5 Fakta Plasma Darah yang Jadi Alternatif Obat Corona, Mulai Dijual di Pasar Gelap
Merdeka.com - Sampai sekarang kondisi dunia karena persebaran virus corona masih belum sepenuhnya kondusif. Upaya untuk menghentikan dan mengobati virus corona sudah dilakukan oleh berbagai pihak.
Salah satu pengobatan alternatif untuk menyembuhkan orang yang terinfeksi virus corona adalah dengan menggunakan plasma darah.
Secara teknis, metode pengobatan tersebut adalah dengan melakukan transfer plasma darah dari pasien yang sembuh dari virus corona kepada pasien yang masih terinfeksi.
Sudah ada beberapa penelitian mengenai obat alternatif tersebut. Ada yang menyebutkan bahwa plasma darah bukanlah obat masal sampai jual beli melalui pasar gelap.
Bagaimana fakta-faktanya? Berikut rangkumannya yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Bukan Obat Masal
Informasi yang didapatkan dari Prof. Amin Soebandrio selaku Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kepada jurnalis merdeka.com, bahwa plasma darah tersebut bukanlah obat yang bisa dipakai oleh siapa saja. Teknisnya, plasma darah pendonor harus cocok dengan penerima.
"Iya artinya itu bukan obat masal. Seperti tablet sakit kepala misalnya paracetamol. Itu kan bisa dipakai siapa saja tanpa banyak pertimbangan. Kalau terapi plasma ini, harus berdasarkan individual. Jadi yang pasti, antara plasma yang diberikan dengan resipien yang menerima harus ada kecocokan," jelas Amin.
2. Uji Coba Plasma Darah di Indonesia
Sedangkan untuk pemakaiannya harus melalui proses uji coba laboratorium yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk melakukan proses tersebut laboratorium UTD (unit transfusi darah) harus berada di bawah pengawasan Palang Merah Indonesia (PMI).
"Pengambilan plasma darahnya bisa di UTD (unit transfusi darah) di bawah pengawasan PMI dan UTD itu harus memiliki sertifikat harus mengolah produk darah, di Indonesia ada 15 yang tersebar di seluruh Indonesia," ucap Amin.
Kemudian untuk proses pengambilan plasma darah tersebut harus dilakukan di laboratorium yang terbatas dan pengujian yang khusus.
"Tapi kalau laboratorium pengujian kadar antibodinya itu hanya bisa dikerjakan di laboratorium yang memilih fasilitas biosafety level 3. Itu tidak banyak di Indonesia," tambahnya.
3. Negara yang Melakukan Uji Coba Terapi Plasma Darah
Sudah ada beberapa negara di dunia yang telah melakukan uji coba terhadap plasma darah ini. Informasi yang didapatkan dari berbagai sumber, negara pertama adalah Amerika Serikat dengan sekitar 600 pasien yang telah menerima metode ini.
Negara ke dua adalah Inggris yang akan mengirimkan 100 ribu plasma darah ke Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) setiap minggunya. Kemudian Iran sudah melakukan metode penyembuhan tersebut kepada 300 orang yang terinfeksi virus corona.
Sedangkan negara seperti Indonesia, India masih dalam tahap awal pengembangan metode ini.
4. Mulai Dijual di Pasar Gelap
Namun, plasma darah yang sedang dilakukan uji percobaan ini kabarnya juga dijual di pasar gelap melalui situs online. Bahkan jual beli plasma darah di situs gelap tersebut sudah ramai diperbincangkan di berbagai media internasional.
Informasi yang dilansir dari ABC News, salah satu peneliti dari Australia National Univesity (ANU) di Canberra menemukan aktivitas jual beli tersebut di dunia maya. Bahkan plasma darah tersebut dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok kriminal untuk mencari keuntungan.
"Di pasar gelap ini akan ada saja orang yang mau membeli, kalau dikatakan obat ini sedang menjalani uji klinis. Dari 20 situs gelap, tiga di antaranya menjual 90 persen produk-produk yang berkaitan dengan virus corona Covid-19," jelas Profesor Rod Broadhurst selaku peneliti dari ANU.
5. Cara Kerja Plasma Darah
Pasien yang telah terinfeksi virus corona dapat mulai membentuk antibodi dalam hitungan hari setelah terinfeksi. Antibodi yang dipercaya menetralkan virus ini dibuat khusus oleh sistem imun untuk melawan virus corona baru dan dianggap sebagai komponen kunci pemulihan.
Secara proses, untuk memproduksi antibodi dapat memakan waktu sekitar satu atau dua minggu. Tetapi begitu itu terjadi, sistem imun akan dengan cepat menanggapi paparan virus berikutnya.
Informasi yang dilansir dari Nature.com, plasma konvalesen disebut sebagai terapi antibodi pasif atau terapi plasma darah yang termasuk jenis kekebalan pasif. Jenis ini dapat memberikan antibodi dengan segera, tetapi protein hanya akan bertahan untuk waktu yang singkat, beberapa minggu hingga beberapa bulan.
"Kami menggunakan plasma yang kaya antibodi dari pasien yang sedang sembuh untuk mencegah infeksi atau mengobati infeksi pada pasien lain," kata Jeffrey Henderson selaku dokter penyakit menular dan ilmuwan di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis dilansir dari Nature.
Plasma adalah bagian kuning dari cairan darah yang berpotensi untuk menyelamatkan seseorang yang terinfeksi dan dalam keadaan kritis. Sedangkan untuk beberapa virus dan vaksin, kekebalan aktif dapat bertahan dalam beberapa tahun atau bahkan seumur hidup.
(mdk/dem)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diklaim Mampu Cegah Diabetes dan Kolesterol, Inilah 7 Manfaat Daun Kelor
Di sekitar perumahan, tumbuhan liar tumbuh dengan subur. Salah satu contohnya adalah daun kelor yang memiliki beragam manfaat.
Baca SelengkapnyaFakta Baru! Dokter yang Cabuli Istri Pasien Suntikkan Obat Penenang ke Korban, Bukan Vitamin
Pernyataan itu didapat saat polisi melakukan olah TKP belum lama ini
Baca Selengkapnya5 Cara Mengatasi Rasa Lapar di Tengah Malam, Cegah Gendut dari Sebelum Tidur
Munculnya rasa lapar di tengah malam bisa sangat mengganggu dan bisa dihindari dengan berbagai cara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Manfaat Daun Sirsak untuk Tumor dan Kesehatan Lainnya, Ketahui Pula Efek Sampingnya
Merdeka.com merangkum informasi tentang manfaat daun sirsak untuk kesehatan dan efek sampingnya.
Baca SelengkapnyaSering Jadi Obat Herbal, Daun Binahong Diklaim Efektif Cegah Penyakit Mulai Dari Asam Urat hingga Gula Darah
Sebagai salah satu jenis tumbuhan obat, manfaat daun binahong terbukti efektif dalam mengatasi sejumlah permasalahan kesehatan begini penjelasannya.
Baca Selengkapnya5 Manfaat Air Rebusan Daun Salam, Bisa Cegah Gula Darah hingga Kolesterol Naik
Selain memberikan sentuhan istimewa pada hidangan, daun salam juga bermanfaat dalam mengatur kadar gula darah serta kolesterol dalam tubuh, lho!
Baca Selengkapnya7 Buah untuk Mengatasi Panas Dalam, Efektif dan Kaya Nutrisi
Panas dalam dapat diatasi dengan konsumsi buah kaya kandungan air.
Baca SelengkapnyaBukan Hanya Segar, Air Kelapa Juga Diklaim Mampu Turunkan Darah Tinggi
Kelapa memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Salah satunya adalah kemampuannya menurunkan tekanan darah tinggi. Berikut adalah penjelasannya.
Baca SelengkapnyaCara Hilangkan Rasa Pahit Pare Sebelum Diolah, Tanpa Garam dan Cuka
Meskipun dikenal karena pahitnya, pare tetap diminati karena khasiatnya dan sebagian orang menikmati rasanya. Cara untuk menghilangkan pare pun sangat mudah.
Baca Selengkapnya