ITF Sunter Terganjal Masalah Administrasi
Merdeka.com - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan proses administrasi menjadi alasan utama yang membuat pembangunan pusat pengolahan sampah ITF (Intermediate Treatment Facility) Sunter sempat tertunda.
Hingga saat ini, pembangunan unit pengolahan sampah ITF Sunter baru mencapai tahapan pengujian tanah atau setara 2 persen dari keseluruhan proses pembangunan.
"Proses administrasi mengurus 'tipping fee' itu yang lama, belum negosiasi dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara) mau tidak mau itu yang memperlambat pembangunan ITF," kata Kepala Unit Pengolahan Sampah Terpadu Asep Kuswantoro seperti dilansir dari Antara, Jumat (2/8).
Meski demikian, dia optimis, jika permasalahan administrasi terselesaikan pembangunan ITF Sunter serta tiga ITF lainnya akan dapat diselesaikan pada 2022.
"Sekarang proses administrasinya sudah 80 persen, tinggal tunggu besaran angka 'tipping fee' dan nilai jual listrik atau PJBL diharapkan September kelar selanjutnya akan cepat," ujarnya.
Tipping fee merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai anggaran pemerintah kepada investor ITF Sunter.
Sementara itu, PT Jakarta Propertindo menargetkan pembangunan konstruksi pada fasilitas pengolahan sampah penghasil listrik ITF Sunter mencapai kemajuan hingga 20 persen di akhir tahun ini.
"Juli ini kami baru dapat IMB (Izin Mendirikan Bangunan) konstruksi, sekarang sedang di tahap soil test investigation, dan akan berlanjut ke tahap pile loading test," kata Sekretaris Korporat PT Jakarta Propertindo Hani Sumarno.
Secara singkat kedua tahapan tersebut dilakukan untuk mengetahui kestabilan tanah dan kekuatan beban pondasi bangunan. PT Jakarta Propertindo memercayakan proses soil test investigation di ITF Sunter saat ini kepada PT Wika Konstruksi.
"Nanti untuk proses selanjutnya, bisa jadi beda lagi kontraktornya. Pokoknya disesuaikan dengan kebutuhan pengerjaan," kata Hani.
Hani menjelaskan masih banyak yang harus diselesaikan untuk mempercepat pembangunan terutama administrasi dengan beberapa kementerian seperti Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Kementerian Lingkungan Hidup, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Jika pembangunan ITF Sunter sudah rampung, sebanyak 2.200- 2.300 ton sampah di Jakarta dapat diolah di pembangkit listrik tenaga sampah itu dan menghasilkan sebesar 35 megawatt perharinya.
ITF merupakan proyek Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai alternatif pengolahan sampah di dalam kota yang dapat memproduksi sampah menjadi energi listrik menggunakan mesin insinerator.
Satu fasilitas ITF diproyeksikan dapat mengolah sebanyak 2200- 2300 ton sampah per hari dan mengubahnya menjadi daya listrik sebesar 35 megawatt yang diharapkan dapat menjadi alternatif permasalahan sampah di Ibu Kota.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng: Aksi Penegakan Hukum yang Berhasil!
Ketujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca Selengkapnya98,6% Tanah Sudah Terdaftar, Dampak Ekonomi di Kota Tangerang Selatan Mencapai Rp20,5 T
Tujuan dari dilakukannya percepatan dalam hal pendaftaran tanah, di antaranya untuk memberikan kepastian hukum hak atas tanah masyarakat
Baca SelengkapnyaTerungkap, Masih Ada 60 Izin Tambang Aktif di Lokasi IKN Nusantara
Hal yang menjadi sorotan utama OIKN adalah durasi perizinan pertambangan yang tidak bisa dihentikan begitu saja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pembangunan Rumah Menteri di IKN Selesai Juli 2024, Begini Penampakannya
Progres pembangunan keseluruhan rumah menteri di IKN berkisar 78 persen.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaSerahkan 205 Sertipikat Tanah di Sleman, Menteri ATR: Harga Tanah Naik 3 Kali Lipat
Efek kenaikan harga tanah disebabkan karena adanya rencana pembangunan fasilitas umum di Kelurahan Sumberarum.
Baca SelengkapnyaSungai Tuntang Meluap Sebabkan Jalur Semarang - Grobogan Lumpuh Total, Ini Penampakannya
Air bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca SelengkapnyaHadir di FT UGM, Menteri ATR Sampaikan Pidato Ilmiah Bertajuk Integrasi Pertanahan dan Tata Ruang
Menteri ATR/Kepala BPN mengatakan, sertipikasi tanah telah berdampak pada peningkatan nilai ekonomi masyarakat.
Baca Selengkapnya