Polemik Renovasi Halte Tosari dan Terhalangnya Patung Selamat Datang 'Ikon' DKI
Merdeka.com - Perbaikan demi perbaikan dilakukan Transjakarta bersama Pemprov DKI sebagai upaya meningkatkan pelayanan terhadap penumpang. Salah satu dengan melakukan renovasi halte Transjakarta Tosari - Bundaran Hotel Indonesia.
Sayangnya, halte berkonsep megah dan modern itu menuai polemik. Sebabnya, konstruksi yang dibangun seolah mengesampingkan keberadaan Patung Selamat Datang yang menjadi landmark Kota Jakarta.
Patung Selamat Datang divisualisasikan sepasang manusia sedang melambaikan tangan dan menggenggam bunga. Patung berdiri tegak di atas penyangga di tengah kolam Bundaran HI.
Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta Boy Bhirawa menyayangkan revitalisasi tak mempertimbangkan estetika dari Patung Selamat Datang. Karena akibat bangunan dua lantai pada halte tersebut, patung tersebut menjadi terhalang.
Memang, kata Boy, kebijakan yang mengatur soal visualisasi warisan budaya nasional memang tidak dijelaskan secara spesifik. Namun, untuk memaknai suatu cagar budaya seharusnya pihak kontraktor memahami aturan visual. Sebab renovasi halte seolah membuatang signifikansi budaya Patung Selamat Datang telah diremehkan.
“Secara tertulis memang aturan visual tidak spesifik. Tapi, makna yang dilarang cukup clear. Nilai signifikansinya direndahkan (diabaikan),” kata Boy, saat dihubungi merdeka.com beberapa waktu lalu.
Selain itu, sepatutnya pembangunan halte juga memahami sisi urban design. Renovasi hang dilakukan membuat area sekitar patung ikon Ibukota kehilangan orientasinya. Dampaknya, masyarakat tidak lagi melihat peran Patung Selamat datang sebagai pemandu.
“Di area itu, kita jadi kehilangan orientasi. Karena, tidak bisa melihat landmark yang berperan menjadi panduan,” tuturnya.
Sejarah Singkat Patung Selamat Datang
Patung Selamat Datang merupakan warisan budaya nasional yang tervisualisasi oleh sepasang manusia sedang melambaikan tangan dan menggenggam bunga.
Monumen Selamat Datang berdiri di tengah Bundaran HI menjadi salah satu ikon populer yang ada di Indonesia. Mulanya, pembangunan patung ini dilakukan menjelang perhelatan acara Asian Games IV pada tahun 1962. Saat itu, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah untuk pesta olahraga terbesar di Asia.
Hal itu membuat Presiden Soekarno yang saat itu masih menjabat, ingin membuat monumen sebagai simbol penyambutan para tamu-tamu negara termasuk kontingen atlet dari berbagai negara yang datang untuk kompetisi Asian Games. Maka, patung kembar ini dibangun sebagai simbol penyambutan.
Reporter Magang: Syifa Annisa Yaniar
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Datang, Kota Serang 'Dibanjiri' Baliho Prabowo-Gibran Hingga Dipaku di Pohon
Bawaslu Kota Serang mencatat ada 32 banner dan baliho bergambar Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaWali Kota Balikpapan Anggap Membangun IKN Lebih Realistis daripada Buat 40 Kota Setara Jakarta
Dia juga menyoroti keberanian Gibran sebagai sosok pemuda yang ingin menghadirkan perubahan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaFOTO: Pemudik Mulai Padati Stasiun Pasar Senen, 42 Ribu Penumpang Kereta Sudah Meninggalkan Jakarta
Lebih dari 42 ribu penumpang telah diberangkatkan dari Stasiun Gambir, Pasar Senen dan beberapa stasiun lainnya di wilayah Daop 1 Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
FOTO: H-4 Lebaran, Ribuan Pemudik Padati Terminal Pulo Gebang
Sebelum Lebaran, sudah 2 ribu lebih pemudik meninggalkan Jakarta menuju kampung halaman melalui Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaRampungkan Berkas Dikembalikan Kejati, Polda Metro Jaya Kembali Periksa Firli Bahuri Jumat
Pemeriksaan itu dinilai sebagai petunjuk dari Kejati DKI Jakarta yang kaitannya dengan penyelesaian berkas perkara.
Baca SelengkapnyaWarga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru
Pemprov DKI Jakarta bakal menggelar perayaan malam tahun baru menuju 2024 di kawasan Bundaran HI
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaAnies Serukan Perubahan di Desa Termiskin Jateng, PDIP Pasang Badan Bela Ganjar
Menurut Hasto PDIP, Ganjar mampu menurunkan angka kemiskinan dengan sumber dana yang tidak sebanyak DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaBegini Konsep Kota Besar Masa Depan di Indonesia yang Dijanjikan Gibran
"Kalau enggak ya kotanya jadi bangunan beton semua, dan pasti akan menimbulkan masalah-masalah baru, seperti banjir, polusi, dan lain-lain," kata Gibran.
Baca Selengkapnya