Merdeka.com - Wali Kota Jakarta Barat Burhanudin mengakui, kasus gizi buruk yang terjadi di wilayahnya bukan sesuatu yang baru. Menurutnya, salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya kesadaran warga akan fungsi Posyandu dan Puskesmas.

"Untuk itu kita akan tingkatkan kesadaran warga untuk mengunjungi Posyandu, dengan cara menghidupkan komunitas RT RW untuk memfasilitasi perbaikan kesehatan masyarakat," ujar Burhanudin seusai menjenguk 4 bayi kurang gizi yang dirawat di RSUD Cengkareng, Jumat (22/2).

Pernyataan senada juga diungkapkan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Widyastuti. Menurutnya, Posyandu berperan penting untuk melakukan langkah pencegahan terjadinya gizi buruk.

"Nantinya kader Posyandu akan kita berikan pengarahan agar bisa menangani kasus gizi buruk."

Widyastuti menambahkan, nantinya setiap kader Posyandu akan diberikan Kartu Menuju Sehat (KMS). "Kader Posyandu nantinya kami berikan Kartu Menuju Sehat (KMS), yang terdapat tabel kesehatan si bayi," ujarnya.

Selain kurang pengetahuan orang tua akan fungsi Posyandu dan Puskesmas, pola hidup pasangan suami istri sekarang juga menjadi faktor gizi buruk yang dialami bayi.

"Jadi, tidak selamanya kondisi ekonomi orang tua yang mempengaruhi. Orang tua yang dua-duanya bekerja, dan menyerahkan pengasuhan anaknya kepada pengasuh, yang tidak mengerti soal makanan bergizi, juga berpengaruh terhadap kondisi bayi," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak empat orang bayi dengan kondisi gizi buruk dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Keempat bayi tersebut berusia di bawah satu tahun. Rata-rata keempat bayi berkelamin satu orang perempuan dan tiga orang bayi laki-laki itu mengalami gizi buruk sejak lahir.

Keempat bayi tersebut atas nama Alysa Noer Shalfah (4 bulan), warga Rawa Buaya, Cengkareng, dan Fatur Rohman (1), warga Kalideres, Jakarta Barat yang dirawat di kamar 502. Sementara itu, dua bayi lainnya, Doni (8 bulan), warga Kalideres dan Yoga Saputra (7 bulan), warga Cengkareng, Jakarta Barat dirawat di kamar 522.