Pengerukan 13 kali di DKI dilakukan Oktober mendatang
Merdeka.com - Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) yang merupakan proyek pengendalian banjir melalui normalisasi dan pengerukan 13 sungai di Jakarta, akan segera dimulai pada Oktober mendatang. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengatakan, proyek JEDI telah memasuki tahap tender.
"Diharapkan Juli ini sudah selesai, sehingga Insyaallah, Oktober pengerjaan tahap pertama sudah bisa dilakukan," ujar Fauzi Bowo, seusai melakukan kunjungan ke Cengkareng Drain, Jakarta Barat, Senin (2/7).
Dijelaskan Fauzi Bowo, penawaran tender proyek JEDI bersifat internasional. Di mana dari 14 perusahaan yang telah mengajukan penawaran, 8 diantaranya dari luar negeri, seperti Korea, China, India dan Taiwan. Namun saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah melakukan klarisifikasi peserta.
"Realisasi proyek JEDI dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam tujuh paket pengerjaan. Bersama Kali Sunter, pengerukan Cengkareng Drain merupakan paket dua dan akan dikerjakan pada tahap pertama ini, dengan biaya masing-masing US$ 8,1 juta dan US$ 31,1 juta," kata dia.
Sementara itu, paket lain yang pengerjaan masuk dalam tahap I adalah paket 1, yaitu pengerukan Gunung Sahari Drain, Waduk Melati dengan biaya US$ 30,8 juta dan paket 3 yaitu pengerukan Cideng Thamrin Drain dengan biaya U$ 7 juta.
"Secara keseluruhan proyek JEDI meliputi 57 kelurahan di 4 wilayah DKI Jakarta, yaitu Jakarta Barat, Utara, Pusat dan Timur, dengan jumlah penduduk sekitar 1,8 juta jiwa, yang selama ini sering was-was jika musim hujan datang. Keberadaan proyek JEDI ini akan membebaskan lingkungan pemukiman mereka dari risiko banjir," jelasnya.
Selain itu, total biaya yang dianggarkan untuk merealisasi JEDI mencapai US$ 176,1 juta, yang sebagian besar berasal dari pinjaman Bank Dunia. Di mana tanggung jawab terbesar dipikul oleh Pemprov DKI, mengerjakan paket 1, 4 dan 7 dengan nilai US$ 100,5 juta.
"Lainnya oleh Balai Besar Ciliwung Cisadane paket dua dan enam, dengan nilai US$ 53,2 juta dan Cipta Karya paket tiga dan lima, dengan nilai US$ 22,4 juta. Jadi jangan ada lagi pihak-pihak yang mengatakan Pemprov DKI tidak berbuat banyak dalam pengendalian banjir di Jakarta. Di proyek JEDI ini, tanggung jawab DKI mencapai 56%, dan di KBT 52%," sahut gubernur yang akrab disapa Foke itu.
Dirinya juga menjelaskan, proyek JEDI sendiri juga mencakup daerah kumuh di sepanjang Banjir Kanal Barat, Pakin, Kali Besar, Jelakeng, Sunter Hulu, Krukut-Cideng dengan populasi sekitar 173.000. Kawasan ini nantinya, akan dirapikan sehingga menjadi kawasan yang lebih bersih dan layak huni.
"Pengerjaan proyek ini dilakukan dengan standar ramah lingkungan. Nantinya akan ada pemisahan lumpur dan sampah, di mana lumpurnya akan ditiriskan, kemudian akan dibawa ke Ancol dengan truk kedap air dan sampah akan dibuang ke Bantar Gebang. Pengerjaan kontraktor akan diawasi secara ketat, dan saat pengangkutan lumpur dan sampah tidak ada boleh yang tercecer atau membuat jalan jadi kumuh," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jemaah haji dengan latar belakang ini pun harus mendapatkan pelayanan khusus.
Baca SelengkapnyaJemaah haji reguler yang sudah melunasi, terdiri atas: 161.567 orang yang memang berhak lunas biaya haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaPelunasan Biaya Haji Ditutup, Kementerian Agama: Kuota Haji Reguler Sudah Full
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenag mengatakan kuota nasional jemaah haji reguler tahun 2024 sebanyak 241.000 sudah terpenuhi.
Baca Selengkapnyatotal kuota haji Indonesia tahun ini berjumlah 241.000 jemaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 kuota jemaah haji reguler dan 27.680 kuota jemaah haji khusus.
Baca SelengkapnyaPetugas haji Arab Saudi memeriksa satu per satu jemaah lebih ketat ketika memasuki Mekkah dan Madinah termasuk di Arafah.
Baca SelengkapnyaAngka kematian tersebut menjadi tertinggi selama penyelenggaraan ibadah haji.
Baca SelengkapnyaTotal sudah ada 194.744 jemaah reguler yang telah melakukan pelunasan BIPIH
Baca SelengkapnyaArsad mengaku kejadian ini pernah dialami salah satu jemaah haji Indonesia.
Baca Selengkapnya