Merdeka.com - Korban virus Corona masih terus saja berjatuhan. Kini giliran Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamudji yang berduka karena adik kandungnya yang juga anggota DPRD Cilacap, Helmy Bustomi, meninggal karena COVID-19.

Pemulasaran jenazah kemudian dilakukan di RSUD Cilacap dengan protokol COVID-19. Jenazah selanjutnya diberangkatkan ke makam keluarga di Majenang dan tiba pada Sabtu (17/10) pukul 11.00.

M. Wijaya, juru bicara satgas COVID-19 Cilacap belum mendapat kepastian tentang hasil tracing dari Dinas Kesehatan terkait dari mana pasien itu terpapar COVID-19. Namun, ia menduga penularannya masih terkait dengan salah satu klaster besar yang ada di Majenang. Berikut selengkapnya:

Kronologi Meninggalnya Adik Bupati Cilacap

©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Lima hari sebelum meninggal, Helmy mulai merasakan sakit. Tubuhnya demam dan tak kunjung reda. Dia kemudian dilarikan ke RSUD Cilacap. Di rumah sakit itu, tim dokter mendeteksi adanya gejala COVID-19. Mereka kemudian melakukan tes usap kepada Helmy.

Benar saja, ternyata dia terkonfirmasi positif COVID-19 dan harus menjalani perawatan sesuai prosedur yang berlaku. Sejak saat itu, kondisinya terus menurun. Akhirnya Helmy mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (17/10) di RSUD Cilacap.

“Tadi malam (Jumat, 16/10) kadar oksigennya terpantau masih 96 persen, tapi tadi pagi tinggal 60 persen. Ternyata kondisi paru-parunya sudah drop luar biasa,” kata M. Wijaya mengutip dari Liputan6.com.

Punya Penyakit Pemberat

©2020 Merdeka.com/ journals.lww.com

Dari data yang diberikan Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kabupaten Cilacap, ternyata Helmy mempunyai penyakit pemberat, yaitu diabetes dan tekanan darah yang tinggi. Rencana selanjutnya, Dinas Kesehatan akan menelusuri kontak setiap almarhum dan menelusuri riwayat perjalanannya.

"Besok pagi (hari ini) dan Senin kita akan lakukan tracing masif ke semua riwayat kontak erat dan kontak dekatnya," ujar Kepala Dinas Kabupaten Cilacap dr Pramesti Griana Dewi.

Lonjakan Kasus COVID-19 di Cilacap

Sementara itu, kasus COVID-19 di Cilacap melonjak tajam. Hingga Sabtu (17/10), terdapat 908 kasus yang dipicu oleh klaster pesantren. Pramesti mengatakan, para santri positif di sana sudah dipindah ke gedung terpisah khusus isolasi.

Selain itu, dia mengatakan penambahan paling banyak terjadi di Kecamatan Majenang. Dari semula kasus ada 116 orang, angka kemudian melonjak tinggi mencapai 464 kasus atau ada penambahan sebanyak 348 kasus.