Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Silat Lidah' di Balik Kenaikan Pendapatan Anggota DPRD DKI saat Pandemi

'Silat Lidah' di Balik Kenaikan Pendapatan Anggota DPRD DKI saat Pandemi Gedung Baru DPRD DKI Jakarta. ©2019 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Pemprov dan DPRD DKI Jakarta telah menyepakati Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Tahun 2021 sebesar Rp 82,5 triliun. Dalam KUA-PPAS tersebut, ada kenaikan signifikan pada mata anggaran Rencana Kerja Tahunan (RKT) DPRD DKI Jakarta.

Berdasarkan sumber yang diterima, RKT DPRD DKI Jakarta itu terbagi ke beberapa kategori pendapatan langsung, pendapatan tidak langsung, dan kegiatan. Dalam setahun, RKT tiap anggota DPRD DKI mencapai Rp8.383.791.000. Jika dikalikan dengan jumlah anggota berjumlah 106 orang, maka anggaran RKT keseluruhan anggota DRD DKI mencapai Rp888.681.846.000.

Dalam rapat paripurna yang diselenggarakan di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Jumat (27/11) silam, PSI menyampaikan penolakan terhadap kenaikan anggaran penunjang kegiatan anggota DPRD DKI sebesar Rp 888,68 miliar dalam rancangan APBD DKI Jakarta tahun 2021. Kenaikan anggaran tersebut akan digunakan untuk tunjangan rencana kerja anggota DPRD, mulai dari reses, kunjungan kerja, sosialisasi perda dan raperda, hingga sosialisasi kebangsaan.

PSI menolak usulan tersebut lantaran tidak elok jika hak-hak anggota DPRD mengalami kenaikan di saat pandemi Covid-19 terjadi dan banyak orang sedang kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan.

Mendengar pernyataan dan sikap PSI, Ketua Panitia Khusus (Pansus) RKT DPRD DKI Mohammad Taufik geram. Dia menyatakan, kecewa dengan sikap Fraksi PSI yang menolak Pansus RKT DPRD DKI tersebut. Padahal sebelumnya dalam rapat, mereka ikut tanda tangan setuju dengan kegiatan dewan tersebut.

"PSI setuju dan tanda tangan dalam rapat pimpinan gabungan (rapimgab) RKT DPRD DKI. Tetapi, kok, malah bicara aneh-aneh menolak di luar. Jangan begitulah, harus fair. Mau menerima RKT, tetapi nama ingin bagus di luar. Ini namanya merusak institusi," katanya, Selasa (2/12).

Dia sebagai Ketua Pansus RKT DPRD DKI dan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi kecewa dengan sikap PSI. Jika ingin menolak, menurut Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI ini, seharusnya berdebat di dalam rapat dan tidak perlu pencitraan menolak RKT, namun malah menerima dan setuju semua kegiatan dewan selama setahun dengan anggaran Rp888 miliar.

"Saya kira kalau ingin menang, ya jangan menang banyaklah, kalau mau manggung ya, silakan. Tetapi, jangan rusak citra institusi," katanya.

"Jangan di luar cerita begini, begono, dan begini. Saya sebagai Ketua Pansus RKT DPRD DKI tegaskan semua fraksi telah menyepakati," tuturnya.

RKT telah dibahas dan disepakati semua fraksi di DPRD DKI. Taufik menjelaskan, angka Rp888 miliar sudah mencakup semua kegiatan secara satuan.

Mulai, kunjungan kerja (kunker), kunjungan dalam kota, peninjauan, sosialisasi pancasila, sosialisasi perda, reses dan kegiatan alat kelengkapan dewan (AKD).

"Makanya, ini saya luruskan. Saya tegaskan, teman-teman PSI setuju," jelas politikus Gerindra itu.

PSI Tantang Risalah dan Rekaman Pembahasan RKT Dibuka

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta PSI, Michael Victor Sianipar menegaskan kembali partainya tidak pernah menyetujui kenaikan RKT menjadi Rp 888 miliar untuk 106 anggota DPRD DKI di tahun 2021. Keputusan tersebut sudah bulat di internal partai.

"Sikap PSI jelas bahwa segala pembahasan kenaikan hak dewan harus mempertimbangkan asas kepantasan dan kewajaran. Di saat ratusan ribu warga Jakarta kehilangan pekerjaan karena pandemi dan 1,7 juta warga Jakarta mengalami pengurangan jam kerja, kenaikan gaji wakil rakyat itu tidak pantas," katanya kepada merdeka.com.

Taufik menegaskan jika PSI ikut setuju dengan kenaikan RKT tersebut. Bahkan sebelumnya dalam rapat, PSI ikut tanda tangan setuju dengan kegiatan dewan tersebut. Menanggapi pernyataan tersebut, Michael menantang agar rekaman saat pembahasan RKT dibuka ke publik.

"Dibuka saja risalah semua dan rekaman," tegasnya.

Dia memastikan, seluruh anggota PSI sudah memahami apa yang menjadi instruksi partai terkait RKT. Michael berharap sikap PSI menolak RKT naik juga diikuti partai lain sebagai bentuk empati pada warga yang sedang susah secara ekonomi karena pandemi.

"Seluruh anggota DPRD PSI sudah paham instruksi partai, sudah dibahas secara internal dan keputusannya adalah menolak kenaikan gaji ratusan miliar di tengah pandemi dan kesulitan ekonomi rakyat Jakarta. Wakil rakyat harus berempati dengan kondisi masyarakat yang sedang susah. Kami harap kami tidak sendirian dalam menolak kenaikan gaji di tengah pandemi ini," tutupnya.

APBD DKI Seharusnya Untuk Penanganan Covid-19

Pengamat dari Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti mengatakan, kenaikan RKT ini jelas-jelas tidak memiliki argumen yang cukup kuat. Dari aspek manapun, dia menilai, kenaikan ini sangat tidak dapat dimaklumi.

Dia mengungkapkan, ada beberapa alasan mengapa DPRD DKI Jakarta seharusnya tidak menaikan RKT tersebut. Pertama, sudah bisa diprediksi bahwa kinerja DPRD 2021 tidak sepadat 2020 atau tahun 2019 berhubung karena kita masih terhimpit masalah Covid-19. Kedua, Jakarta Sendiri lebih banyak berkutat pada aspek PSBB. Jadi ketentuan untuk melakukan dan melaksanakan aktivitas di luar ruangan juga dicegah

"Ketiga, anggaran APBD juga berkurang. Seperti kita ketahui, APBD DKI hanya mengumpulkan anggaran sekitar setengah dari APBD normal DKI Jakarta. Sehingga dengan begitu kenaikan ini sangat tidak realistis," katanya saat dihubungi, Selasa (1/12).

Keempat, Ray menambahkan, Jakarta juga termasuk salah satu daerah yang paling banyak berutang ke pemerintah pusat. Sangat tidak patut anggaran utang dipakai untuk kepentingan dan kegiatan yang tidak semestinya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meneken surat perjanjian kerjasama pinjaman pemulihan nasional dengan Kementerian Keuangan dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero. Pada perjanjian pinjaman ini, Pemprov DKI Jakarta mengusulkan pinjaman sebesar Rp12,5 triliun.

"Kelima, hingga tahun 2021, musibah Covid-19 nampaknya belum akan berujung. Dengan begitu dan sudah semestinya persentasi anggaran APBD DKI Jakarta harus sebesar-besarnya untuk kepentingan penanggulangan Covid-19," terangnya.

Melihat kondisi tersebut, dia berharap, Anies memiliki komitmen kuat agar dana daerah sebesar-besarnya digunakan untuk kepentingan publik.

"Di era Anies belum terjadi pembangunan yang signifikan. Infrastruktur yang sekarang berkembang lebih banyak merupakan warisan dari Gubernur-gubernur sebelumnya. Saya kira apa yang jadi ketegasan Ahok pada periode sebelumnya terhadap rencana anggaran yang tidak masuk akal untuk dicoret. Kita ingat jadi satu kata yang sangat populer dari Ahok, pemahaman nenek lho! Saya berharap Anis bisa setegas Ahok dalam hal ini," tutup Ray.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Segini Pensiunan yang Bakal Diterima Anggota DPR Usai Menjabat 5 Tahun

Segini Pensiunan yang Bakal Diterima Anggota DPR Usai Menjabat 5 Tahun

Mantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.

Baca Selengkapnya
Sidang Paripurna, PDIP dan PKB Minta Pimpinan DPR Serius Sikapi Wacana Hak Angket Pemilu

Sidang Paripurna, PDIP dan PKB Minta Pimpinan DPR Serius Sikapi Wacana Hak Angket Pemilu

Sebab, dia menilai saat ini pengawasan DPR RI pada Pemilu 2024 tak ada marwahnya.

Baca Selengkapnya
Pakar Nilai DPD RI Bentuk Pansus Kecurangan Pemilu Tak Memiliki Landasan Hukum, Ini Dalilnya

Pakar Nilai DPD RI Bentuk Pansus Kecurangan Pemilu Tak Memiliki Landasan Hukum, Ini Dalilnya

Rullyandi menilai, persetujuan pembentukan pansus oleh anggota dan pimpinan DPD RI ini pun melanggar UU MD3.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
PTDI Nunggak Bayar Gaji Karyawan, Ini Biang Keroknya

PTDI Nunggak Bayar Gaji Karyawan, Ini Biang Keroknya

Diharapkan masalah ini bisa selesai di Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Respons Gibran Usai Diusulkan Mundur dari Wali Kota Solo karena Sibuk Kampanye

Respons Gibran Usai Diusulkan Mundur dari Wali Kota Solo karena Sibuk Kampanye

Gibran hanya merespons singkat dengan mengucapkan terimakasih

Baca Selengkapnya
DPD Bentuk Pansus Pemilu Dinilai Langgar UU MD3

DPD Bentuk Pansus Pemilu Dinilai Langgar UU MD3

Seluruh pimpinan dan anggota DPD yang menyetujui pembentukan pansus itu kecurangan pemilu harus diproses Badan Kehormatan DPD RI.

Baca Selengkapnya
PDIP Terima Pengunduran Diri Maruarar Sirait

PDIP Terima Pengunduran Diri Maruarar Sirait

Hasto mengingatkan menjadi anggota partai pada dasarnya disandarkan pada prinsip kesukarelaan.

Baca Selengkapnya
PDIP Catat Pengeluaran Dana Kampanye Terbanyak di Pemilu 2024, PSI Urutan Ketiga Setelah Gerindra

PDIP Catat Pengeluaran Dana Kampanye Terbanyak di Pemilu 2024, PSI Urutan Ketiga Setelah Gerindra

PDIP, Gerindra, PSI masuk dalam tiga besar partai kategori pengeluaran terbanyak selama Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Sekjen PSI soal Dana Kampanye Rp180 Ribu: Bukan Salah, tapi Belum Selesai Diinput

Sekjen PSI soal Dana Kampanye Rp180 Ribu: Bukan Salah, tapi Belum Selesai Diinput

PSI telah menyelesaikan penginputan laporan penggunaan dana kampanye ke KPU.

Baca Selengkapnya