Penjelasan Dinkes DKI Jakarta Penyintas Covid-19 Tak Jadi Prioritas Vaksinasi
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan para penyintas atau orang yang pernah terkonfirmasi terpapar Covid-19 tidak menjadi prioritas dalam pelaksanaan vaksinasi tahap awal. Menurut dia, antibodi Covid-19 akan terbentuk secara alami pada tubuh para penyitas.
"Sebenarnya seorang penyintas begitu sudah pernah terinfeksi secara alami di dalam tubuh terbentuk antibodi sehingga penyintas tidak menjadi prioritas," kata Widyastuti di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (14/1).
Dia menjelaskan prioritas penerima vaksinasi Covid-19 sudah ditentukan berdasarkan data yang ada. Nantinya, dari data tersebut akan kembali dilakukan screening dan verifikasi oleh vaksinator di masing-masing wilayah.
Lanjut Widyastuti, dalam proses itu terdapat 16 pertanyaan yang diberikan kepada para penerima vaksinasi. Salah satunya yakni terkait pernah atau tidak calon penerima vaksin terpapar Covid-19.
"Jadi seandainya ada kejadian karena tidak tahu, kalian anak muda, selama ini ternyata positif (Covid-19), selama ini tidak terasa, tidak ada gejala padahal enggak pernah periksa, ya enggak apa-apa," papar dia.
Sementara itu, Widyastuti menyatakan sejumlah tenaga kesehatan di Jakarta sudah mulai menerima vaksinasi Covid-19. Kata dia, pelaksanaan vaksin telah dilakukan di sejumlah rumah sakit (RS) ataupun puskesmas.
"DKI Jakarta beberapa RS dan teman-teman RS sudah berikan vaksinasi. Jadi hari ini sudah dimulai vaksinasi di beberapa RS dan Puskesmas di DKI Jakarta," ucap dia.
Dia menyebut sejumlah RS yang telah melakukan vaksinasi misalnya RSCM, Jakarta Pusat hingga RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Untuk pelaksanaan vaksinasi tersebut diberikan kepada tenaga kesehatan yang telah melakukan registrasi ulang.
"Kami mengikuti aturan yang ada, nakes yang mendapatkan kesempatan untuk di vaksin mendapatkan sms plus pemberitahuan. Kemudian teman-teman nakes akan melakukan registrasi ulang melalui aplikasi peduli," jelas Widyastuti.
Reporter: Ika Defianti
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaFOTO: Waspada DBD, Dinkes DKI Jakarta Prediksi Kasus Demam Berdarah Dengue Terus Naik hingga Mei 2024
Dari data terakhir yang dihimpun hingga 26 Maret 2024, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD terbanyak yakni 716 kasus.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus DBD Tertinggi di DKI Ada di Jakarta Barat
Ani menambahkan untuk fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta sangat mencukupi dan hingga saat ini semua dalam keadaan siaga 24 jam.
Baca SelengkapnyaJokowi Tegaskan Gubernur DKI Jakarta Dipilih Rakyat
Jokowi menyampaikannya dalam rapat membahas RUU DKJ bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca Selengkapnya