Merdeka.com - Ratusan sopir mikrolet melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Mereka menuntut agar Jalan Jatibaru yang ditutup untuk menanpung PKL Tanah Abang segera dibuka kembali.

Seperti diketahui ada beberapa angkot dengan trayek berbeda yang berunjuk rasa di depan Balai Kota. Di antaranya Mikrolet M08 rute Tanah Abang-Kota, Mikrolet 03 rute Bendungan Hilir-Roxy, Mikrolet 03A Karet-Roxy, dan M10 rute Tanah Abang-Jembatan Lima.

Koordinator Aksi Adreas B Rehiary mengatakan kebijakan Gubernur DKI Anies Baswedan telah merugikan sopir angkot. Di mana penghasilan sopir angkot terus merugi sejak jalan Jatibaru ditutup.

"Karena kebijakan beliau ini sudah bikin kerugian terhadap warga. Khususnya mikrolet angkot. Selama Tanah Abang ditutup pendapatan kami berkurang. Itulah tuntutan. (Kerugian) Sampai 60 persen," jelasnya, Selasa (22/1).

Akhirnya beberapa perwakilan sopir angkot melakukan audiensi bersama Kepala Dinas Perhubungan Andri Yansah. Andri mengatakan beberapa hal yang disampaikan yang pertama terkait perlakuan anggota Dishub yang diharapkan jangan arogan.

Yang kedua masih banyaknya armada yang tidak sesuai dengan izin yang dikeluarkan.

"Akan membuat tim kecil, tim kecil itu terdiri dari dinas perhubungan dari operator M03, M08, M09 dan M010 jadi kita betul-betul mengcompare data sehingga kita betul-betul tahu rela berapa sih sebetulnya armada yang diizinkan untuk beroperasi di kawasan tersebut dan yg ketiga kami juga membahas terkait modif trayek yah," kata Andri.

Terkait permintaan pembukaan Jalan Jatibaru, belum menemui kesepakatan. Andri mengatakan hal itu tidak dibahas dalam pertemuan tersebut.

"Untuk soal itu kami belum bahas. Kami hanya membahas terkait masalah perilaku pengendara yang harus dituangkan dalam SOP, kedua masalah modifikasi trayek, yang ketiga izin usaha yang dikeluarkan harus sama dengan operasional yang ada di lapangan," ujarnya.