Menengok Sejarah Lahirnya Bioskop di Kompleks Taman Ismail Marzuki
Merdeka.com - Sejak diresmikan Ali Sadikin pada 1968, Taman Ismail Marzuki sukses menjadi ruang ekspresi para seniman. Seniman tari, lukis hingga teater biasa memanfaatkan tempat ini untuk berkumpul dan mengelaborasikan ide. Hal itu pula yang mempengaruhi sejarah berdirinya bioskop XXI di kompleks TIM.
Jauh sebelum XXI dibangun, di tempat yang sama sudah berdiri teater berukuran besar. Tak hanya memutarkan film, tempat itu menjadi panggung kegiatan teater hingga pentas tari. Seperti Bengkel Teater Jogja yang dipimpin Rendra, karya balet Farida Oetojo, karya teater Teguh Karya, Arifin C. Noer dan masih banyak lagi.
Kenangan TIM era itu masih terekam jelas diingatan Jose Rizal Manua, penjual buku. Dia biasa menjajakan buku tepat di samping Graha Bhakti Budaya. Sejak tahun 1972 hingga kini, Jose menghabiskan banyak waktu di kompleks TIM. Ragam kegiatan kesenian dan budaya digelar di TIM meninggalkan banyak kesan diingatannya.
"Saya orang teater. Jadi pertunjukan teater dan film di sana sangat mengesankan. Dulu bioskopnya besar sekali, bisa ada 1.000 orang. Kita bisa lebih puas melihat layar yang begitu besar," ungkapnya saat diberbincang dengan merdeka.com, Selasa (20/8).
©2019 Merdeka.comMeski lama berjualan di sana, dia mengakui gedung bioskop itu memang perlu peremajaan. Gedung itu, menurutnya, harus direnovasi agar lebih laik.
"Saya support, memang saya kira TIM ini harus direvitalisasi untuk mengikuti perkembangan zaman. Tapi jadinya sementara kita belum dapat menyaksikan film-film yang diputar di XXI, paling enggak kita harus ke tempat lain," ucapnya.
Dia bercerita, perubahan bioskop memang sebenarnya sudah ada sejak dulu. Dia juga mendengar rencana pembangunan gedung bioskop di bagian depan kawasan TIM.
"Misalnya tahun 70-an hanya ada satu bioskop namanya teater besar yang secara berkala memutar film bioskop Indonesia dan dunia. Kemudian tahun 80-an diambil sama XXI dibikin studionya kecil-kecil, jadi 4 dan sudah berlangsung 20 tahun lebih. Ini kan mau diperbaharui saja, nanti gedung bioskopnya pindah ke depan sana," tutupnya.
Reporter Magang: Ahdania Kirana
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bioskop Keren dan Unik di Dunia, Tawarkan Area Outdoor hingga Fasilitas Berendam
Terdapat beberapa bioskop unik yang menawarkan pengalaman menarik.
Baca SelengkapnyaSejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Dulu, busana ini memiliki makna yang digunakan hanya pada acara-acara formal. Namun, zaman telah berubah, kini telah melebur menjadi pakaian sahari-hari.
Baca SelengkapnyaMengulik Sejarah Berdirinya Stasiun Cikajang, Stasiun Kereta Api Tertinggi di Asia Tenggara
Kini kondisi bangunan bekas Stasiun Cikajang benar-benar memprihatinkan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Potret Istana Megah Jenderal Belanda di Jakarta, Luasnya 12 Ribu Meter Ada Penjara di Dalamnya
Begitu megah, dulunya bangunan tersebut dibangun untuk tempat tinggal pribadi atau istana sang jenderal.
Baca SelengkapnyaMengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur
Syawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca Selengkapnya8 Penemuan Arkeologi Berupa Lantai Mosaik Terindah, Bukti Tingginya Kesenian Peradaban Lampau
Ada yang ditemukan di bawah kebun anggur hingga saluran air.
Baca SelengkapnyaIzin Acara Dicabut H-1, Anies Baswedan: Kita Tetap Semangat, Namanya Juga 'Desak Anies', Nyari Tempatnya Didesak
Sedianya akan digelar di Museum Diponegoro Sasana Wiratama, Jalan Hos Cokroaminoto Tegelrejo Yogyakarta
Baca SelengkapnyaMenilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca Selengkapnya'Orang Kaya Pada Masanya', Cerita Pasangan Kakek Nenek Naik Haji Tahun 1966 Berangkat Pakai Kapal Laut, Begini Suasana Mekkah
Tak terkira, suasana kota Mekkah tempo dulu cukup berbeda dengan saat ini.
Baca Selengkapnya