Berusia 174 Tahun dan Belum Pernah Direvitalisasi, Ini Sejarah Gedung Kavaleri Solo
Merdeka.com - Berkunjung ke Keraton Mangkunegaran serasa bernostalgia dengan masa lalu. Apalagi banyak bangunan yang merupakan peninggalan masa kolonial. Salah satu bangunan bersejarah itu adalah Gedung Kavalerie-Artilerie.
Adipati Mangkunegaran X, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo mengatakan kalau gedung Kavaleri belum pernah direvitalisasi sejak dibangun pada zaman Mangkunegara IV.
“Kavaleri selesai dibangun di era Mangkunegoro ke-IV. Kavaleri ini berupa istal kuda dan barak legiun Mangkunegaran, keprajuritan Mangkunegaran,” kata Mangkunegoro X dikutip dari ANTARA pada Jumat (27/1).
Lantas seperti apa keunikan bangun bersejarah itu? Berikut selengkapnya:
Markas Legiun Mangkunegaran
©puromangkunegaran.com
Dilansir dari Surakarta.go.id, Gedung Kavaleri didirikan pada tahun 1853 dan selesai dibangun pada tahun 1874, tepat pada masa pemerintahan Mangkunegoro IV. Dulunya, fungsi gedung itu adalah sebagai Markas Legiun Mangkunegaran. Di sana juga terdapat Pamedan sebagai lapangan untuk latihan para pasukan Legiun Mangkunegaran.
Sebagai bangunan cagar budaya, gedung itu telah mendunia karena pernah dipakai untuk latar dalam pagelaran Solo International Performing Art tahun 2010. Sedang pada tahun 2012, gedung itu digunakan lagi sebagai latar pagelaran Solo International Ethnic Music dengan pencahayaan yang spektakuler.
Tanggapi Pernyataan Prabowo
©Surakarta.go.id
Kesejarahan bangunan Legiun Mangkunegaran menarik perhatian tokoh nasional yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto untuk merevitalisasi gedung tersebut.
Namun menanggapi keinginan Prabowo, Mangkunegoro X belum ingin menyampaikan banyak hal. Ia menilai ketertarikan Prabowo untuk merevitalisasi bangunan itu karena ketertarikannya pada sejarah. Ia pun menilai sebenarnya rencana tersebut bisa saja dilakukan seperti yang sudah dilakukan pada Taman Pracima
“Apa yang kami buat bagian dari sejarah, jadi akar untuk berkembang. Seperti Taman Pracima yang dilihat dari seratus tahun lalu, tapi dilihat hari ini masih sangat relevan dan menunjang kebudayaan di Solo,” kata Mangkunegoro X dikutip dari Antara.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda, Ada di Puncak Bukit Kota Semarang
Tempat itu biasa digunakan orang untuk bersemedi dan menenangkan diri.
Baca SelengkapnyaKaesang Kunjungi Rumah Pengasingan hingga Perenungan Bung Karno di Ende NTT
Kaesang berharap agar situs sejarah tersebut dapat direvitalisasi untuk generasi selanjutnya. Dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenjelajahi Bangunan Tua di Ambarawa, dari Bekas Rumah Pemotongan hingga Pabrik Batik
Hingga kini, masih dijumpai bangunan-bangunan kuno peninggalan kolonial di Ambarawa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengulik Sejarah Berdirinya Stasiun Cikajang, Stasiun Kereta Api Tertinggi di Asia Tenggara
Kini kondisi bangunan bekas Stasiun Cikajang benar-benar memprihatinkan
Baca SelengkapnyaMenengok Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Suasana Asri dengan Sentuhan Arsitektur Klasik
Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca Selengkapnya4 Keunikan Gedung Bakorwil Madiun, Bangunan Megah Mirip Istana Merdeka
Bangunan dengan gaya eropa pertama yang berdiri di karesidenan Madiun
Baca SelengkapnyaSejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Dulu, busana ini memiliki makna yang digunakan hanya pada acara-acara formal. Namun, zaman telah berubah, kini telah melebur menjadi pakaian sahari-hari.
Baca SelengkapnyaMenilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaMenguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai
Stasiun itu merupakan salah satu stasiun penting di jalur kereta api Jogja-Magelang.
Baca Selengkapnya