Gedung di Kementerian ATR/BPN Terbakar, Bagaimana Cara Kerja Puslabfor Ungkap Penyebab Peristiwa Kebakaran?
Puslabfor Polri menggunakan metode ilmiah dalam proses mencari tahu sebab musabab sebuah peristiwa kebakaran.

Ruangan kehumasan di Gedung Kementerian ATR/BPN terbakar pada Sabtu (8/2) kemarin. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, meski sejumlah berkas terbakar.
Petugas damkar sempat menduga kebakaran karena korsleting listri di AC. Sementara saksi juga sempat melihat ada komputer pegawai masih menyala sebelum kejadian.
Puslabfor Polri masih menyelidiki penyebab kebakaran. Namun demikian, ragam dugaan ini yang berkembang turun menjadi pertimbangan meski tetap yang utama mengacu hasil olah tempat kejadian perkara dan bukti-bukti ditemukan.
Lalu bagaimana sebenarnya Puslabfor bekerja mengungkap misteri di balik peristiwa kebakaran?
Tahapan Investigasi Puslabfor
Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri memiliki peran sangat vital dalam mengungkap semua peristiwa kebakaran, kematian atau kecelakaan. Dalam kasus kebakaran, Puslabfor biasanya melakukan beberapa tahapan penting yang dilakukan secara sistematis dan ilmiah.
Dimulai dari olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga analisis laboratorium yang mendalam. Setiap langkah dirancang untuk mengumpulkan bukti dan informasi seobjektif mungkin.
Olah TKP merupakan langkah pertama yang krusial. Setelah api padam dan area dinyatakan aman, tim Puslabfor segera menuju lokasi. Mereka mengumpulkan berbagai barang bukti, termasuk sisa pembakaran (abu, arang, material terbakar), komponen listrik (kawat, stop kontak, perangkat elektronik), dan material mudah terbakar (kertas, kayu, kain) yang ditemukan di sekitar titik api. Setiap barang bukti dikumpulkan dengan hati-hati dan didokumentasikan secara teliti.
Selanjutnya, pemeriksaan laboratorium dilakukan terhadap barang bukti yang telah dikumpulkan. Berbagai metode ilmiah digunakan, seperti analisis kimia untuk mengidentifikasi jenis bahan bakar dan residu kimia; analisis fisika untuk menentukan pola penyebaran api dan suhu pembakaran; serta analisis mikroskopis untuk memeriksa detail kecil sisa pembakaran. Ketelitian dan keakuratan dalam tahap ini sangat penting untuk mendapatkan kesimpulan yang valid.
Selain bukti fisik, Puslabfor juga mengumpulkan informasi tambahan. Rekaman CCTV dari sekitar lokasi kejadian dapat memberikan gambaran visual awal mula dan perkembangan kebakaran. Kesaksian saksi mata juga sangat berharga untuk melengkapi kronologi kejadian dan potensi penyebabnya.
Semua informasi ini akan diintegrasikan dengan hasil analisis laboratorium. Setelah semua data dan informasi dikumpulkan dan dianalisis, Puslabfor akan mengeluarkan kesimpulan mengenai penyebab kebakaran. Kesimpulan ini didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang telah dikumpulkan dan dianalisis secara komprehensif. Kesimpulan tersebut dapat digunakan sebagai bukti dalam proses hukum jika diperlukan, misalnya jika kebakaran diduga disengaja. Tidak disebutkan secara spesifik berapa lama proses investigasi Puslabfor berlangsung. Namun yang pasti, proses ini membutuhkan ketelitian dan waktu yang cukup untuk memastikan keakuratan hasil investigasi.