Merdeka.com - Haerudin (42), korban tewas dalam aksi penodongan menggunakan senjata tajam oleh dua pengamen di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, sudah memberikan uang Rp 10 ribu tetapi pengamen itu merasa kurang. Sementara tiga orang yang mengalami luka yaitu Rifki Firmansyah (17), M Abduloh Azam (16) dan Muhammad Marfaiz Nurajri (17) masih dirawat intensif di UGD Rumah Sakit UKI.

"Berdasarkan keterangan anak saya, penumpang itu sudah memberikan uang Rp 10 ribu. Tapi merasa kurang, pengamen itu tetap memaksa minta lebih, bahkan dibunuh," ujar Aspuri orang tua Muhammad Marfaiz Nurajri (Faiz) kepada merdeka.com di RS UKI, Jakarta Timur, Sabtu (29/12).

Aspuri mengatakan, anaknya juga menderita luka di paha sebelah kanan dan telinga sebelah kanan mengeluarkan darah. Dia masih belum mengetahui, Faiz serta teman-temannya, Rifki dan Azam keluar dari angkot didorong atau melompat sendiri.

"Di paha sebelah kanan, ada luka sepanjang 1 cm seperti luka tusukan dan kupingnya berdarah makanya diperban serta kepala sebelah kanan memar," kata dia.

Namun Aspuri mengakui tidak ada barang-barangnya yang hilang. "Seperti dompet berisi uang dan HPnya masih utuh," tegas dia.

Sebelumnya, aksi penodongan menggunakan senjata tajam kembali terjadi di dalam angkutan umum 06A jurusan Kampung Melayu-Gandaria. Dalam peristiwa ini empat orang menjadi korban dan satu di antaranya meninggal dunia.

"Korban tewas bernama Haerudin (42), dengan luka benda tumpul di bagian kepalanya," ujar kapolsek Jatinegara Kompol Suminto saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (29/12).

Suminto mengatakan kejadian sekitar pukul 22.00 WIB malam tadi. Di mana pada saat itu mikrolet berplat nomor B 1161 VT dimasuki oleh dua orang pengamen yang mengancam penumpang pada saat meminta duit.