Merdeka.com - Informasi mengenai adanya transaksi jual beli Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur tidak hanya diyakini Rinaldi. Sejumlah penghuni rusun lainnya pun memiliki keyakinan sama mengenai penjualan rusun ke masyarakat umum.

Seperti yang diakui seorang warga yang menghuni blok B, selama lima tahun tinggal di rusun Pulogebang telah muncul penghuni baru. Dia mengaku yakin, penghuni tersebut bukan warga relokasi dari Penjaringan, Jakarta Utara.

"Setahu saya rusun ini, sekarang sebagian sudah tidak ditempati oleh warga relokasi Penjaringan. Sekarang sudah banyak warga baru yang saya rasa dia mempunyai kedekatan dengan pengelola," ujar pria yang tak ingin disebutkan namanya kepada merdeka.com, Kamis (14/5).

Pria berkaos warna putih ini menjelaskan, penghuni rusun baru itu disinyalir berpenghasilan besar. "Soalnya di sini warga yang enggak punya rumah, sedangkan penghuni baru itu memiliki mobil," ungkapnya.

Dia menambahkan, sewa rusun yang diberikan kepada penghuni tersebut jauh lebih besar dibandingkan warga lainnya. "Kalau saya di lantai 3 itu Rp 240 ribu, lantai satu itu Rp 270 ribu, tapi penghuni baru itu Rp 500 ribu," jelasnya.

Sebelumnya, penghuni Rusunawa Pulogebang Rinaldi mengalami penganiayaan oleh pengelola Rusun. Akibatnya, Rinaldi mengalami luka memar di bagian kepala dan punggungnya. Ia pun langsung melakukan visum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), sebagai alat bukti laporannya ke Mapolres Jakarta Timur.

Rinaldi menuturkan, penganiayaan itu terjadi pada Selasa (11/6) sekitar pukul 17.30 WIB di depan unit rusunnya yang berada di lantai 1 nomor 6. Sekitar 10 orang tiba-tiba mendatangi dan mendobrak pintu unit rusunnya saat dirinya tengah tidur.

Setelah diseret keluar dia pun menerima pukulan secara membabi-buta oleh beberapa orang yang tidak dia kenal dirinya. Bahkan menurutnya, saat itu tercium bau alkohol dari mulut beberapa pria berbadan besar itu.