Sekelompok Orang yang Kritik Penerapan PSBB DKI Dibebaskan
Merdeka.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, pihaknya membebaskan sekelompok orang yang sempat ditangkap itu karena diduga mengkritik penerapan PSBB karena berimbas terhadap penghasilan mereka dalam video berdurasi 57 detik yang beredar di media sosial.
"Memang benar dia sempat kami jemput dan kami amankan. Tetapi tidak kita tahan, kita bebaskan," kata Yusri saat dihubungi, Jakarta, Selasa (14/4).
Alasan pihaknya tak menahan, karena pihaknya hanya memberikan edukasi kepada sekelompok orang yang sempat viral itu. Sekelompok orang itu pun juga telah mengaku bersalah dengan apa yang sudah mereka perbuat.
"Kita berikan dia edukasi-edukasi pemahaman terkiat situasi saat ini. Alhamdulillah dia mengerti," ujarnya.
Yusri menjelaskan, motif mereka melakukan hal itu karena ingin merespon situasi yang saat ini dihadapi Indonesia. Setelah diberikan pemahaman, mereka pun akhirnya mengerti dengan kondisi Indonesia yang sedang dihadapi dengan virus Covid-19 atau corona.
"Motifnya itu dia hanya merespons situasi yang saat ini terjadi," ujarnya.
Sebelumnya, polisi menangkap sekelompok orang diduga mengkritik penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sekelompok orang itu sebelumnya diduga mengkritik penerapan PSBB karena berimbas terhadap penghasilan mereka dalam video berdurasi 57 detik yang beredar di media sosial.
"Sudah ditangkap, siang ini dirilis Polda," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus saat dikonfirmasi merdeka.com mengenai penangkapan sekelompok orang tersebut, Senin (13/4).
Dihubungi terpisah, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian mengatakan, penangkapan para pelaku dilakukan akhir pekan lalu. Namun kasus ini baru akan dirilis Polda Metro siang nanti.
"Benar ditangkap hari Jumat dan Sabtu," kata Jerry.
Sementara itu, beredar pula video permintaan maaf para pelaku. Pelaku mengaku menyesal atas perbuatannya.
"Kita semua mensupport dalam upaya pencegahan virus Corona ini melalui Program Sosial Berskala Besar (BSBB). Kita tidak butuh hasutan, kita juga tidak butuh propaganda maupun manuver memecah belah, yang kita butuhkan hanyalah motivasi, kita saling support untuk saling menguatkan bersatu padu tetap dalam kesatuan agar kita dapat bersama-sama melewati masa sulit ini. Tidak lupa pula tetap memperhatikan kaidah dalam menjaga kesehatan dan semakin tertib dalam mengikuti peraturan pemerintah maka insya Allah ini semua dapat selesai dengan baik dan itu sudah terbukti negara lainnya. Untuk kawan-kawan semua jangan lupa untuk pakai maskernya, cuci tangan dengan hand sanitizer, jaga jarak aman dan lebih baik di rumah aja. Sekali lagi seluruh komponen bangsa Indonesia kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahpahaman ini dan atas ketidak rasionalan kami dalam berpikir dan berpendapat, kami keliruh dan kami berjanji tidak akan mengulangi hal tersebut dan menjadi pelajaran di hari-hari setelah hari ini," ujar salah seorang pelaku.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia meminta harus bisa dihentikan dan tidak menjadi tren.
Baca SelengkapnyaMendorong Heru Budi untuk turun langsung ke masyarakat supaya tak tidak terlalu kaku
Baca SelengkapnyaViral di media sosial sosok polisi yang duji kesetiannya dengan pacar oleh atasannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KPU diminta tidak mempublikasikan hasil yang justru berbeda karena banyaknya temuan kesalahan.
Baca SelengkapnyaDalam video tersebut terlihat sejumlah polisi sedang berlindung diri dari akibat diserang orang tak dikenal.
Baca SelengkapnyaDKPP menyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari melanggar etik.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan tidak mudah untuk menelusuri fakta persidangan tersebut dengan pemeriksaan terhadap keluarga inti.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, sikap oposisi atau koalisi akan dilakukan demi kepentingan rakyat.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kekurangan surat suara di sejumlah TPS di Depok jadi viral di media sosial
Baca Selengkapnya