Merdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut dalam perekrutan pengasuh bayi (baby sitter) tidak boleh dilakukan sembarang orang. Hal tersebut guna mencegah kasus yang menimpa bayi Rasya terulang kembali.

"Seorang pembantu atau baby sitter tidak boleh sembarang orang," ujar Sekjen KPAI M. Iksan, saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (4/2).

Iksan menilai, peristiwa yang menimpa bayi Rasya sama halnya dengan fenomena gunung es. "Faktanya persoalan seperti ini sangat sering terjadi di tengah masyarakat, namun, laporan yang masuk sangat sedikit," tutur Iksan lagi.

Bayi Rasya yang harus tewas di tangan pengasuhnya sendiri, lanjut Iksan, merupakan akibat dari perekrutan baby sitter tanpa melalui lembaga penyalur yang resmi.

"Untuk itu kita (KPAI) berharap agar Pemerintah daerah senantiasa melakukan pengawasan terhadap para penyalur baby sitter. Jadi yang mendampingi anak-anak ini betul-betul seseorang yang kita yakin jiwanya stabil," paparnya.

Di samping itu, Iksan juga mengingatkan terhadap para orang tua yang mempunyai segudang kesibukan agar menitipkan anaknya ke tempat penitipan anak yang telah disediakan.

"Sebaiknya dititipkan di penitipan anak, karena banyak pengasuhnya, mereka dilatih, mereka mengerti cara mengasuh anak ketimbang di rumah yang orang tidak melihat sama sekali," imbuhnya.

Kematian Rasya Alvino Azim (5 bulan) akhirnya terungkap. Nahasnya, bayi mungil itu harus tewas di tangan Irma (21), pengasuhnya yang baru dipekerjakan orang tuanya selama 3 bulan.