Penjelasan Setara Institut soal Jakarta Tak Masuk 10 Besar Kota Toleran
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Setara Institut, Ismail Hasani menjelaskan alasan Jakarta tidak masuk 10 kota terbesar berdasarkan hasil riset indeks kota toleran (IKT). Dia mengakui riset tentang indeks toleransi di Jakarta tak seimbang dengan kota-kota lainnya.
"Jadi Jakarta ini kita jadikan satu ya. Karena di kota Jakarta Selatan misalnya itu kan enggak ada DPRD-nya, enggak ada kepemimpinan politik lah," kata Ismail di Jakarta, Rabu (30/3).
Menurut dia, ada perbandingan perhitungan soal luas wilayah dan jumlah penduduk. Riset tentang Jakarta dilakukan dalam lingkup satu provinsi bukan per kota. Dia mengambil contoh riset tentang Jakarta dibandingkan dengan kota Tomohon atau Salatiga.
"Selalu kita kemukakan memang agak kurang fair menilai Jakarta dibandingkan dengan Tomohon. Misalnya yang penduduknya sangat sedikit, Jakarta misalnya 8 juta pada malam hari, siang hari bisa 16 juta," ujar Ismail.
Meski tak masuk 10 besar, namun Setara Institute melihat Jakarta mengalami perbaikan indeks kota toleran sejak 2018-2022.
"Menilai Jakarta juga kan tidak fair gitu, itu satu hal dari sisi metodologis sisi substansi proses indexing memang Jakarta mengalami perbaikan kok di 2018," katanya.
Ismail mengungkapkan, Jakarta sebenarnya sempat masuk ke 10 besar peringkat terbawah. Namun, ternyata setelah dideteksi, kondisi tersebut terjadi pergantian kepemimpinan dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke Anies Baswedan.
"Memang setelah pilkada 2017 waktu itu pak Anies misalnya belum membuat RPJMD baru, kita enggak bisa nilai dong artinya pada variabel itu kami tidak bisa nilai," papar dia.
"Lalu harus diakui ya khususnya di 2021 FKUB DKI itu bekerja sangat serius ya dipimpin oleh prof Dede Rosyada lalu penyelesaian konflik 7 gereja juga diselesaikan di tahun 2021 artinya memang ada peningkatan dan itu kita catat, kita catat," sambung Ismail.
Kota Singkawang berhasil meraih penghargaan sebagai peringkat pertama indeks kota toleran (IKT) di Indonesia tahun 2021. Menggeser Kota Salatiga yang pada tahun 2020 menduduki posisi tersebut.
Penghargaan itu sebagai hasil dari riset yang dilakukan Setara Institut pada tahun 2021 dengan menilai berbagai aspek untuk kemudian memberikan Kota Singkawang sebagai peringkat pertama dengan nilai 6,483 naik satu peringkat dari 2020, dengan indeks 6,450.
"Kami selalu menerbitkan laporan ini dengan berbasis pada riset yang serius yang ditujukan untuk mengukur kinerja kota-kota di Indonesia. Jadi bukan semata-mata mengukur kinerja walikota atau wakil walikota," kata Ismail.
Riset mempertimbangkan empat variabel dengan delapan indikator sebagai tolak ukur berbasis paradigma hak konstitusional warga sesuai hak asasi manusia (HAM).
Variabel pertama, Regulasi Pemerintah dengan indikator RPJMD dan kebijakan diskriminatif. Kedua, Tindakan Nyata dengan indikator pernyataan dan tindakan nyata pemerintah kota.
Kemudian, variabel ketiga Regulasi Sosial mencakup indikator peristiwa intoleransi dan dinamika masyarakat sipil. Dan variabel keempat Demografi Sosial- Agama meliputi indikator heterogenitas dan inklusi sosial.
Berikut 10 kota yang mendapatkan penghargaan sebagai Indeks Kota Toleransi 2021:
1.Kota Singkawang dengan skor 6,483
2.Kota Manado dengan skor 6,400
3.Kota Salatiga dengan skor 6,367
4. Kota Kupang dengan skor 6,337
5. Kota Tomohon dengan skor 6,183
6. Kota Magelang dengan skor 6,120
7. Kota Ambon dengan skor 5,900
8. Kota Bekasi dengan skor 5,830
9. Kota Surakarta dengan skor 5,783
10. Kota Kediri dengan skor 5,733
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Jokowi, setiap daerah harus menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar setiap daerah memiliki perbedaan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, warga tidak perlu takut jika ada tindakan intimidasi atau pihak-pihak yang mengintervensi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengumpulkan Aliansi Lintas Asosiasi Kepala Desa di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (29/12).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dia juga menyoroti keberanian Gibran sebagai sosok pemuda yang ingin menghadirkan perubahan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUntuk bisa mencapai level seperti Jakarta, tentu bukan hal mudah terlebih karena kapasitas fiskal Jakarta yang sangat besar.
Baca SelengkapnyaAda peristiwa kelam di balik sejarah pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Simak selengkapnya.
Baca SelengkapnyaBanyaknya pepohonan dan area hijau membuat kawasan ini jadi wajah lain Ibu Kota Jakarta
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca Selengkapnya