Merdeka.com - Polisi hingga kini masih terus berupaya untuk memecahkan misteri di balik kematian empat orang sekeluarga, di Kalideres, Jakarta Barat. Berbagai bukti pun telah dikantongi dalam proses penyelidikan kasus itu.
Setelah dua pekan lamanya, terkini polisi telah mendapatkan bukti baru. Adanya feses atau sisa kotoran yang masih tersimpan dalam tubuh, ditemukan dari jasad keluarga.
Lantas titik terang apa yang akan terungkap dalam penemuan ini?
Dokter Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ade Firmansyah Sugiharto menjelaskan secara medis atas hubungan ditemukannya feses dengan fakta lain tidak adanya makanan dalam lambung.
"Tidak adanya makanan di lambung menunjukkan bahwa orang tersebut terakhir makan setidaknya 4 jam yang lalu. Bila ditemukan sisa makanan (feses) di usus besar, menunjukkan orang tersebut telah makan dalam kurun waktu 24 jam sebelumnya," kata Ade saat dihubungi merdeka.com, Minggu (27/11).
Sebelumnya, awal kasus ini mencuat dugaan keluarga tersebut meninggal karena kelaparan. Sebab, tak ditemukan makanan dalam lambung. Dari temuan baru tersebut, dugaan tersebut terbantahkan.
Menurut ilmu forensik, ada kemungkinan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh keluarga itu sebelum tewas.
Apabila mengacu pada siklus metabolisme pencernaan manusia. Biasanya feses akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran pada kurun waktu 24-72 jam sejak menerima asupan.
"Feses itu harus dikeluarkan pada orang hidup. Biasanya setiap orang buang air besar dalam kurun waktu 24-72 jam.
Sedangkan apabila orang tersebut meninggal maka feses akan tersimpan dalam tubuh tidak terurai. Bila terus tersimpan feses akan semakin mengeras dalam usus besar.
"Kalau orang tersebut sudah meninggal maka dia tidak bisa dikeluarkan. Tidak terurai. Tapi makin lama akan mengeras," jelasnya.
Advertisement
Ade yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, menerangkan bahwa penemuan feses ini berguna untuk memberikan kepingan petunjuk perihal penyebab kematian.
"Semua sampel harus diperiksa, termasuk fesesnya. Feses dapat memberi petunjuk sisa makanan apa serta kemungkinan adanya penyakit atau perdarahan dalam saluran pencernaan," terangnya.
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Ariyadi mengatakan, dari hasil autopsi tersebut ditemukan adanya feses atau tinja. Namun, tidak disebutkan dari jenazah siapa feses tersebut ditemukan.
"Kita butuh kehati-hatian, sebagai contoh ya kemarin berdasarkan keterangan dari kedokteran forensik kita menemukan feses," kata Hengki kepada wartawan, Kamis (24/11).
Sehingga, untuk feses tersebut saat ini masih sedang dilakukan penelitian di laboratorium. Karena, hal ini untuk mengetahui mengandung apa feses tersebut.
"Feses ini kita harus teliti di laboratorium Ini mengandung apa harus kita teliti lagi. Apakah arti dari pada temuan autopsi itu nanti ahli yang menjelaskan. Mungkin bisa mengungkap ataupun justru mematahkan praduga selama ini kita tidak tahu," ujarnya.
Sebagai informasi, empat orang yang merupakan satu keluarga ditemukan tewas dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11).
Keempat korban jenazah adalah suami Rudyanto Gunawan (71); sang istri bernama K. Margaretha Gunawan (58); Adapun anak perempuan bernama Dian (40); terakhir Budyanto Gunawan (69) ipar dari Rudianto
Namun, hingga saat ini polisi belum mengungkap penyebab kematian korban. Merujuk hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda kekerasan. Sedangkan ditemukan fakta keempat jasad itu sudah tidak ada makanan dari lambung yang kosong.
Advertisement
Pada Mei lalu, Budianto diketahui hendak menjual rumahnya. Lalu ada pihak dari koperasi yang menjadi saksi mata, berkunjung ke rumah tersebut. Begitu membuka gerbang sudah tercium bau busuk yang luar biasa pada 13 Mei 2022 lalu.
Ditanyakan kepada pihak rumah kenapa bau busuk, lalu sang pemilik rumah menjawab bau got. Kemudian masuk ke dalam rumah. Kemudian diminta perlihatkan sertifikatnya, ternyata sertifikat ini atas nama Reni Margareta. Ibu dari Dian. Kemudian ditanyakan Reni ada dimana, sedang tidur di dalam.
Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan masuk ke dalam kamar. Begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk menyeruak bau yang lebih busuk.
"Dimana ibunya, ini lagi tidur. Tapi jangan dinyalakan lampu, karena ibu saya sensitif terhadap cahaya, kata anak atas nama Dian yang turut meninggal di TKP," jelas polisi.
Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang gemuk sehingga agak curiga. Tanpa sepengetahuan Dian, salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HPnya. Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar.
"Ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," katanya.
Saksi kemudian langsung keluar dan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai. Langsung mengajak dua saksi yang lain segera keluar.
Pada saat keluar ketemu saksi yang lain sudah kami ambil keterangan juga menyatakan yang sama bahwa sempat teriak Allahu Akbar dan salah satu saksi ini dikejar oleh Budianto.
"Tolong pak jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan pihak RT ataupun warga sini. Dan ternyata tidak dilaporkan," imbuhnya.
Hal Ini yang disesalkan oleh polisi. Seharusnya semua sebagai warga masyarakat tidak boleh permisif. Kejadian seperti ini agar dilaporkan saja. [rnd]
Baca juga:
Mayat Sekeluarga di Kalideres: Dian Tewas Sambil Peluk Guling di Samping Mumi Ibunya
Menebak Penyebab Kematian Mayat Sekeluarga di Kalideres
Fakta Baru Kasus Kematian Keluarga di Kalideres, Anak Meninggal Terakhir
Sulitnya Ungkap Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres, Feses Korban Diteliti di Lab
Kasus Kalideres: Adik Ipar Jual Semua Perabotan, Diletakkan di Luar Rumah
Polisi Dalami Dugaan Keluarga Tewas di Kalideres Sengaja Berhenti Makan
Advertisement
Truk Sampah DKI Tabrak Beton Jalur Sepeda di Sudirman, Dishub Janji Perbaiki
Sekitar 1 Jam yang laluBarisan Pensiunan Jenderal TNI dan Polisi di Kursi BUMD DKI Jakarta
Sekitar 1 Jam yang laluPrakiraan Cuaca di Jakarta Hari Ini, Hujan dan Angin Kencang
Sekitar 2 Jam yang laluWanita Ditemukan Tewas di Penjaringan Jakut, Sepucuk Pistol Ditemukan Dekat Jenazah
Sekitar 4 Jam yang laluPolisi Usut Tiga Pelanggaran Sopir Fortuner Berpelat Dinas Polri Tabrak Ojek Online
Sekitar 10 Jam yang laluKecelakaan Mahasiswa UI, Polisi Terbitkan Surat Penyidikan Laporan Keluarga Korban
Sekitar 12 Jam yang laluStasiun KRL Sementara JIS Ditargetkan Rampung Tahun Depan
Sekitar 12 Jam yang laluBikin Macet Panjang 27 Putaran Balik di Jakarta Ditutup, Ini Daftarnya
Sekitar 14 Jam yang laluAlasan Sopir Fortuner Ganti Pelat Dinas Polri ke Nomor Asli Usai Tabrak Ojek Online
Sekitar 14 Jam yang laluAda Bubaran Demo Ojol Tolak ERP, Lalu Lintas Sarinah Menuju Bundaran HI Macet
Sekitar 14 Jam yang laluPolisi Gandeng BPN & Kelurahan, Cek Dokumen Jual Beli Lahan Dipersoalkan Bripka Madih
Sekitar 14 Jam yang laluSyamsul Maarif Sempat Mengaku Sebagai AKBP Doddy Prawiranegara saat Ditangkap Polisi
Sekitar 15 Jam yang laluDPRD DKI Soroti Kasus Beras Oplosan di Cipinang
Sekitar 15 Jam yang laluLanggar Prosedur, Penyidik Kasus Kecelakaan Mahasiswa UI Jalani Sidang Etik
Sekitar 14 Jam yang laluIni Identitas Pemilik Fortuner Berpelat Dinas Polri Tabrak Ojek Online di Jaktim
Sekitar 15 Jam yang laluMinimarket di Makassar Dirampok, Pelaku Ancam Kasir Pakai Parang Panjang
Sekitar 15 Jam yang laluTerungkap, Fortuner Pelat Dinas Polri Tabrak Ojek Online di Rawamangun Menantu Polisi
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Chuck Putranto Tuntut Bebas "Alami Sesat Fakta Alasan Penghapusan Pidana"
Sekitar 15 Jam yang laluVIDEO: Baiquni Wibowo Layak Dibebaskan, Hanya Jalankan Perintah 'Tidak Sah' Sambo
Sekitar 19 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Chuck Putranto Tuntut Bebas "Alami Sesat Fakta Alasan Penghapusan Pidana"
Sekitar 15 Jam yang laluVIDEO: Baiquni Wibowo Layak Dibebaskan, Hanya Jalankan Perintah 'Tidak Sah' Sambo
Sekitar 19 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 5 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 6 Hari yang laluKemenkes: Antibodi Masyarakat Sudah Divaksinasi Booster Naik Hampir 3 Kali Lipat
Sekitar 1 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang laluLaga PSIS VS Persebaya Ditunda, Ini Alasan Polisi Tak Keluarkan Izin
Sekitar 8 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami