Kronologi 3 Pelaku Berstatus Mahasiswa Palsukan Surat Tes PCR Hingga Ditangkap Polisi
Merdeka.com - Tiga orang ditangkap penyidik Polda Metro Jaya karena memalsukan surat keterangan telah menjalani tes Polymerase Chain Reaction atau PCR Swab. Ketiganya yang ditangkap terpisah adalah MFA, EAD dan MAIS.
"Ini juga beredar di media sosial. Aku dari akun saudara dokter Tirta mengunggah tentang adanya 3 orang yang lolos ke Bali dengan menggunakan surat PCR palsu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, di Polda Metro Jaya, Kamis (7/1).
Ketiganya diketahui berstatus mahasiswa. Ulah mereka terungkap setelah salah satu di antaranya ditangkap.
"Awalnya kami amankan satu orang tersangka, kemudian merembet menjadi tiga orang," ujar dia.
Yusri menjelaskan, ketiganya sedang menjalani pemeriksaan intensif di Polda Metro Jaya. Hasil pemeriksaan, jual-beli surat keterangan PCR swab abal-abal diotaki pelaku MAIS.
Awal Mula Ide Palsukan Surat Tes PCR
Awalnya, MAIS bersama ketiga temannya akan berangkat ke Bali dan butuh surat keterangan hasil PCR Swab sebagai syarat bisa melakukan perjalanan ke sana.
Kemudian rekan mereka inisial MAS yang masih diburu memiliki ide menyiasati syarat tersebut. MAS mengirimkan surat hasil Swab PCR dalam format PDF. Sebelumnya, MAS bersama temannya berhasil mengelabui petugas di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.
"MAIS dan kedua temannya sekitar tanggal 23 Desember itu akan berangkat ke Bali. Kemudian dia kontak temannya di Bali, dapatlah gambaran dari temannya di Bali. Dia bilang kalau mau berangkat, saya akan kirim surat pdf tinggal kamu ubah nama saja," papar Yusri.
"Sementara MAS dan kedua temannya dengan leluasa bisa berangkat ke Bali," sambung dia.
Merasa sukses, EAD menawarkan MAIS agar pemalsuan surat itu dijadikan bisnis. MAIS tak menolak dan saat itu EAD mengajak temannya MFA untuk ikut bergabung.
"Dari situlah, kemudian MAIS sesampainya di Bali melalui chat dengan EAD (tersangka kedua) untuk menawarkan bisnis pemalsuan swab PCR ini. Kemudian ditanggapi EAD, EAD ajak lagi temennya MFA," ujar dia.
Yusri menyebut, EAD mempromosikan surat Swab PCR palsu di akun @erlangs. Begitu juga dengan MFA yang memposting di akun Instagram @handsday.bisnis. Namun, sialnya postingan MFA diketahui oleh influencer Tirta Mandira Hudi atau akrab disapa dr Tirta.
"Ini yang dia sampaikan melalui akunnya. baru satu jam, terbaca oleh dr Tirta. Ini yang kemudian diunggah akun dr Tirta. Isinya adalah yang mau PCR cuma butuh KTP. Ga usah swab beneran 1 jam jadi. Ini bisa dipakai seluruh Indonesia tidak di Bali saja dan tanggalnya bisa pilih H-1 H-2 dan 100 persen lolos testimoni," papar Yusri.
Yusri mengatakan, MFA langsung menghapus akun tersebut usai mengetahui unggahannya viral di media sosial. Namun, Subdit V Tipid Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya sudah mendeteksi pelaku. Mereka semua adalah mahasiswa, bahkan salah seorang di antaranya yakni MFA tercatat sebagai mahasiswa kedokteran.
"MFA kami amankan di Bandung, EAD di Jakarta dan MAIS diamankan di Bali," ujar dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Yusri menerangkan, ada dua orang yang berminat membeli surat swab PCR palsu tersebut. Mereka pun sudah membayar ke EAD sesuai dengan harga yang disepakati.
"Karena tau ramai di media sosial, dia langsung melarikan diri dan tidak ambil suratnya," jelas Yusri.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini pihak kepolisian masih mendalami kronologi kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Cek DNA pada Tali yang Ikat Satu Keluarga Lompat dari Apartemen, Ternyata Ini Tujuannya
Baca SelengkapnyaCukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pelecehan seksual atau pencabulan yang diduga dilakukan oleh ayah tiri korban yang berprofesi sebagai polisi di Surabaya dibongkar nenek korban.
Baca SelengkapnyaPolisi belum menetapkan tersangka dugaan pelecehan seksual terhadap istri pasien yang tengah hamil, TA (22), dengan terlapor dokter spesialis ortopedi MY.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota polisi melepaskan tembakan usai diancam golok orang tak dikenal. Ini kronologinya.
Baca SelengkapnyaPenganiayan membuat RA luka di bagian bibir, bengkak di bagian belakang kepala, lengan sebelah kanan mengalami memar dan luka gores, pergelangan tangan.
Baca Selengkapnya