Pramono Bakal Beri Pelatihan bagi Pendatang Baru di Jakarta, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi
Pramono Anung menegaskan pihaknya membuka ruang untuk pendatang baru dapat mengikuti pelatihan keterampilan

Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan pihaknya membuka ruang untuk pendatang baru dapat mengikuti pelatihan keterampilan di kecamatan, balai warga, kelurahan dan sebagainya. Termasuk kepada perantau yang menginjakkan kaki di Ibu Kota untuk mengadu nasib.
"Kami mengharapkan siapapun yang datang tentunya tetap membawa suasana kedamaian, kerukunan dan juga hal-hal yang sudah baik yang di Jakarta. Kami juga membuka ruang untuk siapapun dapat mengikuti latihan keterampilan yang nanti akan diadakan di kecamatan, balai warga, kelurahan dan sebagainya. Intinya adalah Jakarta terbuka bagi siapa saja," kata Pramono di Jakarta kepada awak media seperti dikutip Rabu (9/4).
Pramono menjelaskan, langkah Pemprov Jakarta terhadap perantau saat ini terhadap para perantau adalah mendata. Tujuannya agar diketahui perantau mana yang sudah mempunyai keahlian dan keterampilan juga yang belum, sehingga dapat difasilitasi untuk memperoleh pekerjaan.
"Yang kami lakukan adalah pendekatan dukcapil. Secara administrasi dia harus mempunyai keanggotaan dimana yang bersangkutan pernah berada dan silakan mencari pekerjaan di Jakarta. Kalau perlu keterampilan, pendidikan, pelatihan, kami akan menyiapkan untuk itu," ungkap Pramono.
"Jadi kalau dia sudah mempunyai identitas, karena syaratnya itu identitas. Jangan sampai orang tidak beridentitas. Kalau dia mempunyai identitas, sekali lagi kami memberikan kesempatan untuk ikut pelatihan," janji Pramono.
Tren Perantau ke Jakarta Menurun
Melihat tren perantau ke Jakarta, Pramono mengamini adanya penurunan dari tiga tahun terakhir. Pihaknya masih melakukan pendataan. Sebab bisa saja, angka perantau yang menurun diakibatkan rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara.
"Jadi 3 tahun terakhir ini Jakarta memang mengalami penurunan. Mulai dari tahun 2022. Tetapi apakah tahun 2025 ini mengalami penurunan atau tidak, kita belum tahu. Salah satu faktor penyebabnya adalah mungkin ketika itu orang beranggapan bahwa Jakarta, ibu kota, segera pindah. Sehingga dengan demikian untuk tahun 2025 ini kami sedang pelajari apakah ada peningkatan atau penurunan," Pramono menandasi.