Heboh Mayat Sekeluarga di Kalideres dan Sederet Misterinya

Sabtu, 31 Desember 2022 06:02 Reporter : Nur Habibie
Heboh Mayat Sekeluarga di Kalideres dan Sederet Misterinya Olah TKP satu Keluarga meninggal di Kalideres. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Bau tidak sedap muncul dari rumah yang berada di Perumahan Citra Garden Satu Extension, RT 007, RW 015, blok AC5/7, membuat terungkapnya pertama kali jenazah satu keluarga tewas itu ditemukan warga sekitar.

Empat keluarga yang tewas yakni Rudyanto Gunawan (71) selaku ayah, sang istri Renny Margaretha (68), anak bernama Dian (42) dan Budyanto Gunawan (69), ini ditemukan sudah tidak bernyawa pada Kamis (10/11).

Sebelum tercium bau tak sedap yang menyelimuti rumah tersebut hingga ke jalan dan terungkapnya kasus itu oleh warga sekitar, petugas koperasi simpan pinjam ternyata lebih dulu mengetahui adanya mayat di dalam rumah tersebut.

Ketika itu, pegawai koperasi simpan pinjam yang datang pada Mei 2022 silam. Karena Budiyanto ingin menggadaikan sertifikat rumah tinggal tersebut kaget dengan adanya mayat yang diketahui adalah Renny Margaretha yang berada di dalam kamar depan rumah itu.

Akan tetapi, saat itu Dian yang ada di rumah coba meyakinkan dan mengatakan jika Margaretha masih hidup. Bahkan pada pegawai koperasi itu, Dian mengatakan masih sering memberi ibunya susu dan menyisir rambutnya yang rontok semua.

Apa yang diketahui oleh petugas koperasi simpan pinjam itu pun ternyata tidak langsung disampaikan oleh aparat kepolisian. Karena, mayat Margaretha itu baru diketahui oleh polisi setelah warga sekitar yang merasa terganggu dengan aroma tidak sedap di sekitar rumah itu.

Akan tetapi, sebelum diketahui tewas karena aroma yang tidak sedap, warga sekitar perumahan tersebut sempat mengira bahwa keluarga itu telah pindah atau meninggalkan rumahnya.

Hal ini dikarenakan, arus listrik dari rumah itu yang telah diputus oleh petugas PLN yang membuat tidak adanya penerangan pada rumah tersebut, pada 9 November 2022, serta sudah tidak melihat lagi para korban.

Tak hanya itu saja, Asiung yang merupakan Ketua RT setempat dan kebetulan tinggal persis berhadapan dengan rumah korban mengaku, salah satu pihak keluarganya sempat melihat adanya mobil box yang terparkir di halaman atau teras rumah korban.

Karena dari dua hal itu lah, yang membuat warga tidak curiga jika satu keluarga tersebut tidak bernyawa. Meski sempat tidak curiga, namun aroma yang kurang sedap itulah kemudian membuat warga sekitar menjadi penasaran hingga terganggu.

Untuk menghilangkan rasa penasaran tersebut, warga pun sempat melaporkan kepada Asiung. Namun, laporan itu tidak langsung direspon olehnya karena adanya suatu kegiatan.

Laporan itu, baru diresponnya pada Kamis (10/11). Ketika itu, ia dengan perangkat keamanan lingkungan rumah tersebut mencoba untuk masuk ke dalam rumah korban dengan cara mendobrak pintu pagar warna oren yang nampak berdiri kokoh dengan menggunakan besi linggis.

Setelah berhasil masuk ke dalam rumah tersebut, mereka langsung menuju ke jendela kamar depan. Dimana jasad Dian pertama kali dilihat olehnya dengan kondisi kamar yang gelap. Mengetahui hal itu, kemudian mereka menghubungi Polsek Kalideres.

Setelahnya, petugas pun datang ke lokasi atas laporan yang diterimanya itu. Selanjutnya, petugas langsung mengerjakan tugasnya yakni mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta melakukan penyelidikan.

Saat itu, Rudyanto ditemukan berada di ruang kamar belakang dengan posisi ditidurkan di atas tempat tidur. Sedangkan, untuk Renny serta anaknya yaitu Dian berada di kamar depan dengan posisi di atas tempat tidur. Selanjutnya, untuk Budyanto ditemukan di ruang tamu dengan posisi bersandar di sofa.

Singkat cerita, polisi yang saat itu melakukan penyelidikan sempat menyebut, tidak ditemukannya sisa makan pada lambung keempat jenazah itu. Hal ini diketahui berdasarkan hasil penyelidikan sementara atas kasus tersebut.

Dari temuan polisi itu lah, kemudian membuat geger dan menghebohkan warga. Karena, satu keluarga yang tewas itu sempat diduga atau dikira meninggal dunia akibat kelaparan.

Namun, berjalannya waktu, polisi pun menemukan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian tersebut seperti bedak, lilin, buku-buku mantera hingga kemenyan. Ternyata, dari bukti awal itulah yang perlahan dugaan kelaparan itu mulai memudar.

Terlebih lagi, salah seorang warga sekitar sempat mengetahui atau melihat keluarga tersebut pernah membeli makanan dengan menggunakan jasa ojek online pada Oktober 2022.

2 dari 2 halaman

Selain itu, terkait dengan temuan barang bukti di lokasi kejadian. Pihak kepolisian sempat menduga keluarga tersebut mempunyai aktivitas ritual tertentu yakni sekte apokaliptik.

Meski begitu, polisi tidak mudah untuk menyakini hal itu. Polisi terus melakukan penyelidikan, dengan melibatkan sejumlah ahli dan Tim Laboratorium Forensik yang sejak awal ikut mengawal kasus tersebut.

Di tengah-tengah penyelidikan, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Hariyadi mengaku, sempat mengalami kendala dalam proses penyelidikan tersebut.

"Karena warga yang niatnya mau membantu, langsung disiram kopi, saya kira ini mengganggu proses penyelidikan kami, baik itu kedokteran forensik maupun yang lain," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11).

Meski begitu, polisi tetap berusaha untuk mengungkap kasus kematian empat orang tewas tersebut. Selama proses penyelidikan berlanjut, ternyata kembali adanya fakta baru yakni ditemukannya feses dari jenazah korban.

Tak hanya itu, berdasarkan hasil Laboratorium Forensik juga mengetahui urutan kematian pada empat jenazah tersebut. Untuk jenazah yang pertama meninggal yakni Rudyanto, kemudian dilanjutkan Margaretha, setelah itu Budyanto dan terakhir Dian.

Lalu, untuk penyebab kematian Rudyanto adalah penyakit saluran pencernaan dan Renny adalah kelainan pada payudara. Sedangkan, untuk Budyanto mengalami serangan jantung akut.

Ternyata, dari hasil Laboratorium Forensik itu juga menyimpulkan adanya beberapa poin dari hasil penyelidikan yang dilakukannya.

Pertama, tidak ditemukan adanya kerusakan di akses-akses masuk dan keluar rumah lokasi kejadian. Kedua, tidak ditemukannya percikan-percikan darah di rumah tersebut.

Selain itu, tim forensik juga tidak menemukan ada DNA lain selain keempat korban yang terdiri dari ayah, ibu, paman dan anaknya pada rumah itu.

Selain itu, pemeriksaan forensik juga dilakukan dengan mengecek organ tubuh para korban. Dipastikan pula, tidak ada bahan-bahan beracun atau berbahaya pada tubuh keempatnya seperti pestisida, arsen, sianida dan obat-obatan bahaya lainnya.

Meskipun memang, pada tubuh korban Renny Margaretha memang ditemukan bekas kandungan obat kanker payudara yang dia konsumsi yakni Tamoxifen. Identik dengan cairan yang ditemukan di lokasi.

Dari beberapa bukti yang ditemukan itulah yang kemudian menyakini dan membuat polisi memastikan tidak adanya peristiwa pidana. Sehingga, membuat kasus ini pun ditutup dan dilakukan proses pengembalian jenazah.

"Sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga setelah penyelidikan nanti akan diantarkan untuk proses selanjutnya," kata Dir Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Hariyadi, kepada wartawan dikutip, Sabtu (10/12).

Meski tak menjelaskan secara rinci, namun dalam waktu dekat proses penyerahan jenazah akan dilakukan. Di mana keempat jenazah saat ini masih berada di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati Jakarta Timur

"Dari pihak keluarga privasinya tidak ingin diganggu," jelasnya. [rhm]

Baca juga:
Potret Isi Rumah Kalideres, 4 Anggota Keluarga Tewas Kondisi Mengerikan
Aktivitas Terakhir Dian saat 3 Anggota Keluarga jadi Mayat di Kalideres
Merunut Rentang Waktu Kematian Satu Keluarga di Kalideres
Akhir Cerita Maut di Rumah Kalideres
Kasus Ditutup, Polisi Koordinasi Pengembalian Jenazah Sekeluarga Tewas di Kalideres
Polisi Ungkap Kendala Penyelidikan Kasus Sekeluarga Tewas Kalideres

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini