Banyak Gempa Terjadi dalam Sepekan, Begini Penjelasan Pakar UGM
Merdeka.com - Banyak gempa bumi yang terjadi di Indonesia dalam sepekan terakhir, terutama setelah terjadinya Gempa Cianjur pada 21 November silam yang menewaskan lebih dari 300 jiwa. Pertama adalah gempa Garut pada Sabtu (3/12) dengan magnitudo 6,4 dengan kedalaman 118 km.
Kemudian gempa Bangkalan pada Minggu (4/12) malam, kemudian disusul gempa di Gunungkidul pada tanggal yang sama, dan gempa Jember magnitudo 6,2. Terakhir pada Kamis (8/12), terjadi gempa Sukabumi ber-magnitudo 5,8.
Terkait rentetan gempa itu, pakar gempa dan Dosen Teknik Geologi UGM, Dr. Gayatri Indah Marliyani, berpendapat bahwa rangkaian gempa itu tidak berkaitan satu sama lainnya.
Bukan Pengaruh Gempa Cianjur
©2022 Merdeka.com
Menurut Gayatri, kejadian gempa terkait dengan kejadian gempa Cianjur hanyalah rentetan gempa yang terkonsentrasi di sekitar daerah episenter dengan frekuensi dan magnitudo yang semakin mengecil.
Gempa di Probolinggo misalnya, terkait dengan aktivitas sesar aktif Probolinggo yang berada di darat, sementara itu gempa Garut berkaitan dengan proses subduksi.
“Gempa Garut tersebut terjadi pada zona intraplate lempeng Indo-Australia yang menyusup di bawah Pulau Jawa. Sementara itu gempa Jatim berada pada zona prisma akresi di zona subduksi Jawa bagian timur,” kata Gayatri dikutip dari Ugm.ac.id pada Rabu (7/12).
Tidak Terkait Satu Sama Lain
©2020 Merdeka.com
Melihat dari jenis kegempaan dan lokasi sumber gempanya, ia menjelaskan bahwa gempa-gempa itu tidak terkait satu sama lain.
Wilayah di sepanjang zona subduksi seperti di sepanjang lepas pantai barat Sumatra sampai Lombok memang berada pada daerah tektonik aktif sehingga kalau banyak gempa terjadi di daerah tersebut merupakan sesuatu yang wajar.
“Gempa yang terjadi adalah fenomena alam akibat pelepasan energi ketika tubuh batuan kerak bumi retak, patah, dan bergerak akibat tekanan yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik di bumi,” kata Gayatri.
Terjadi Setiap Hari
ANTARA
Gayatri mengatakan, gempa di wilayah Indonesia terjadi setiap hari, terutama gempa-gempa bermagnitudo kecil (M 2-3).
Sedangkan untuk gempa menengah (M 4-5) frekuensi kejadian hariannya juga cukup besar, sedangkan untuk gempa besar (>M5) hampir tiap tahun terjadi di Indonesia.
“Hanya saja tidak selalu menimbulkan kerusakan sehingga tidak selalu menjadi perhatian. Adanya peristiwa yang dianggap rentetan oleh masyarakat sebenarnya lebih terkait kepada perhatian masyarakat yang meningkat akibat kejadian gempa sesudah gempa yang merusak Cianjur belum lama ini,” ungkap Gayatri.
Imbau Tidak Perlu Khawatir Berlebihan
©©2012 Shutterstock/bds
Menurut Gayatri, masyarakat tak perlu khawatir berlebihan. Fenomena gempa yang seolah meningkat akhir-akhir ini menurutnya lebih disebabkan oleh kecepatan pertukaran informasi dan perhatian masyarakat yang meningkat setelah bencana gempa Cianjur.
Meski begitu, ia mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat bahwa sebagian besar dari mereka tinggal di wilayah rawan gempa bumi. Oleh karena itu, masyarakat perlu waspada setiap saat sehingga semuanya lebih siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi.
“Literasi terhadap kondisi geologi di sekitar area tempat tinggal dan beraktivitas juga perlu ditingkatkan dengan mencoba memahami betul prosedur dan jalur evakuasi di manapun berada,” pungkas Gayatri.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Merapi Alami 71 Gempa Guguran, Ini Pemicunya
Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaTiga Kali Sumedang Diguncang Gempa
Dalam sehari Kabupaten Sumedang diguncang tiga kali gempa.
Baca SelengkapnyaGempa Susulan Berlanjut di Kepulauan Bawean, Jumlah Pengungsi Bertambah Jadi 34 Ribu Jiwa
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sumedang Kembali Diguncang Gempa Dua Kali di Awal Tahun 2024
Gempa susulan pascagempa bermagnitudo 4,8 di Sumedang, Jawa Barat kembali terjadi.
Baca SelengkapnyaTemuan Badan Geologi Ungkap Penyebab Rentetan Gempa di Sumedang
Badan Geologi mengimbau untuk meningkatkan upaya mitigasi dan penataan ruang di kawasan rawan bencana gempa bumi.
Baca SelengkapnyaBMKG Ungkap Penyebab Gempa Sumedang M4,8: Ada Sesar Baru Belum Pernah Terpetakan
Wilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca SelengkapnyaGempa Sumedang, 3 Wilayah Terdampak Cukup Parah dan Sejumlah Orang Luka-Luka
BPBD Kabupaten Sumedang Atang Sutarno meluruskan kabar bohong yang menyebut perihal akan adanya gempa bumi susulan dengan kekuatan yang lebih besar.
Baca SelengkapnyaGempa Magnitudo 6 Guncang Tuban, Getaran Terasa sampai Semarang, Blora dan Pekalongan
Getaran gempa berkekuatan skala intensitas III-IV MMI terjadi di beberapa wilayah akibat gempa di Tuban.
Baca SelengkapnyaKupang Diguncang Gempa Magnitudo 5.1 Kamis Dini Hari
Gempa bumi tektonik kembali guncang wilayah Kupang Kamis dini hari.
Baca Selengkapnya