Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berawal dari Kraton Solo, Begini Sejarah Tradisi Sungkeman dalam Budaya Jawa

Berawal dari Kraton Solo, Begini Sejarah Tradisi Sungkeman dalam Budaya Jawa Sungkeman massal. ©2014 Merdeka.com/Imam Mubarok

Merdeka.com - Setiap Hari Raya Idulfitri tiba, anggota keluarga berkumpul dan mengadakan tradisi sungkeman. Dalam tradisi itu, anggota keluarga yang lebih muda mencium tangan para sesepuh keluarga dan meminta doa. Dalam budaya Jawa, tradisi ini selalu diadakan saat lebaran terutama saat kumpul keluarga besar.

Tradisi ini merupakan tanda bukti yang diberikan seorang anak kepada orang tua sebagai rasa terima kasih atas bimbingan dan pelajaran yang diajarkan sejak kecil hingga dewasa. Tak hanya itu, sungkeman juga dimaknai sebagai wujud penyesalan atau permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua.

Lalu bagaimana sejarah dari tradisi sungkeman yang lahir dari perpaduan antara budaya Islam dan Jawa ini?

Berawal dari Kraton Solo

keraton surakarta

©2020 Merdeka.com

Dilansir dari Kronika.id, tradisi sungkeman atau saling memaafkan berasal dari Solo. Menurut penjelasan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, Pengageng Kasentan Keraton Surakarta, tradisi itu awalnya diterapkan oleh Kadipaten Pura Mangkunegaran. Saat itu, Kanjeng Gusti Pangeran Agung (KGPA) Mangkunegara I berkumpul bersama seluruh punggawanya setelah Salat Ied dan saling memaafkan.

Namun, seiring pergolakan yang terjadi di Nusantara, pihak Keraton jadi tak leluasa menggelar tradisi sungkeman. Penyebabnya tak lain adalah kecurigaan Belanda yang menganggap acara itu sebagai penggalangan massa untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah.

Sungkeman di Era Kemerdekaan

gibran sungkem ke habib luthfi

©2020 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Pada perayaan Idulfitri tahun 1930, Belanda nyaris menangkap Ir. Soekarno dan dr. Radjiman Widyodiningrat saat prosesi sungkeman di Gedung Habipraya, Singosaren, Keraton Surakarta. Mereka curiga acara itu merupakan pertemuan terselubung untuk melawan penjajah.

Untungnya Pakubuwono yang saat itu berada di lokasi langsung menjawab kalau pertemuan itu bukan aksi penggalangan massa, melainkan tradisi sungkeman dan halal bi halal guna menyambut Idulfitri. Karena peristiwa itulah, tradisi sungkeman menjadi semacam “open house” hingga sekarang.

Bentuk Akulturasi Budaya

sby sungkem

©Rumgapres/Abror Rizki

Dr. Umar Khayam, seorang budayawan senior Universitas Gadjah Mada mengatakan tidak ada sejarah yang pasti mengenai kapan tradisi sungkeman ini bermula. Menurutnya, yang diketahui secara pasti adalah tradisi ini merupakan bentuk akulturasi budaya antara Jawa dengan Islam yang pada zaman dulu telah banyak dilakukan para pemuka agama.

Pada waktu itu para ulama menjalankan tradisi ini agar tujuan dari puasa Ramadan tercapai, yaitu dosa-dosa yang melekat pada diri manusia berguguran. Oleh karena itulah dalam tradisi ini orang-orang saling meminta maaf dan memaafkan.

Tradisi sungkeman kemudian meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Mulai sejak itulah sungkeman menjadi sebuah kebudayaan baru di kalangan masyarakat Nusantara sebagaimana meluasnya ajaran Islam pada saat itu.

Tata Cara Sungkeman

jokowi sungkem ibunda

©2013 Merdeka.com

Biasanya, sungkeman dilakukan dengan cara membungkukkan badan atau berjongkok sambil mencium kedua tangan orang yang lebih tua. Setelah itu barulah seseorang yang membungkukkan badan itu mengucapkan permohonan maaf hingga doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT oleh orang yang lebih tua itu.

Selain memohon maaf, tata cara ini menyimbolkan bentuk penghormatan pada manusia lainnya, khususnya orang tua, yang telah memberikan sekaligus mengajarkan berbagai hikmah dalam kehidupan.

(mdk/shr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Serunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana

Serunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana

Tradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa

Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Adang yang Sakral, Ritual Memasak Warga Serang Sambut Hari Besar Keagamaan

Mengenal Tradisi Adang yang Sakral, Ritual Memasak Warga Serang Sambut Hari Besar Keagamaan

Kabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.

Baca Selengkapnya
Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.

Baca Selengkapnya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan

Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.

Baca Selengkapnya
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas

Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas

Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.

Baca Selengkapnya