Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Tips Yang Orang Tua Bisa Lakukan Saat Anak Demam di Tengah Pandemi

7 Tips Yang Orang Tua Bisa Lakukan Saat Anak Demam di Tengah Pandemi anak demam pandemi. ©2020 Merdeka.com/pixabay.com

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 menyadarkan setiap orang untuk lebih disiplin mematuhi protokol kesehatan serta menjaga daya tahan tubuh. Namun tak terelakkan selama masa pandemi, seseorang mengalami sakit pula, termasuk anak-anak. Keluhan paling sering dirasakan adalah demam, yang sebenarnya bukan termasuk penyakit, melainkan tanda atau gejala penyakit lain yang butuh observasi lebih lanjut.

Menurut dr. H. Mohammad Komarudin, Sp. A, beda penyakit, beda pula pola demamnya. Misalnya demam pada kasus demam berdarah biasanya berlangsung 5-7 hari. Pada saat awal demam hari pertama hingga keempat selalu tinggi di kisaran 39-40 derajat Celcius. Masuk hari kelima, demam pada demam berdarah mengalami penurunan, yang harus diwaspadai apakah menuju proses penyembuhan atau sebaliknya, semakin gawat.

Lain lagi dengan demam pada demam tifoid yang umumnya berlangsung selama tujuh hari. Pola demamnya bertahap mirip anak tangga, seperti mulai dari 37,5 derajat Celcius ke 38 derajat Celcius dan seterusnya. Demam ini kadang meninggi saat sore hingga malam hari, kemudian turun pada pagi hari tapi tidak sampai titik normal. Selain itu, disertai mengigau atau penurunan kesadaran, gangguan saluran pencernaan, dan lain sebagainya.

Masih banyak lagi pola-pola demam pada penyakit berbeda yang patut diperhatikan seseorang, termasuk orang tua yang memiliki anak sedang mengalami demam.

Sebagai orang tua, ketika mengetahui anak demam, ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan. Mari kita simak bersama-sama.

Berikut ulasannya.

1. Mengukur suhu tubuh.

Orang tua harus sigap mengukur suhu tubuh anak saat anak mengalami demam. Orang tua bisa menggunakan termometer digital dengan cara misalnya digunakan di ketiak yang mendekati suhu ideal meski butuh waktu untuk mencapai pengukuran pasti.

"Termometer ketiak bisa juga dimasukkan ke rongga mulut tapi wajib dicuci sampai bersih, bisa saja pakai detergen," papar Dokter Komar, panggilan akrab dr. H. Mohammad Komarudin, Sp. A, dalam webinar 'Penanganan Demam Pada Anak Saat Pandemi' yang diselenggarakan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (20/11).

Termometer juga bisa dimanfaatkan mengukur suhu tubuh anak lewat anus meski tidak mudah diterapkan bagi anak-anak. Namun cara ini membantu mendapatkan suhu tubuh dari dalam sehingga bisa dikatakan hasilnya akurat.

Orangtua juga bisa menggunakan jenis termometer yang sedang ngetren kala pandemi, termometer gun yang diarahkan ke dahi.

2. Mengompres seluruh tubuh anak.

Menurut saran dari American Academy of Pediatrics, pengompresan pada anak dilakukan menggunakan air hangat. Meski efeknya membutuhkan waktu, namun anak tidak akan menggigil saat dikompres seperti saat menggunakan air dingin/es.

Dokter Komar juga menyarankan agar pengompresan tidak hanya pada bagian tertentu saja, seperti dahi, ketiak, atau lipatan paha, melainkan sekujur tubuh.

"Lakukan berulang-ulang pakai waslap atau busa sampai terjadi penurunan suhu tubuh. Lalu lap dengan kain kering. Dan jangan pakai alkohol sebab bisa memberikan efek samping iritasi maupun penurunan kesadaran anak," ujar Dokter Komar.

3. Memastikan anak memakai baju longgar.

Ketika anak mengalami demam, orang tua harus memastikan anak mengenakan pakaian yang longgar dan tidak tebal. Ini dilakukan guna menghindari anak mengeluarkan banyak keringat yang berujung dehidrasi.

4. Anak mendapat asupan gizi dan cairan cukup.

Dokter Komar menekankan agar ketika anak demam, wajib mendapat cairan yang cukup sesuai kebutuhan harian.

"Katakanlah anak sudah terbiasa minum lima, enak, tujuh gelas, ya berikan sesuai kebutuhannya. Ini relatif, karena kebutuhan anak yang gemuk bisa berbeda dengan kebutuhan anak yang kurus," katanya.

5. Observasi pada anak yang demam.

Orang tua harus mampu mengobservasi anak yang sedang demam. Hal ini dibutuhkan untuk melihat akibat yang ditimbulkan demam.

"Misalnya apakah anak mengigau, komunikasinya lancar atau tidak, masih mau main atau tidak, makannya bagus atau tidak. Kalau sudah ada keluhan, misalnya diajak bicara sulit, dipanggil juga ada perubahan, orang tua harus hati-hati. Termasuk tangisannya juga, apakah lemah, merintih, atau biasa. Semuanya perlu kita observasi," papar Dokter Komar.

6. Pemberian obat penurun panas.

Dalam webinar kali ini, banyak audien yang mengajukan pertanyaan. Salah satunya seputar apabila penanganan kompres sudah dilakukan, gizi dan cairan tercukupi, namun demam tidak kunjung turun, apa yang harus dilakukan orang tua?

Dokter Komar menjelaskan bahwa orang tua boleh memberikan obat penurun panas yang relatif aman. Ada dua jenis obat penurun demam, yakni paracetamol dan ibuprofen. Masing-masing punya kriterianya sendiri.

"Paracetamol memiliki indikasi menurunkan demam dan mengurangi rasa nyeri, seperti sakit kepala, sakit gigi, pegal-pegal, hingga nyeri otot. Dapat diberikan pada semua usia, dari bayi baru lahir sampai dewasa. Selain itu, dapat diberikan kapan saja, diulang lima sampai enam jam sekali, boleh," terang Dokter Komar.

Dia melanjutkan bahwa paracetamol terkadang menimbulkan reaksi seperti ruam alergi di kulit. Pada penggunaan dosis terlalu tinggi, bisa menyebabkan gangguan fungsi hati.

"Tapi jika dikonsumsi dengan dosis terukur, aman," tegasnya.

Sementara untuk obat penurun demam ibuprofen, perlu diwaspadai efek sampingnya seperti mual, muntah, diare, hingga nyeri karena termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang bisa mengiritasi lambung.

"Jadi, penggunaan ibuprofen pada bayi kurang dari 6 bulan atau berat badan kurang dari 7 kilogram, hindari saja," lanjut Dokter Komar.

7. Membawa anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami kondisi berikut.

Menurut Dokter Komar, terdapat kondisi tertentu yang mengharuskan orang tua segera membawa anak yang demam ke fasilitas kesehatan, antara lain:

1. Anak usia kurang dari 3 bulan yang demam, tanpa perlu kita observasi ada atau tidaknya perubahan kebiasaan atau tingkah laku. Sekalipun demam tersebut muncul pasca imunisasi, perlu dikonsultasikan pada dokter.2. Anak usia 3 bulan sampai 36 bulan atau 3 tahun, apabila demam berlangsung lebih dari tiga hari.3. Anak-anak dengan demam tinggi di atas 39-40 derajat Celcius dan memiliki risiko kejang4. Semua anak yang demam disertai kejang5. Anak usia lebih dari 3 tahun yang mengalami demam lebih dari tujuh hari.6. Anak-anak dengan comorbid misalnya penyakit jantung bawaan, kanker, dan lainnya.7. Anak-anak yang saat demam disertai ruam karena ditakutkan bagian dari penyakit seperti campak atau morbili.

Selain penanganan secara umum seperti di atas, yang perlu diperhatikan orang tua terhadap kesehatan anak adalah menjaga daya tahan tubuhnya. Dokter Komar menyarankan agar anak tetap mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 2 tahun, pemberian gizi seimbang, cairan yang cukup misalnya susu formula, dan imunisasi meski dalam masa pandemi.

"Imunisasi harus tetap didapatkan anak meski boleh ditunda dua empat minggu. Sebab, kita tidak ingin muncul wabah lain selain pandemi (Covid-19) yang menyerang anak-anak," jelas Dokter Komar.

Lebih lanjut dalam adaptasi kebiasaan baru kala pandemi, beberapa hal juga harus diterapkan orang tua agar kesehatan anak terjaga. Seperti mengusahakan anak-anak di rumah saja, tidak berada di kerumunan atau keramaian, orang tua harus membersihkan diri terlebih dahulu sesampainya di rumah sebelum menyentuh anak maupun barang-barang lain di rumah, anak-anak yang terpaksa bepergian harus didampingi orang tua, serta menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak dengan orang lain.

Laporan oleh : Azizta Laksa Mahardikengrat

(mdk/snw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.

Baca Selengkapnya
Tips Menjaga Kesehatan Pernapasan Anak di Tengah Kepungan Polusi Udara

Tips Menjaga Kesehatan Pernapasan Anak di Tengah Kepungan Polusi Udara

Di tengah serbuan polusi udara seperti ini, penting untuk melindungi kesehatan anak.

Baca Selengkapnya
5 Tips Hidup Sehat ala Anak Kos, Sederhana, Murah, dan Efektif

5 Tips Hidup Sehat ala Anak Kos, Sederhana, Murah, dan Efektif

Sarapan pagi, camilan sehat, minum air putih, memilih makanan sehat, & berolahraga rutin adalah cara yang dapat diterapkan tanpa merusak keseimbang anggaran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tips Menjaga Kesehatan Sendi Sejak Dini, Raih Manfaatnya di Usia Tua

Tips Menjaga Kesehatan Sendi Sejak Dini, Raih Manfaatnya di Usia Tua

Lakukan beberapa hal ini untuk memastikan persendian Anda tetap sehat di masa depan.

Baca Selengkapnya
7 Tips Praktis Membawa Bayi Perjalanan Mudik yang Aman, Nyaman dan Anti Rewel

7 Tips Praktis Membawa Bayi Perjalanan Mudik yang Aman, Nyaman dan Anti Rewel

Persiapan yang matang dan pengaturan yang tepat dapat membuat perjalanan mudik menjadi lebih lancar dan menyenangkan bagi seluruh keluarga, terutama si kecil.

Baca Selengkapnya
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya

Baca Selengkapnya
Tips agar Anak Tumbuh Jadi Pribadi Bertanggung jawab dan Tidak Mudah Menyalahkan Orang Lain

Tips agar Anak Tumbuh Jadi Pribadi Bertanggung jawab dan Tidak Mudah Menyalahkan Orang Lain

Mengajari anak tanggung jawab dan tidak mudah menyalahkan orang lain bisa diterapkan sejak usia dini.

Baca Selengkapnya
Mulai Siapkan Anak Berpuasa, Begini Tips dari Psikolog

Mulai Siapkan Anak Berpuasa, Begini Tips dari Psikolog

Pada orangtua yang mulai mengenalkan dan mengajak puasa anak, terdapat sejumlah hal yang bisa diterapkan.

Baca Selengkapnya
5 Tips Menjawab Pertanyaan Sulit dari Anak, Bantu Kuasai Diri

5 Tips Menjawab Pertanyaan Sulit dari Anak, Bantu Kuasai Diri

Tak perlu kaget saat si kecil mengajukan pertanyaan yang sulit nan aneh, sebab ada tips untuk menjawabnya.

Baca Selengkapnya