Koridor 13 beroperasi, warga diminta tinggalkan kendaraan pribadi

Merdeka.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, pengoperasian koridor 13 Transjakarta jurusan Tendean-Ciledug akan mengurangi kemacetan di ibukota dan Tangerang.

"Tapi itu sebagai upaya untuk mengurai kemacetan warga Jakarta dan Tangerang untuk keluar masuk Jakarta dan Tangerang. Itu upaya mendorong agar masyarakat segera tinggalkan kendaraan pribadinya. Dengan naiki kendaraan masal," katanya di Balai kota, Kamis (8/6).

Nanti koridor 13 ini akan terhubung dengan modal transportasi lain seperti MRT dan LRT. Sehingga mantan Wali Kota Blitar ini mengharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas.

"Dengan begitu, ke depan sistem transportasi Jakarta, antarmoda transportasi itu terintegrasi. Makanya itu kemarin kita coba koridor 13, maka di beberapa halte ada terhubung dengan beberapa halte MRT Kemudian kita gabungkan dengan LRT sehingga berhubungan satu dengan lain," terangnya.

Untuk itu dirinya memaksa warga Jakarta untuk menggunakan transportasi publik. Namun politisi PDI Perjuangan ini tidak melarang warganya menggunakan kendaraan pribadi, karena pihaknya akan menerapkan sistem jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP)

"Kalau ini bisa, maka dari itu ke depannya Jakarta dalam tanda kutip warga akan kita paksa naik transportasi publik, dengan catatan semua transportasi publik tersedia dengan sangat nyaman aman dan tepat waktu. Sedangkan bagi warga tetap gunakan kendaraan pribadi, ya boleh. Tapi kita terapkan jalan berbayar itu ERP. Kalau enggak gitu Jakarta enggak akan bisa terurai kemacetannya," terangnya.

Djarot mengimbau, warga untuk meninggalkan transportasi pribadi yang digunakan sebagai angkutan umum. Karena pada akhirnya nanti mereka akan merasakan adanya peningkatan harga secara berkala.

"Kalau tetep maksa naik angkutan pribadi ya boleh. Tapi konsekuensinya nanti angkutan seperti taxi online atau konvensional sedikit demi sedikit akan berkurang karena mahal," tutupnya.