Pelebaran Trotoar Dinilai Penyebab Kemacetan di Jakarta

Rabu, 30 November 2022 12:08 Reporter : Lydia Fransisca
Pelebaran Trotoar Dinilai Penyebab Kemacetan di Jakarta Revitalisasi trotoar di Jalan Medan Merdeka Selatan. ©2022 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah menyebut pelebaran trotoar sebagai salah satu penyebab kemacetan di Ibu Kota. Hal tersebut diungkapkan setelah pengesahan Raperda APBD 2023 melalui Rapat Paripurna DPRD DKI pada Selasa (29/11)

“Macetnya itu karena trotoar kelebaran. Yang tadinya jalan tiga jalur, dijadikan dua jalur, kiri-kanannya menjadi trotoar lebar, seperti itu,” katanya kepada wartawan.

Dia meminta kepada Dinas Bina Marga untuk mengevaluasi lebih lanjut terkait pelebaran trotoar ini. Jika pelebaran trotoar mengganggu, menurutnya, Dinas Bina Marga dapat memperbaikinya dengan segera.

“Kami minta evaluasi Pak Hari sebagai Kepala Dinas Bina Marga untuk, kenapa sih kemacetan ini? Salah satu penyebabnya dari trotoar. Nah, kami minta betul-betul dievaluasi kalau memang trotoar selama ini mengganggu lalu lintas, ya minta untuk diperbaiki segera,” tambah Ida.

2 dari 2 halaman

Di lain sisi, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyatakan pembangunan dan pelebaran trotoar tak timbulkan kemacetan. Menurutnya, pelebaran trotoar diperlukan untuk menjaga konsistensi lajur jalan.

"Enggak (timbulkan macet). Jadi kita harus memahami, kita membuat trotoar itu untuk mengonsistensi lajur jalan," katanya dikutip Sabtu (19/11).

Cikini misalnya, sebelumnya punya lajur jalan yang tak konsisten. Dinas Bina Marga kemudian menata ulang lajur jalan saat revitalisasi trotoar, sehingga tak ada lagi bottle neck atau penyempitan jalur yang berujung pada kemacetan.

"Nah, sisa dari lajur jalan tadi kita buat trotoar. Jadi tidak ada bottle neck. Dari empat ke tiga kan bottle neck. Kita konsistenkan jadi tiga semua. Kalau dua ya dua semuanya," kata Hari.

Menurutnya kemacetan fisik hanya terjadi saat pengerjaan trotoar saja. Dia menyebut itu pun sementara, menjelang proses pengerjaannya selesai.

"Contoh Juanda, ‘bakalan macet ini’ sekarang udah selesai enggak macet lagi. Jadi artinya macet itu ada batasan saat proses pengerjaan fisik saja. Kita butuh waktu maksimal tiga bulanlah," sambungnya.

[fik]

Baca juga:
Hujan Lebat Sejak Pagi, Lalu Lintas Jakarta Tampak Semrawut
Heru Budi Diharapkan Segera Respons Hasil FGD Pengaturan Jam Kerja PNS
Musim Hujan, BPBD DKI Imbau Perkantoran di Jakarta Lakukan WFH
Lima Penyumbang Gas Rumah Kaca Penyebab Pemanasan Global di DKI, Transportasi Teratas
Anggaran Penanganan Kemacetan Dipangkas Rp800 M di APBD DKI 2023
Untung Rugi Jam Kerja PNS Diatur Demi Urai Kemacetan Jakarta
Lima Sumber Penghasil Gas Rumah Kaca Terbesar Jakarta, Paling Tinggi Transportasi

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini