Kasus Covid-19 di 10 Sekolah, DPRD DKI Minta PTM 100 Disetop Sementara
Merdeka.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Israyani meminta pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen dihentikan sementara. Permintaan ini menyusul ditemukannya kasus Covid-19 di 10 sekolah di Jakarta. Ditambah, kata Israyani, kasus Omicron juga meningkat dalam sepekan terakhir.
"Perlu dipertimbangkan apakah sebaiknya dihentikan sementara PTM 100 persen diganti dengan 'blended learning' atau kembali ke pembelajaran jarak jauh, sampai betul-betul kondisinya kondusif," kata Israyani melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Politikus PKS itu mengingatkan Pemprov DKI, khususnya Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, tentang PTM harus terus dipantau dan diawasi secara serius, karena sudah mulai ada siswa yang terpapar COVID-19 saat PTM.
"Untuk PTM harus ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua juga Pemprov DKI dalam pengawasannya. Hal ini untuk menghindari penularan yang saat ini sudah ada dan agar kasus aktif tidak semakin bertambah banyak," ucapnya.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta ini mengajak warga untuk terus waspada, mencermati kenaikan drastis yang sudah harus menjadi peringatan kepada seluruh warga ibu kota.
"Harus waspada, mohon semua masyarakat untuk tetap ketat dengan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, jauhi kerumunan dan tidak keluar rumah jika tidak mendesak serta tuntaskan vaksinasi sebagai ikhtiar sehat kita bersama," ucapnya.
10 Sekolah Ditemukan Kasus Covid-19
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, pihaknya saat ini memilih masih melakukan pemantauan atas pelaksanaan PTM kapasitas 100 persen meski ditemukan kasus COVID-19 di 10 sekolah.
Sedangkan sekolah yang ada peserta didik atau pendidik yang terpapar COVID-19, maka sekolah tersebut ditutup sementara. Sebanyak 10 sekolah tersebut dilakukan penghentian sementara PTM selama lima hari karena temuan kasusnya di bawah lima persen.
"Jadi sampai hari ini belum ada urgensi menutup sekolah PTM. Kami masih terus memantau memastikan semua berjalan lebih baik lagi," imbuhnya di Balai Kota Jakarta, Kamis (13/1).
Riza mengungkapkan 10 sekolah tersebut yakni1. SDN Ceger 02 Pagi (tiga peserta didik)2. SDN Susukan 08 Pagi (satu peserta didik)3. SDN Jati 01 Pagi (satu peserta didik)4. SMP Islam Andalus (satu peserta didik)5. SMP Labschool Jakarta (satu pendidik)6. SMPN 252 Jakarta (satu peserta didik)7. SMAN 71 Jakarta (satu peserta didik)8. SMA Labschool Jakarta (dua peserta didik, satu pendidik)9. SMAN 20 Jakarta (satu peserta didik)10. SMKS Malaka Jakarta (satu peserta)
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun penambahan isu terkait wacana penghapusan pramuka dari ekstrakurikuler masuk jadi pembahasan rapat dengan DPR.
Baca SelengkapnyaUU DKJ disahkan DPR dalam rapat paripurna ke-14 masa persidangan IV, Kamis (28/3).
Baca SelengkapnyaHasto mengingatkan, pengajuan hak angket membutuhkan tahapan dan berbagai persiapan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KJP (12) dinyatakan hilang hampir satu bulan. Orang tuanya sudah mencari tetapi belum juga bertemu.
Baca SelengkapnyaKondisi kesehatan Supardi menurun drastis dan dinyatakan meninggal pada pukul 9.30 WIB
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaSuara PDIP pada pemilu ini turun dibanding raihan 2019 yaitu 27.053.961 atau 19,33 persen dari total 139.971.260 suara sah.
Baca SelengkapnyaAdapun hak pemilih di TPS telah disesuaikan dengan DPT.
Baca SelengkapnyaSebab, dia menilai saat ini pengawasan DPR RI pada Pemilu 2024 tak ada marwahnya.
Baca Selengkapnya