Merdeka.com - Najwa Shihab merupakan salah satu presenter terkenal di Indonesia. Putri kedua dari Prof. Dr. Quraish Shihab ini dikenal cerdas saat mewawancarai banyak tokoh penting di Indonesia. Pembawaannya yang lugas dan tegas saat tampil di televisi membuat Najwa Shihab memiliki banyak penggemar.

Wanita yang akrab dipanggil Nana ini lahir di Makassar pada 16 September 1977. Meskipun lulus sebagai Sarjana Hukum di Universitas Indonesia, Najwa Shihab lebih memilih terjun di dunia jurnalistik daripada sebagai seorang pengacara.

Berkat ketekunannya di dunia jurnalistik, Najwa Shihab berhasil mendapatkan penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dalam liputannya saat melaporkan bencana Tsunami di Aceh 2004. Hal ini dinilai mampu memberi andil untuk berkembangnya kepedulian dan juga rasa empati terhadap bencana tsunami.

Tidak hanya itu, pada 2006 presenter Mata Najwa ini juga berhasil terpilih sebagai jurnalis terbaik Metro TV dan masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards. Berikut kata-kata Najwa Shihab yang merdeka.com lansir dari Jagokata:

Kata-kata Najwa Shihab tentang Kehidupan

©2018 Merdeka.com

1. Tugas guru bukan menjejalkan pelajaran, guru harus menghidupkan pengetahuan.

2. Akhirnya politik menjadi soal modal, rakyat diajarkan memilih yang terkenal.

3. Tanpa perubahan cara berpikir, pindah ibu kota hanya pindah masalah.

4. Kenyamanan jauh lebih menggoda, kemapaman dianggap lebih utama.

5. Membuat publik melek informasi, agar tak mudah termakan fitnah dan caci maki.

6. Saat kekuasaan mulai berkoalisi, masih adakah kehendak rakyat & ideologi dihargai.

7. Dalam narasi-narasi hidup yang nyata, perempuan menjadi kekuatan tak terbatas.

8. Kekurangan jangan terlalu dikhawatirkan, selama kepemimpinan berjalan penuh keterbukaan.

9. Media selalu punya kesempatan emas, membangun keterlibatan sosial dan solidaritas.

10. Rakyat diajak jadi penonton yang bertepuk tangan yang bayar tiket berupa pajak dan aneka pungutan.

11. Harta dan tahta, memang dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Perputaran uang, jadi bahan bakar kekuasaan.

12. Tinggal tunggu waktu lahirnya generasi pencipta, mereka yang akan harumkan Indonesia dengan karya.

13. Kemampuan membaca medan, kecerdikan melihat kesempatan, dibutuhkan di tengah persaingan.

14. Selama ini raga koruptor terpenjara, tapi bisnis dan hidup sosialnya lancar jaya. Ada yang salah dalam sistem hukum kita, terutama bobot hukuman dan efek jera.

15. Budaya ketimuran harus jadi kebanggaan, bukan dengan ancaman dan paksaan.

Kata-kata Najwa Shihab yang Inspiratif

Instagram @najwashihab ©2019 Merdeka.com

16. Tokoh sejarah memercikkan api inspirasi, hanya jika dipelajari secara rinci.

17. Kasus misterius dibuka dengan data, mengusik mereka yang berdosa. Membuka jalan agar keadilan tak kandas, asalkan hukum tak dipangkas.

18. Harta, asmara dan ambisi berlebihan, menghalalkan kebiadaban menggerus perikemanusiaan.

19. HIV/AIDS bukan masalah individual, kasus & korbannya menunjukkan jejak struktural.

20. Sidang itu tak boleh hanya jadi tontonan apalagi dagelan, ini ujian integritas bagi dewan kehormatan.

21. Jabatan menjadi berhala, ketika penguasa lebih sayang dukunnya.

22. Proklamasi harusnya tak berhenti sekadar deklarasi, sebab merdeka mestinya bukan alat propaganda.

23. Lama dilupakan dalam pembangunan, dipanggang api pertikaian dan perseteruan.

24. Drama demi drama tak habis-habisnya mengemuka kontroversi demi kontroversi terus menyita tenaga.

25. Klise & pemanis politik berhamburan, transaksi instan sibuk mencari jalan.

26. Demokrasi tidak untuk melayani penguasa, demokrasi ditujukan memuliakan warga negara.

27. Tak akan ada pemberdayaan lebih kekal berkelanjutan, tanpa melibatkan perempuan.

28. Rakyat senang orang pintar berpolitik, apalagi yang bijak menjaga etika publik.

29. Siswa niscaya akan haus pengetahuan, ijazah takkan mengakhiri proses pembelajaran.

30. Gaya komunikasi yang kerap tak berisi, membuat kita bertanya apakah para petinggi ini sesungguhnya mengerti?

31. Pemimpin yang enggan berbagi, sama saja ingin menang sendiri. Bila egoisme tak diakhiri, pasti ditutup dengan pecah kongsi.

32. Televisi dituntut sanggup memediasi, antara idealisme dan kalkulasi industri.

33. Usia terlalu ringkas untuk dilewatkan tanpa melakukan perubahan.

34. Setiap kita bisa mengambil pelajaran, pembangunan membutuhkan kedamaian dan keadilan.

35. Kita mungkin bosan dengan muka yang itu-itu saja, tapi yang muda juga harus kasih bukti yang jelas dan nyata.

36. Karena kemerdekaan yang gagal diisi hanya akan menjadi narasi yang penuh basa-basi.

37. Jika sidang etik bisa dipermainkan tanpa secuil kehormatan, sidang rakyat harus bisa melawan.

38. Hukum yang terbiasa menghamba orang berkuasa, akhirnya sepele membela si lemah.

39. Mereka berani mengambil posisi, bahkan berlaku bak politisi. Bersikap gamblang dan berbicara lantang, karena percaya pada sang penantang.

40. Negarawan yang taat konstitusi, bukan menyerah pada selera politisi.

Kata-kata Najwa Shihab yang Penuh Makna Mendalam

41. Sejarah akan menghitamkan mereka yang layak dijatuhkan, sejarah akan meninggikan mereka yang memang layak dimuliakan.

42. Bukankah melelahkan jika selalu ikut tren, apalagi hanya agar dianggap keren.43. Jika pemimpin tidak harmonis, rakyat juga yang akan teriris.

44. Ruang publik didefinisikan oleh uang, air di kampung pun kering kerontang.

45. Kebenaran guru bukan hal yang absolut, karena murid bukan kerbau yang harus serba nurut.

46. Kita rindu pejabat penuh tauladan, yang memimpin bukan demi kekayaan.

47. Media menggenggam publik luar biasa, katanya sabda lakunya menyerupai mantra.

48. Pasar bebas segala aspirasi, sekaligus medan ilusi penobatan diri.

49. Jika partai mengaku anti korupsi, mengapa calonkan kandidat yang terindikasi.

50. Jumlah kursi pasti menentukan, tapi koalisi tak bisa abaikan kekompakan.