Pemprov ancam mutasi PNS yang permainkan penjualan Rusun Marunda
Merdeka.com - Terkait adanya pegawai Dinas Perumahan DKI Jakarta bernama Irwan yang diduga menjual dan menyewakan Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, kepada para Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), pemprov DKI bakal mengambil tindakan tegas.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Jonathan Pasodung. Dia mengatakan, bila hal itu terbukti maka pegawai itu akan ditindak tegas.
"Saya bukannya mau melindungi anak buah, tetapi buktinya dulu. Ada atau tidak? Apakah valid? Nanti akan saya cek kebenaran itu, karena saya tidak mau berdasarkan katanya," ujar Jonathan ketika dihubungi wartawan, Jumat (28/2).
Selain itu, Jonathan berjanji akan memberikan sanksi berupa pemutasian jabatan kepada anak buahnya tersebut bila ditemukan bukti-bukti atas penjualan dan penyewaan Rusunawa Marunda.
"Kalau dia terbukti melakukan hal itu, saya akan pindahkan dia dari jabatan sekarang menjadi pengelola rusun. Hal itu, untuk menyadarkan dia bahwa tindakannya tidak betul," ujarnya.
Menurut Jonathan, sebetulnya yang berhak memberikan sanksi adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Namun, sembari menunggu keputusan BKD mengenai sanksi tersebut, dia akan memindahkan oknum tersebut dari jabatannya.
Selain itu, Jonathan menuturkan, hingga saat ini pihaknya telah menjaring 17 penghuni Rusun Marunda yang kedapatan melakukan praktik sewa di atas sewa.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta melakukan penyegelan terhadap 5 buah unit Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, sejak Selasa (25/2) lalu akibat disewakan kepada sejumlah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).
MH (40) salah seorang warga setempat mengatakan, sejak dilakukannya penyegelan tersebut sudah tidak ada lagi Mahasiswa STIP yang menyewa Rusunawa di cluster A.
"Tidak ada lagi mahasiswa di sini semenjak disegel, sejak penyegelan mahasiswa berhamburan entah ke mana dan katanya sih pada pulang ke Medan," ujar MH saat ditemui di lokasi, Kamis (27/2).
MH mengatakan, sejak mahasiswa tinggal, berbagai kegaduhan ditimbulkan mereka. "Setiap malam pada berisik. Mereka main gitar nyanyi tidak jelas," ucapnya.
Namun dari pantauan merdeka.com di lokasi masih terlihat beberapa mahasiswa lalu lalang di sekitar maupun di dalam Rusunawa Marunda dan mereka juga masih banyak yang tinggal di Rusunawa tersebut terutama di blok Hiu, Pari dan Bandeng.
Hal tersebut terungkap dari salah seorang penghuni berinisial H (40) yang baru seminggu menempati Rusunawa di Blok Pari. H mengaku menyewa rumah dari saudaranya yang mengetahui bahwa dirinya menimba ilmu di STIP yang letaknya tidak jauh dari rusunawa sekitar 500 meter.
"Saya seminggu lalu dipinjamkan saudara yang tinggal di Rusun ini, saya hanya membayar Rp 300 ribu per bulan itu belum sama listrik. Kalau sama listrik Rp 500 ribu kepada saudara yang membeli Rusun ini beberapa tahun lalu. Namun, saya kaget baru 3 hari tinggal di sini tiba-tiba ada penyegelan di kaca pada saat saya tidak ada di rumah," ujar H yang tinggal di Rusunawa tersebut bersama seorang istri dan kedua anaknya.
Selain itu, H yang berasal dari Medan, Sumatera Utara tersebut mengakui, dirinya memang seorang mahasiswa di STIP. "Saya tinggal di rusun ini karena dekat mas dari kampus STIP dan kebetulan ada saudara yang bantu saya untuk tinggal di sini," tandasnya.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan salah seorang calo berinisial SL (62). Dia menuturkan, memang banyak orang membeli dan menyewa Rusunawa tersebut dengan harga bervariasi mulai dari Rp 15-20 juta untuk harga sewa dan Rp 750 ribu hingga Rp 1,5 juta untuk harga sewa selama satu bulan dengan fasilitas berbeda.
"Untuk harga sewa di sini tergantung fasilitasnya. Kalau sudah berkeramik itu harganya Rp 1,5 juta, kalau mau beli Rp 20 juta. Sedangkan untuk yang tidak berkeramik cuma beralas karpet cuma Rp 750 ribu, kalau beli Rp 15 juta untuk beli dengan fasilitas 2 kamar," tuturnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Peternak Kambing Lawan Pencuri Jadi Tersangka Disetop, Keputusan Jaksa Dinilai Patut Dicontoh
Julius menyampaikan, keputusan yang menetapkan Muhyani hanya melakukan pembelaan diri sudah tepat
Baca SelengkapnyaMahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen
Usahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaKetua RT Ungkap Detik-Detik Penangkapan Penjual Sertifikat Habib Palsu, Berawal dari Polisi Menyamar
Tujuan pria tersebut semulanya bukan ingin melakukan penangkapan terhadap target operasinya, melainkan urusan yang lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ratusan PNS dan PPPK Dimutasi Jadi Pegawai Otorita Ibu Kota Nusantara
Setiap anggota PNS dan PPPK berpeluang dimutasi ke Otoritas IKN asal memenuhi kualifikasi tertentu.
Baca SelengkapnyaAkhir Peristiwa Penyerangan Rumah Prajurit TNI di Maros, Begini Nasib Para Pelaku
Diduga rombongan pengantar jenazah tersebut menyerang rumah seorang anggota TNI akibat tersinggung setelah ditegur karena menggeber knalpot.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Letjen Maruli Simanjuntak Naik Jabatan, Ini Sosoknya Langsung Diselamati Sang Jenderal
Momen Pangkostrad berikan selamat pada anggotanya yang baru saja mendapat kenaikan jabatan.
Baca SelengkapnyaPemilu Usai, BPJS Ketenagakerjaan Salurkan Santunan Rp2,57 M ke 44 KPPS
KPPS yang terdaftar kepesertaannya sehari sebelum pencoblosan Pemilu 2024 juga mendapatkan santunan
Baca SelengkapnyaPuncak Arus Balik Mudik di Pelabuhan Merak Malam Ini, Volume Kendaraan Terus Meningkat
Dari hasil rekapitulasi jumlah kendaraan pada arus mudik dari Merak ke Bakauheni yang didata Polda Banten sebanyak 259.216 kendaraan bermotor.
Baca SelengkapnyaPNS Kecamatan Berkomplot Bareng Petani Jual Kulit Harimau, Belum Dapat Pembeli Sudah Ditangkap Polisi
Sebelum diciduk polisi, kedua tersangka saat itu masih mencari pembeli dengan harga tertinggi
Baca Selengkapnya