PSI Jelaskan Alasan Walk Out di Sidang DPRD DKI
Merdeka.com - Sekretaris Fraksi PSI DPRD DKI, Anthony Winza Probowo menjelaskan alasan PSI melakukan penolakan terhadap laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2019 dan juga walk out dari Sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta pada Senin 7 September 2020.
"Pertama, kami sudah bersurat sejak April 2020 ke BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah) Pemprov DKI Jakarta, kami minta data dalam format excel, data tentang realisasi dari APBD 2019. Kami mau periksa. Lalu sampai detik ini kami tidak menerima, bahkan kami sudah follow up di Komisi C. Saya di dalam rapat bertemu dengan BPKD menanyakan hal tersebut, namun jawabannya adalah masih dalam koordinasi," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/9).
Ketika data tidak kunjung diberikan, digelar Sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta. Salah satu agendanya adalah meminta persetujuan lisan dari DPRD terhadap pertanggungjawaban Gubernur atas APBD 2019.
"Apa yang bisa PSI setujui kalau kami tidak punya data? PSI tidak bisa melakukan formalitas belaka dalam persetujuan, kami anti dengan formalitas belaka. Ini fungsi pengawasan kami dan jangan dikerdilkan," lanjut master ilmu hukum dari Georgetown University ini.
Anthony melanjutkan, "Persetujuan lisan bagaimana yang dimaksud kalau mikrofon saja tidak ada? Mau pakai lisan seperti apa? Pakai tulisan saja yang kami minta, tidak diberikan. Mau pakai lisan, mikrofon juga tidak diberikan."
Pada sidang tersebut, hanya mikrofon Ketua dan Wakil Ketua DPRD, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang berfungsi. Mikrofon di meja anggota dewan tidak bisa digunakan.
"Apakah jangan-jangan kami hanya disuruh menjadi saksi bisu di dalam gedung DPRD? Hanya melihat saja, bahwa DPRD secara formalitas menyetujui pelaksanaan APBD 2019? Kami tidak mau, makanya kami walkout," tambah legislator dari Dapil 2 Jakarta Utara tersebut.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan perolehan suara ini karena PSI dianggap menjadi partai yang toleran dan representasi dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPSI menilai Jakarta membutuhkan sosok calon gubernur dapat menciptakan harapan dan dekat dengan masyarakat seperti Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebab, dia menilai saat ini pengawasan DPR RI pada Pemilu 2024 tak ada marwahnya.
Baca Selengkapnyaanggota gabungan akan ditempatkan di titik yang telah ditentukan guna mengantisipasi adanya aksi yang anarkis
Baca SelengkapnyaTetapi, keputusan akhir tetap ada di DPP karena diyakini tidak akan sembarangan menentukan dukungan untuk calon gubernur maupun wakil gubernur yang diusungnya
Baca SelengkapnyaPSI diminta tetap mengawal proses perhitungan suara.
Baca SelengkapnyaDPR sebelumnya mengimbau kepada KPU untuk segera mengantisipasi lonjakan suara PSI dengan penghitungan secara manual.
Baca SelengkapnyaIda bersyukur bisa lolos ke DPR setelah bertarung di Dapil II DKI. Menurutnya, PKB saat ini masih fokus ke pemilu legislatif.
Baca Selengkapnya