5 Fakta Terbaru Dampak Erupsi Merapi, Sejumlah Tempat Wisata Ditutup
Merdeka.com - Erupsi Merapi yang terjadi pada Sabtu (11/3) siang menandai awal dari erupsi-erupsi susulan dari gunung api teraktif di Pulau Jawa itu. Dampak dari erupsi ini, hujan abu terjadi di berbagai tempat. Zona bahaya diperluas.
Tim relawan disiagakan untuk mengevakuasi warga bila sewaktu-waktu kondisi makin berbahaya. Pada Minggu sore (12/3), kondisi Merapi cenderung memperlihatkan penurunan aktivitas walau masih sesekali meluncurkan awan panas.
Hujan abu pun terjadi di sejumlah tempat. Selain itu sejumlah tempat wisata yang lokasinya masuk zona bahaya ditutup untuk sementara waktu. Lalu seperti apa dampak terkini dari erupsi Merapi yang masih menunjukkan aktivitasnya hingga berita ini diturunkan? Berikut selengkapnya:
Luncuran Awan Panas Menurun
©2023 AFP/Devi Rahman
Berdasarkan pemantauan Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Dukun, Magelang, awan panas pada Minggu (12/3) meluncur sejauh 1.500 meter ke arah utara.
Letusan ini cenderung menurun jika dibandingkan letusan pada hari Sabtu. Walau begitu, hujan abu vulkanik tetap mengguyur perkampungan warga. Abu vulkanik tebal juga menutupi lahan pertanian warga.
“Kalau sekarang itu arah angin cenderung mengarah ke utara hingga barat laut. Namun siang ini akan ada pergeseran arah angin ke timur di lereng,” kata Yulianto, petugas pemantau Gunung Merapi.
Warga Bersih-Bersih Abu Vulkanik
©YouTube/Liputan SCTV
Menurunnya aktivitas Merapi dimanfaatkan warga untuk membersihkan abu vulkanik di sejumlah lokasi terdampak. Salah satunya adalah di Desa Krincing, Kecamatan Dukun, Magelang.
Para warga dibantu aparat petugas untuk menyemprotkan air ke jalan-jalan desa yang tertutup abu. Selain dengan peralatan manual, petugas juga mengerahkan mobil water canon. Abu vulkanik di Desa Krincing cukup tebal mengingat desa itu hanya berjarak 5-7 km dari puncak Merapi.
Tak hanya di Magelang, pembersihan abu vulkanik juga dilakukan petugas BPBD Boyolali. Petugas mengerahkan mobil water canon untuk menyemprotkan air di sejumlah ruas jalan umum dan jalan desa di Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali.
Selain itu, sejumlah fasilitas umum juga disemprot. Pihak BPBD juga telah menyiapkan tenda pengungsian bagi warga Desa Klakah. Apalagi desa itu hanya berjarak sekitar 4 km dari puncak Merapi.
Patroli Tambang Pasir
©YouTube/Liputan SCTV
Demi mengantisipasi dampak letusan Merapi, aparat gabungan polsek, koramil, dan Brimob Polda Jateng berpatroli di sepanjang alur Sungai Woro, Kecamatan Kemalang, Klaten. Petugas mendatangi para penambang agar waspada dampak dari erupsi Merapi.
Patroli itu dilakukan untuk mengingatkan para penambang akan bahaya lahar material Merapi yang bisa menerjang kapanpun di sepanjang aliran sungai itu.
“Khawatirnya ini, kalau ada erupsi ya was-was gitu saja. Tapi ya mau gimana lagi? Pekerjaannya memang seperti ini,” kata Supriyono, salah seorang sopir truk tambang pasir Merapi, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (14/3).
Peternak Sapi Kesulitan Dapat Rumput
©YouTube/Liputan SCTV
Dampak erupsi Merapi juga dirasakan para peternak sapi di Desa Klakah, Selo, Boyolali. Mereka mengeluhkan banyak rumput yang terkena abu vulkanik sehingga berbahaya untuk pakan ternak.
Para peternak terpaksa membersihkan rumput terlebih dahulu dengan air sebelum diberikan sebagai pakan ternak. Akibat hujan abu vulkanik sejak Sabtu (14/3) lalu, Desa Klakah tertutup abu vulkanik karena hanya berjarak 4 km dari puncak Merapi.
“Sulit semua. Terkena abu semua. Dari tadi sapi juga belum mau makan rumput yang sudah dibersihkan,” kata Samak, peternak sapi Desa Klakah.
Sejumlah Tempat Wisata Ditutup
©YouTube/Liputan SCTV
Mengantisipasi dampak erupsi Gunung Merapi, sejumlah tempat wisata yang berada di zona bahaya ditutup untuk pengunjung.
Penutupan itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak erupsi Gunung Merapi karena hanya berjarak sekitar 5 km dari puncak gunung.
“Melihat kondisi Merapi yang masih sering terjadi erupsi. Sampai batas waktu yang belum ditentukan, nanti melihat situasi dan kondisi perkembangan Merapi seperti apa,” kata Jainu, perangkat Desa Balerante.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semua aktivitas wisata maupun pendakian dilarang hingga radius 4,5 Km
Baca SelengkapnyaPendaki dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki kawasan Gunung Marapi yang berstatus siaga III.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 9 wisata Medan alam yang hits dan populer yang cocok untuk liburan akhir pekan.
Baca SelengkapnyaWarga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaPetugas mengimbau agar masyarakat yang ada di sekitar Marapi dan seluruh pihak agar menjaga situasi agar tetap kondusif di masyarakat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Baca Selengkapnya