Parkir liar dan copet, tradisi berulang di PRJ
Merdeka.com - Meski Jakarta sudah memiliki banyak tempat perbelanjaan, ternyata kehadiran acara Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair yang hanya digelar setahun sekali masih tetap menjadi primadona.
Ibarat mal, berbagai produk berkualitas mewah hingga bawah dipasarkan selama sebulan di PRJ. Bahkan tak sedikit produk yang dipasarkan berasal dari luar negeri, mulai dari kendaraan hingga keperluan dapur semua tersedia.
Namun yang membedakan PRJ dengan mal pada umumnya adalah sistem one stop shopping, segala macam produk bisa didapatkan pada satu tempat. Tidak hanya itu, pengelola juga memberikan kenyamanan kepada para pengunjung yang datang bersama keluarga, di antaranya menyediakan tempat rekreasi untuk buah hatinya.
Tahun ini, PRJ ditargetkan bisa mendatangkan pengunjung lebih dari 4 juta orang dan target transaksi mencapai Rp 4,3 triliun. Meski terkesan berhasil, nyatanya sejumlah masalah masih kerab ditemui pengunjung PRJ.
Anehnya, masalah yang ditemukan tak ada bedanya dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. Pengunjung selalu mengeluhkan, soal parkir liar, copet dan kerusuhan saat akan menyaksikan pentas musik. Seperti pada tahun 2011 silam, lima pencuri berhasil ditangkap polisi setelah beraksi menggasak dompet dan handphone pengunjung.
Trik mereka terbilang kuno, memanfaatkan keramaian dan berpura-pura berdesakan di antara pengunjung. Meski demikian, nyatanya mereka berhasil membuat keresahan pada pengunjung.
Tapi aksi mereka tidak berjalan lama. Setelah mendapat laporan dari pengunjung, polisi yang sedang berjaga-jaga di PRJ langsung melakukan pengejaran dan bisa meringkus para pelaku beserta barang bukti.
Di awal perayaan PRJ 2012 tepatnya Selasa (19/6) juga sempat diwarnai kericuhan pengunjung. Mereka memaksa masuk ke area PRJ untuk menyaksikan konser Iwan Fals dengan gratis alias tanpa mau membeli tiket masuk.
Meski kericuhan berhasil diredam dan tidak menimbulkan korban, insiden itu menambah catatan buruk perayaan PRJ. Belum lagi masalah tahunan setiap perayaan PRJ yaitu persoalan parkiran dan pedagang liar.
Terkadang padatnya pengunjung membuat sebagian orang harus parkir di luar arena. Alhasil, mereka jadi korban keisengan juru parkir dadakan itu.
Parkir juru parkir liar yang berada di luar areal seenaknya saja mematok tarif. Untuk roda dua, biasanya tukang parkir liar memasang harga Rp 10.000 per motor, sedangkan untuk kendaraan roda empat berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu.
Namun tarif itu tidak tetap, tergantung keramaian pengunjung. Bahkan tidak jarang para tukang parkir liar memasang tarif parkir jauh melambung tinggi.
Lain parkir, lain pula ulah para pedagang liar yang juga berada di luar arena PRJ. Biasanya mereka membandrol nasi goreng mencapai Rp 50 ribu per porsi. Meski jauh di bawah harga normal, rasanya belum tentu nyambung di lidah.
Untuk mengantisipasi berbagai persoalan itu, Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta sebagai pengelola mengaku sudah bekerjasama dengan pihak Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Pusat. Untuk tahun ini sendiri, sedikitnya 4.168 personel polisi dikerahkan untuk mengamankan PRJ.
Atas berbagai persoalan ini, Ketua Panitia HUT ke-485 Kota Jakarta, Hasan Basri Saleh yakin dengan dukungan dari polisi, pelaksanaan PRJ tahun ini akan berjalan sukses dan aman.
"Yakinlah PRJ tahun ini berjalan aman, kan sudah mendapat dukungan dari personil kepolisian. Kita akan menindak jika masih ada parkiran liar," klaim Hasan saat berbincang santai dengan merdeka.com Minggu, (24/6).
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat Ketemuan dengan Sang Pujaan Hati, Prajurit TNI AD Ini Mengaku Baru Dua Kali ke Jakarta
Seorang Prajurit TNI AD asal Biak Provinsi Papua mengaku baru dua kali menginjakkan Kakinya ke Ibu Kota Jakarta.
Baca SelengkapnyaJenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaPolisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati
Kejati DKI Jakarta memastikan tidak ada konsekuensi apapun, jika polisi belum selesai melengkapi petunjuk JPU meski melewati tenggat waktu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini Cara Polri Ajak Masyarakat Lawan Hoaks Terkait Pemilu
Polisi mengajak masyarakat untuk melawan hoaks terkait Pemilu.
Baca Selengkapnya15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI
74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.
Baca SelengkapnyaAksi Pria Bersihkan Sampah di Pinggir Jalan Ini Curi Perhatian, Kembali Kotor Setelah Dibersihkan
Pria ini merasa capek dan kesal lantaran banyak orang yang membuang sampah di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaJenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi
Dia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaJawab Desakan Tiga Eks Petinggi KPK Agar Firli Bahuri Ditahan, Polri Ungkap Masih Penguatan Berkas Perkara
Desakan tiga mantan pimpinan KPK itu disampaikan dengan menyurati Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Sipil Kecam Pemberian Pangkat Jenderal Kehormatan Prabowo
Koalisi Masyarakat Sipil menilai Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto merupakan langkah keliru
Baca Selengkapnya