Merdeka.com - Polisi menegaskan pengusutan kecelakaan yang melibatkan Mahasiswa UI bernama Hasya Atallah Syahputra (HAS) hingga meninggal dunia berjalan secara objektif. Polisi memastikan penyidikan ulang kecelakaan yang melibatkan purnawirawan polisi itu berjalan tak monoton.

"Korlantas Polri sudah melakukan asistensi kepada para penyidik untuk tidak hanya monoton," kata Kasubditlaka Ditgakkum Korlantas Polri Kombes, Hotman Sirait kepada wartawan di gedung Promoter Polda Metro Jaya, Selasa (31/1).

Sirait mengatakan, penyidikan kecelakaan berujung Hasya ditetapkan menjadi tersangka sudah berjalan transparan. Salah satunya dengan meminta keterangan saksi hidup, seperti teman korban atau saksi yang melihat kecelakaan tersebut.

"Tapi juga olah dengan traffic accident analisis digital dengan alat scanner itu. Untuk menghitung dari kerusakan-kerusakan ini sebenarnya berapa kecepatan sebelum crash," tegas dia.

Kendati langkah itu telah dilakukan polisi, Sirait mengatakan ada beberapa hal yang perlu dikoreksi saat penyelidikan kasus tersebut. Salah satunya dengan melihat kondisi jalan pada saat sebelum kecelakaan.

"Tapi ada koreksi karena kondisi jalan saat itu basah dan perlambatan masing-masing kendaraan ini perlu jarak lebih banyak lagi. Ini akan bersahut dengan keterangan saksi yang diperiksa penyidik," ujar dia.

Rekonstruksi Ulang

Sejalan dengan itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran mengatakan pihaknya akan melakukan rekonstruksi ulang untuk mengungkap kematian Hasya. Hal tersebut guna mewujudkan tranparansi dengan masyarakat.

"Ini wujud dan niat dari Polda Metro Jaya untuk transparan responsif terhadap apa yang menjadi keluhan masyarakat. Mari tunggu penyidik untuk melakukan rekonstruksi ulang banyak pakar ahli yang akan kita libatkan," tegas Fadil.

Turut hadir juga sejumlah pihak yang turut dimintai pandangannya untuk kasus kecelakaan Hasya. Seperti Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), dan beberapa ahli lainnya.

"Ada beberapa hal yang kami usulkan dan kami sudah sampaikan kepada dirlantas untuk ditindaklanjuti. Kita semua tentunya bisa memahami bagaimana perasaan keluarga korban yg meninggal dunia, namun juga kita tentunya merujuk pada aturan hukum yang sudah ada," tutur Ketua Harian Kompolnas, Benny Mamoto.

Diwaktu yang bersamaan, Ahli tranportasi berpendapat, Purnawirawan Eko belum tentu bersalah atas kasus yang melibatkannya, namun belum tentu juga Hasya akan dinyatakan bersalah karena menabrak kendaraan Eko.

"Kita melihat kasus by kasus. Sehingga perlu melihat secara kritis tentang kondisi saat itu," ujar dia.

Ahli Kendaraan ATPM Mitshubishi, Gempar menambahkan mengaku akan mensupport semua kebutuhan penyelidikan kepolisian usai diminta turut terlibat usut kejadian ini. Pihaknya pun juga telah menyerahkan hasil pemeriksaan.

"Kami PT Mitsubishi, diminta support dalam kapasitas memeriksa kondisi kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan. Dan Secara terpisah kami sudah memeriksa dan sudah menjelaskan hasil pemeriksaan kami," imbuhnya.