Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemprov DKI Akui Kualitas Udara di Jakarta Makin Buruk

Pemprov DKI Akui Kualitas Udara di Jakarta Makin Buruk Polusi Jakarta. ©Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mengakui bahwa kualitas udara di Ibu Kota memburuk beberapa waktu terakhir ini.

Subkoordinator Kelompok Pemantauan Lingkungan Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas LH DKI Jakarta, Rahmawati mengatakan, penurunan kualitas udara ini diakibatkan karena Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

"Secara periodik kualitas udara Jakarta akan mengalami peningkatan konsentrasi polutan udara ketika memasuki musim kemarau, yaitu bulan Mei hingga Agustus," katanya ketika dihubungi, Kamis (8/6).

Dia menjelaskan, penurunan kualitas udara saat kemarau terjadi berdasarkan tren konsentrasi PM2,5 tahun 2019 sampai dengan 2023.

"Konsentrasi rata-rata bulanan PM2,5 bulan April 2023 sebesar 29,75 mg/m3 menjadi 50,21 mg/m3 di bulan Mei 2023. Namun konsentrasi tersebut masih lebih rendah bila dibandingkan Mei 2019 saat kondisi normal, yaitu sebesar 54,38 mg/m3," jelasnya.

Secara lebih rinci, Rahmawati menjelaskan bahwa kualitas udara dipengaruhi oleh sumber emisi faktor meteorologi seperti curah hujan, kecepatan dan arah angin, dan kelembapan udara.

"Hujan akan membantu peluruhan polutan yang melayang di udara sehingga ketika memasuki musim kemarau hal tersebut tidak terjadi," ujar Rahmawati.

Kemudian, lanjutnya, kecepatan angin yang rendah di Jakarta menyebabkan stagnasi pergerakan udara sehingga polutan udara akan terakumulasi. Udara yang stag itu juga dapat memicu produksi polutan udara lain seperti ozon permukaan (O3) yang keberadaannya dapat diindikasikan dari penurunan jarak pandang.

"Pola arah angin permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5," ujar Rahmawati.

Terakhir, kelembapan udara relatif yang tinggi dapat menyebabkan munculnya lapisan inverse dekat permukaan. Lapisan inverse merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.

"Dampak dari keberadaan lapisan inverse menyebabkan PM2.5 yang ada di permukaan menjadi tertahan, tidak dapat bergerak kelapisan udara lain, dan mengakibatkan akumulasi konsentrasinya yang terukur di alat monitoring," tutupnya.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
image Rekomendasi
VIDEO: Pantun Perdana Megawati di Rakernas PDIP, Ganjar Sampai Tertawa Bahagia

VIDEO: Pantun Perdana Megawati di Rakernas PDIP, Ganjar Sampai Tertawa Bahagia

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2023).

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
ASDP Gaet Darwinbox Implementasikan Teknologi HR, Ini Keunggulannya

ASDP Gaet Darwinbox Implementasikan Teknologi HR, Ini Keunggulannya

Berikut adalah keunggulan implementasi teknologi HR.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Kisah Raffi Atqiyah, Pemuda Asal Banten yang Diloloskan Jenderal Dudung Jadi TNI Berkat Kemampuan Empat Bahasa

Kisah Raffi Atqiyah, Pemuda Asal Banten yang Diloloskan Jenderal Dudung Jadi TNI Berkat Kemampuan Empat Bahasa

Meskipun berasal dari latar belakang keluarga berekonomi sederhana, Raffi berhasil mewujudkan salah satu mimpinya bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
5 Contoh Saran dalam Makalah dan Kesimpulannya yang Bisa jadi Referensi

5 Contoh Saran dalam Makalah dan Kesimpulannya yang Bisa jadi Referensi

Merdeka.com merangkum informasi tentang 5 contoh saran dalam makalah yang bisa jadi referensi.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Temuan Baru Kasus Kematian Anak Perwira TNI AU Tewas Terbakar, Ada Pesan Mengerikan

Temuan Baru Kasus Kematian Anak Perwira TNI AU Tewas Terbakar, Ada Pesan Mengerikan

Beberapa temuan baru kasus kematian anak perwira TNI AU yang tewas terbakar, ada luka tusukan hingga 'pesan' kematian.

Baca Selengkapnya icon-hand
Usai Panas Terik, Musim Hujan di Jakarta Bakal Terjadi November

Usai Panas Terik, Musim Hujan di Jakarta Bakal Terjadi November

Awal musim hujan 2023/2024 tidak bersamaan di seluruh Indonesia. Di Jakarta dan daerah lainnya hujan diperkirakan akan dimulai pada November.

Baca Selengkapnya icon-hand
Blusukan Tinjau Waduk Pluit, Kaesang Berambisi Maju Pilgub Jakarta?

Blusukan Tinjau Waduk Pluit, Kaesang Berambisi Maju Pilgub Jakarta?

Kaesang Pangarep ditemani istri blusukan ke Waduk Pluit

Baca Selengkapnya icon-hand
Viral Balap Liar Berujung Kecelakaan di Jakbar, Tiga Orang Diciduk Polisi

Viral Balap Liar Berujung Kecelakaan di Jakbar, Tiga Orang Diciduk Polisi

Warga panik hendak menolong sejumlah orang yang telah terkapar di bahu jalan.

Baca Selengkapnya icon-hand
Disebut Bidak Catur Jokowi, Ini Respons Kaesang

Disebut Bidak Catur Jokowi, Ini Respons Kaesang

Kaesang juga menegaskan tidak mendapat arahan dari ayahnya untuk silaturahmi dengan relawan ABJ.

Baca Selengkapnya icon-hand
Rumah Makan di Jakpus Terbakar, Dua Orang Meninggal dan Tiga Luka-Luka

Rumah Makan di Jakpus Terbakar, Dua Orang Meninggal dan Tiga Luka-Luka

Api diduga berasal dari rumah makan kemudian membesar dan merambat ke tiga bangunan di sekitar.

Baca Selengkapnya icon-hand
FOTO: Dishub DKI Akan Sesuaikan Tarif Angkutan Umum dengan Status Ekonomi, tapi Tidak Dalam Waktu Dekat

FOTO: Dishub DKI Akan Sesuaikan Tarif Angkutan Umum dengan Status Ekonomi, tapi Tidak Dalam Waktu Dekat

Dishub DKI Jakarta berencana menyesuaikan tarif angkutan umum dengan status ekonomi penumpang.

Baca Selengkapnya icon-hand
BMKG Ungkap Penyebab Suhu Jakarta dan Sekitarnya Panas Hari Ini

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Jakarta dan Sekitarnya Panas Hari Ini

Penyebab suhu panas melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya pada siang tadi.

Baca Selengkapnya icon-hand