Konsep Naturalisasi Sungai Anies Dinilai Tak Bisa Diterapkan di Kali Ciliwung
Merdeka.com - Pakar Arsitektur Perkotaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Jehansyah Siregar mengatakan, konsep naturalisasi sungai merupakan pengembalian ekosistem sungai untuk kembali ke fungsi lebih alami. Akan tetapi, Jehansya menilai konsep naturalisasi tidak bisa diterapkan pada pembenahan sungai besar untuk menampung air berdebit tinggi seperti Kali Ciliwung.
Naturalisasi diketahui merupakan program strategi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengantisipasi banjir di Jakarta. Naturalisasi kata dia, pengembalian fungsi sungai ke fungsi yang lebih alami.
"(Naturalisasi untuk) sungai-sungai kecil, kemudian kawasan sekitar sungainya itu masih kurang permukiman penduduknya, itu bisa dilakukan," kata Jehansyah di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (3/5).
Selain itu, dia juga mengatakan sekitar Kali Ciliwung merupakan lokasi pemukiman warga. Sehingga akan mempersulit proses naturalisasi sungai tersebut.
"Jadi, boleh saja Pak Gubernur punya konsep itu karena sungai Jakarta itu 13 sungai besar dan sungai kecil banyak. Nah itu konsep untuk sungai-sungai kecil naturalisasi," ucapnya.
Jehansyah menyarankan agar solusi strategi banjir dapat penanganan lebih besar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Mengingat permasalahan banjir tak hanya jadi masalah di Ibu Kota, tetapi kota penyangga juga.
Tak hanya itu, dia juga meminta masyarakat tak perlu mempertentangkan pembangunan bendungan Sukamahi. "Karena lintas provinsi lintas kabupaten/kota dan masalah beratnya itu ada di induknya (DKI Jakarta). Ini yang belum ada program-programnya," papar dia.
Karena hal itu, dia mendorong Kementerian pimpinan Basuki Hadimuljono tak menyalahkan konsep dari mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies.
"Karena memang penanganannya beda seperti saya katakan tadi BBWSCC itu di bawah menteri PU apa solusi dia untuk Kali Ciliwung apa solusi dia untuk kali Pesanggrahan. Enggak perlu nunggu naturalisasi enggak perlu diperbandingkan," jelasnya.
Kurangnya Lahan Basah Jadi Penyebab Kebanjiran di Jakarta
Jehansyah menyatakan hilangnya lahan-lahan basah menjadi penyebab utama banjir di Jakarta. Dia menyebut lahan basah tersebut yakni persawahan, rawa, hingga hutan baka. Sebab, saat ini lahan-lahan tersebut telah berubah menjadi pemukiman warga serta daerah perindustrian.
"Di banyak lokasi, terutama di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, lahan-lahan basah telah diurug untuk dibangun permukiman, pabrik, dan pergudangan," kata Jehansyah.
Dia menjelaskan Jakarta hanya memiliki lahan basah sebesar 5 dari minimal 30 persen saja. Lahan basah tersebut seharusnya tersebar di Jakarta Barat ataupun Utara.
Karena itu, Jehansyah menilai hal tersebut merupakan bentuk gagalnya tata ruang yang ada di Ibu Kota. Sebab, sejumlah bangunan yang didirikan atas dasar bisnis semata.
"Hampir semua peraturan di Jakarta bersifat tambal sulam karena hanya diatur berdasarkan SK Gubernur yang hanya menguntungkan para pengembang besar," papar dia.
Dia juga mencontohkan salah satu kawasan di Jakarta Utara yang setelah ada perkembangan bisnis tidak memiliki resapan air. Jehansyah juga menyarankan agar Pemprov DKI melakukan audit sebagai dasar penutupan dasar bangunan yang tidak semestinya.
"Ini loh, kompleks ini harusnya koefisien dasar bangunan nya sekian, sekarang sudah bertambah, dasar bangunannya misalnya jadi lebih dari 40 persen. Tinggal gimana nanti apakah solusinya dikembalikan atau dibuat danau," jelasnya.
Reporter: Ika DefiantiSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Baswedan: Banyak Aturan Tidak Masuk Akal
Anies Baswedan menilai banyak aturan yang dibuat di Indonesia tidak masuk akal.
Baca SelengkapnyaAnies: Sudah Saatnya Negara Tidak Diatur Para Pelaku Usaha
Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, menyoroti persoalan lingkungan hidup yang terjadi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaKampanye di Tanah Datar, Anies Janjikan Reaktivasi Jalur Kereta Api di Sumbar
Anies mengaku sudah empat kali mendatangi Sumbar karena banyak kesan setiap datang ke sana.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Strategi Anies Bereskan Konflik Wadas
Hal itu disampaikan Anies saat berinteraksi dengan masyarakat dalam program Desak Anies, saat ditanyakan perihal cara penyelesaian kasus isu Wadas.
Baca SelengkapnyaAnies di Padang: Kita Ingin Mengembalikan Negara Agar Tidak Diatur Pakai Selera
"Kita ingin mengembalikan agar negara ini tidak diatur pakai selera. Tapi, diatur menggunakan tata aturan hukum, meninggikan etika" kata Anies
Baca SelengkapnyaAnies Datang, Warga Kampung Bayam Langsung Tagih Janji Hunian Usai Digusur: Pak, Nasib Kami Gimana?
Anies juga memeluk sambil menenangkan salah satu warga yang menangis mengeluhkan nasib mereka.
Baca SelengkapnyaAnies: Kita Ingin Kembangkan 40 Kota, Bukan Bikin Baru
Dia menerangkan, bahwa niatannya dirinya lebih untuk mengembangkan 40 kota selevel Jakarta.
Baca SelengkapnyaDuduk Perkara Pengakuan Mantan Jubir Anies soal Ordal
Anggawira menilai Anies Baswedan lupa dengan sejarah soal pernyataannya orang dalam atau 'ordal'.
Baca SelengkapnyaCerita Anies Diminta Bikin Pidato Kekalahan saat Pilgub DKI Putaran Dua Lawan Ahok
Anies Baswedan bercerita pernah diminta untuk membuat pidato kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya