Berawal dari Kisah Cinta, Ini 6 Fakta Unik Sejarah Lumpia yang Perlu Diketahui
Merdeka.com - Lumpia adalah makanan khas kota Semarang. Ketenarannya sudah tidak diragukan lagi, karena sudah melekat pada wisatawan yang mengunjungi kota itu. Seiring waktu, makanan itu terkenal tidak hanya di Kota Semarang, namun di berbagai kota-kota lain di seluruh tanah air.
Di balik ketenarannya, ada kisah yang unik tentang awal kemunculan Lumpia di Semarang. Ternyata, ada “bumbu-bumbu” cinta yang kemudian melahirkan kuliner jajanan khas Semarang itu. Lalu seperti apa kisah cinta yang kemudian melahirkan Lumpia?
Persaingan Bisnis
© Wikimedia Commons/Midori
Sejarah kemunculan Lumpia di Semarang tak bisa lepas dari peran pedagang Tionghoa. Pada tahun 1800, seorang perantau Tionghoa bernama Tjoa Thay Yoe datang ke Semarang untuk mengubah nasib. Setibanya di Semarang, dia mencoba berjualan makanan khas Tionghoa, yaitu sejenis martabak yang diisi rebung dan dicampur daging babi.
Dalam menjual kuliner itu, Tjoa menyasar konsumen dari para pendatang Tionghoa dan Tionghoa peranakan. Tapi dalam menjalani bisnis kuliner itu, Tjoa bersaing dengan Wasi, seorang perempuan Jawa yang menjual makanan sejenis namun isinya berbeda.
Kalau martabak Tjoa berisi rebung dan daging babi yang rasanya asin, Wasi mengisi martabaknya dengan campuran daging ayam, udang, dan telur yang rasanya manis. Menurut Sejarawan Semarang, Djawahir Muhammad, persaingan kedua pedagang itu masih berada pada kategori persaingan sehat.
Kisah Cinta yang Melahirkan Lumpia
www.huffingtonpost.ca
Dari persaingan itu, Tjoa dan Wasi kemudian menjadi sahabat dekat. Dari persahabatan itu mereka bertukar resep hingga akhirnya mereka menikah. Menurut Djawahir, pernikahan mereka berdua merupakan tanda cinta menyatunya dua budaya. Dari pernikahan mereka itulah lahirlah makanan yang disebut Lumpia, yang merupakan percampuran antara resep Tjoa dengan Wasi.
Percampuran resep keduanya menghilangkan semua bahan yang haram seperti daging babi, minyak babi, dan sejenisnya. Resepnya kemudian diganti dengan rebung yang dicampur dengan udang dan daging ayam. Bumbunya juga diubah.
“Kalau loenpia Tjoa asin dan gurih sementara punya Wasi manis gurih, maka diambil jalan tengahnya. Yakni perpaduan asin dan manis tanpa menghilangkan rasa gurih,” jelas Djawahir dikutip dari Liputan6.com, Minggu (14/6).
Dikenal Masyarakat Luas
©iStock
Lumpia mulai dikenal oleh masyarakat luas ketika ada pesta olahraga Games of the New Emerging Forces (GANEFO) yang diselenggarakan pada tahun 1963 di Jakarta.
Walaupun sempat mengalami pasang surut terutama karena ada pembatasan kegiatan budaya Tionghoa di era rezim Orde Baru, namun industri Lumpia masih tetap bertahan hingga kini. Karena sejarahnya yang panjang itu, pada tahun 2014 Lumpia ditetapkan sebagai warisan budaya nusantara oleh UNESCO.
Pernah Diklaim Negara Tetangga
©2020 Tantri Setyorini
Pada tahun 2015, ada kabar dari TKI yang berada di Malaysia bahwa Lumpia akan diklaim sebagai hak milik negara itu. Untuk mencegah kulinernya diklaim negara lain, Meliani Sugiarto, generasi kelima pewaris lumpia Semarang, bersama Forum Masyarakat Peduli Budaya Indonesia (FORMASBUDI) menggelar aksi di depan kedutaan Malaysia dengan membawa Lumpia di sebuah nampah bambu. Lumpia itu akan diberikan oleh perwakilan kedutaan Malaysia.
Menteri Malaysia Datuk Seri Mohamed Nazri mengatakan Indonesia harus tutup mulut terkait protes klaim Lumpia itu. Menurutnya, aksi itu dilakukan hanya untuk memicu pertengkaran semata. Pernyataan ini disesalkan oleh Meliani. Bagi Meliani, aksi ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab agar kuliner itu tidak diklaim negara lain.
Ragam Cara Menikmati Lumpia
©iStock/Tantri Setyorini
Dilansir dari Liputan6.com, Lumpia bisa dinikmati dengan dua cara. Cara pertama, Lumpia digoreng hingga kulitnya menjadi renyah. Cara kedua, Lumpia bisa disantap saat basah.
Untuk cara ini, isi lumpia digulung dengan kulit dan langsung disajikan. Secara umum, rasa Lumpia pada beberapa tempat penjualan di Semarang rasanya sama. Perbedaannya terletak pada keberanian memberikan bumbu.
“Untuk kulitnya sudah ada yang membuat di kampung Kebon Lancung. Sedangkan rebung dan cacah kami ambil dari Dusun Blancir di sisi timur Kota Semarang,” ujar Irwan, salah satu penjual Lumpia di Semarang.
Diwariskan Secara Turun Temurun
©2020 liputan6.com
Tan Jok Kie adalah seorang pengusaha bisnis Lumpia yang merupakan keturunan generasi keempat dari Tjoa. Dia mengatakan semangatnya dalam berbisnis adalah menjaga nilai-nilai cinta dari Lumpia yang dibawakan leluhurnya bisa tetap hidup.
“Kami terus berusaha menjaga warisan kuliner legendaris ini. kami bersyukur sekarang banyak yang ikut berjualan Lumpia, sehingga tugas kami menjadi lebih ringan. Namun soal bumbu, kami tentu berbeda,” terang Tan.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fakta Menarik Tahu Siksa, Kuliner Legendaris Betawi yang Viral Mulai Langka
Ada cerita unik di balik penamaan tahu siksa yang menggiurkan lidah ini.
Baca SelengkapnyaPerahu Bidar, Tradisi Lomba Perahu di Sungai Musi yang Sudah Ada sejak 1898
Tradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898. Lomba ini juga dikenal dengan istilah Kenceran.
Baca Selengkapnya7 Cerita Lucu Bikin Ngakak yang Cocok untuk Cairkan Suasana
Merdeka.com merangkum informasi 7 cerita lucu yang bikin ngakak dan cocok untuk cairkan suasana.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Lucu Buat Pacar Ketawa, Ampuh Bikin Hubungan Semakin Romantis
Merdeka.com merangkum informasi tentang cerita lucu buat pacar ketawa yang ampuh bikin hubungan semakin romantis.
Baca SelengkapnyaApa Itu Cinta? Ketahui Sifat dan Cara Menyikapinya dengan Bijak
Cinta memiliki kemampuan unik untuk menyatukan, memberdayakan, dan membangkitkan kekuatan emosional.
Baca SelengkapnyaSisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaFakta Wika Salim, Pernah Dilempari Penonton Karena Tak Bisa Goyang
Wika Salim, seorang pedangdut, pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan saat memulai karirnya dari satu panggung ke panggung lainnya.
Baca SelengkapnyaSejarah Pekat di Balik Kecap Manis, Pelengkap Rasa Kesayangan Masyarakat Indonesia
Kecap manis merupakan saus favorit masyarakat Indonesia yang bisa ditemui di meja makan dengan masing-masing keluarga memiliki merek favoritnya sendiri.
Baca Selengkapnya16 Januari Hari Makanan Pedas Sedunia, Ketahui Sejarah dan Manfaatnya
Makanan pedas meskipun memiliki efek samping, namun dapat bermanfaat.
Baca Selengkapnya