Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta Benteng Pendem Ambarawa, Bangunan Peninggalan Belanda yang Kini jadi Penjara

5 Fakta Benteng Pendem Ambarawa, Bangunan Peninggalan Belanda yang Kini jadi Penjara Benteng Pendem Ambarawa. ©Kemdikbud.go.id

Merdeka.com - Benteng Fort Williem I atau yang lebih dikenal warga sekitar dengan nama Benteng Pendem Ambarawa adalah benteng tua tempat berlindung para serdadu Belanda yang dibangun pada 1834. Ketika mengunjungi tempat itu, Benteng Fort Williem I tampak lekat dengan kesan mistis dan menyeramkan. Hal itu wajar karena bangunannya memang sudah tidak terurus lagi.

Walau begitu, bangunan itu masih tampak megah dan tak pernah sepi dikunjungi wisatawan. Mereka bahkan rela jauh-jauh datang dari luar kota hanya untuk sekedar berfoto di tempat itu. Padahal, tempat itu belum resmi menjadi tempat wisata.

Di balik pesonanya, benteng itu memiliki sejarah yang panjang. Berikut ini adalah beberapa fakta tentang Benteng Pendem Ambarawa yang mempesona.

Pengaruh Revolusi Belgia

benteng pendem ambarawa

©Kemdikbud.go.id

Dilansir dari Kemdikbud.go.id, pendirian Benteng Pendem Ambarawa berkaitan dengan bergolaknya Revolusi Belgia pada 1830. Waktu itu, terjadi pergolakan pada masyarakat Belgia yang berusaha memisahkan diri dengan Kerajaan Belanda. Mereka ingin memisahkan diri karena dasar perbedaan agama dan ekonomi.

Adanya pergolakan itu menjadi dasar Gubernur Hindia Belanda waktu itu, Jenderal Van Der Bosch, untuk mendirikan benteng-benteng pada beberapa titik di Pulau Jawa, salah satunya di Ambarawa.

Waktu itu, Ambarawa dipilih sebagai titik pertahanan karena letaknya yang berada di jalur yang menghubungkan Semarang dengan pedalaman. Jadi apabila seluruh wilayah pesisir sudah jatuh ke tangan musuh, para tentara yang mundur dapat melarikan diri dan berkumpul di kota itu dan selanjutnya melancarkan serangan balik.

Proses Pembangunan Benteng

benteng pendem ambarawa

©2020 liputan6.com

Berbagai keperluan disediakan untuk pembangunan benteng ini. Tercatat, proyek pembangunannya melibatkan insinyur zeni, penjaga, 3.000 kuli pribumi, dan beberapa tahanan yang dihukum kerja paksa. Selain itu guna menghemat biaya pengangkutan, batu bata dan genting dibuat di dekat benteng dengan mendirikan tungku-tungku pembakaran.

Bangunan ini mulai ditempati para prajurit pada 1844 sekalipun pembangunannya belum selesai. Sebagai penghormatannya pada Raja Belanda, bangunan yang akhirnya rampung pada tahun 1850 itu diberi nama “Willem I”.

Sempat Diguncang Gempa

benteng pendem ambarawa

©Goodnewsfromindonesia.id

Pada 1865 dan 1872, Benteng Pendem Ambarawa sempat diguncang gempa. Karena dua peristiwa itu, konstruksi benteng menjadi tidak aman dan para prajurit harus pindah di barak yang berada di luar benteng.

Tak hanya itu, langit-langit pada lantai dua yang terlalu rendah membuat ruangan terasa pengap dan panas untuk ukuran orang Eropa. Selain itu, adanya teknologi artileri membuat meriam bisa ditembakkan secara akurat walau dalam jarak yang jauh. Oleh karena itulah benteng itu perlahan mulai ditinggalkan.

Dijadikan Penjara

benteng pendem ambarawa

©Goodnewsfromindonesia.id

Setelah tidak berfungsi sebagai tempat pertahanan, benteng itu kemudian difungsikan sebagai penjara pada masa penjajahan Jepang. Setidaknya ada seribu orang Eropa yang ditahan Jepang di benteng itu. Di sana mereka diberi jatah makan yang sedikit.

Setelah masa kemerdekaan, tentara sekutu berusaha mengevakuasi para tahanan Eropa dari benteng ini. Ternyata mereka juga berniat kembali menguasai Indonesia. Warga Ambarawa melawan. Maka dari itulah terjadi peristiwa Palagan Ambarawa. Setelah peristiwa itu, para tahanan yang ditahan di benteng ini dipindahkan ke Semarang.

Benteng Fort Williem II Masa Kini

benteng pendem ambarawa

©Goodnewsfromindonesia.id

Setelah tahun demi tahun berjalan, mulai 2003 benteng itu dialihfungsikan menjadi Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas II Ambarawa. Bila ingin mengunjungi benteng ini, wisatawan bisa minta izin dulu kepada petugas LAPAS.

Tempat ini kemudian semakin ramai dikunjungi wisatawan. Mereka umumnya hendak mengambil foto. Selain itu banyak juga pasangan yang menjadikan tempat ini untuk foto Pre Wedding.

(mdk/shr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Sejarah Stasiun Tanjung Priok, Atapnya Mirip Stasiun Belanda dan Pernah Terbengkalai

Cerita Sejarah Stasiun Tanjung Priok, Atapnya Mirip Stasiun Belanda dan Pernah Terbengkalai

Sekilas tentang Stasiun Tanjung Priok yang konon atapnya terinspirasi dari stasiun besar di Amsterdam.

Baca Selengkapnya
Bangunan Benteng di Temanggung Ini Letaknya Terpencil di Puncak Bukit, Begini Penampakannya

Bangunan Benteng di Temanggung Ini Letaknya Terpencil di Puncak Bukit, Begini Penampakannya

Bentuk arsitekturnya sekilas mirip benteng Fort Nassau yang berada di Kepulauan Banda, Maluku

Baca Selengkapnya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah Mercusuar Willem Toren III Aceh,  Dulunya Sistem Navigasi Peninggalan Belanda di Samudera Hindia

Sejarah Mercusuar Willem Toren III Aceh, Dulunya Sistem Navigasi Peninggalan Belanda di Samudera Hindia

Peninggalan sejarah di Kabupaten Aceh Besar ini merupakan salah satu dari 3 mercusuar yang pernah dibangun Belanda di dunia.

Baca Selengkapnya
Mangkuk Beling Zaman Romawi Ditemukan Masih Utuh Tidak Pecah, Usianya 2.000 Tahun

Mangkuk Beling Zaman Romawi Ditemukan Masih Utuh Tidak Pecah, Usianya 2.000 Tahun

Arkeolog menemukan sebuah mangkok beling yang masih utuh berusia 2.000 tahun saat melakukan penggalian di kota Nijmegen, Belanda.

Baca Selengkapnya
Salah Satu Warisan Budaya di Bantul, Ini Fakta Menarik Saluran Irigasi Dam Kamijoro yang Berusia Ratusan Tahun

Salah Satu Warisan Budaya di Bantul, Ini Fakta Menarik Saluran Irigasi Dam Kamijoro yang Berusia Ratusan Tahun

Dam Kamijoro menjadi bukti keberadaan bangunan arkeologis gaya Eropa yang masih berfungsi dengan baik sejak zaman Belanda hingga sekarang.

Baca Selengkapnya
Sejarah Indonesische Persbureau, Kantor Berita Indonesia Pertama yang Didirikan Bumiputera

Sejarah Indonesische Persbureau, Kantor Berita Indonesia Pertama yang Didirikan Bumiputera

Selain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda,  Ada di Puncak Bukit Kota Semarang

Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda, Ada di Puncak Bukit Kota Semarang

Tempat itu biasa digunakan orang untuk bersemedi dan menenangkan diri.

Baca Selengkapnya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya