. Berawal dari ikut pelatihan hingga bisa ikut bazar di BRILianpreneur. Bisa dibilang usaha saya sekarang sudah 'naik kelas'," ujar Dewi mengenang perjalanannya.
Dukungan dari BRI semakin memperluas jangkauan pasar Dewi. Berkat bantuan digitalisasi, produk Dewi kini dapat dikenal lebih luas, bahkan sampai dipromosikan di ajang bergengsi seperti UMKM BRILianpreneur Expo 2022 di Jakarta.
Kini setelah empat tahun menjalani dunia bisnis, Mr. One Cake and Cookies berhasil menarik perhatian berbagai pelanggan, mulai dari wisatawan luar Yogyakarta hingga warga setempat. Banyak pelanggan yang menemukan usaha Dewi melalui Google Bisnis di Google Maps.
Salah satu cerita menarik datang dari seorang ibu yang sengaja mengunjungi tempat produksi Mr. One Cake and Cookies di Perum Banguntapan Permai D26, Yogyakarta. Ibu tersebut menyatakan bahwa anaknya sangat menyukai rasa Banana Raisin dari kue Dewi.
"Ada seorang ibu yang sengaja datang ke sini usai mencicipi Banana Raisin, padahal bisa beli di toko-toko. Ibu itu bilang daripada anaknya makan snack di luar yang berbau micin, lebih baik beli di sini. Dan anaknya sangat suka Banana Raisin," ujar Dewi mengenang pelanggan setianya.
Selain itu, Erwin, salah seorang pelanggan setia, juga memberikan testimoni positif mengenai produk Dewi. Menurutnya, kue bolu batik yang dihasilkan oleh Dewi memiliki daya tarik yang unik. "Kue bolu batik yang nyeni dan cantik, rasanya enak," ujar Erwin dengan penuh apresiasi.
Pesan untuk Pengusaha UMKM
Melalui pengalaman panjangnya dalam merintis usaha, Dewi memiliki pesan penting untuk para pelaku usaha UMKM yang baru memulai.
“Komit dan konsisten. Jangan terlalu banyak jenis produk, tapi fokus pada satu produk dan terus kembangkan variannya. Kalau kebanyakan produk, malah kurang fokus dan akhirnya tidak terjual,” ujar Dewi menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam mengembangkan usaha.
Selain sibuk berbisnis, Dewi juga sering diundang sebagai pembicara atau instruktur dalam berbagai pelatihan. Salah satunya, ia pernah menjadi instruktur pelatihan olahan cake di Lapas Perempuan, memberikan keterampilan kepada para penghuni yang akan kembali ke masyarakat. Selain itu, Dewi juga pernah memberikan pembekalan kepada pegawai Pemkot Yogyakarta yang akan memasuki masa pensiun pada 2023 lalu.