Merdeka.com - Usulan DPRD DKI terkait anggaran Dana Daerah Pemilihan (Dapil) Rp49 miliar disorot. Besarnya angka yang diajukan membuat dipertanyakan kegunaanya. Usulan itu tertulis dalam rencana kerja tahunan (RKT) 2021.
Anggaran satu tahun itu akan dibagikan merata ke sembilan Fraksi Partai Politik (parpol) dengan total penerima 106 anggota dewan. Rinciannya, PDIP 25 orang, Gerindra 19 orang, PKS 16 orang, Demokrat 10 orang, PAN 9 orang, PSI 8 orang, NasDem 7 orang, Golkar 6 orang, dan PKB digabung dengan PPP 6 orang.
Mengacu pada nilai tersebut, artinya dengan dana dapil Rp49 miliar, masing-masing anggota dewan akan mendapatkan kisaran Rp300 juta per orang untuk satu tahun. Dalam setahun, jika tiap bulan benar-benar melakukan kunjungan ke dapilnya, maka dana dikeluarkan Rp38 juta setiap bulannya.
Menurut Wakil Ketua DPRD DKI, Misan, kunjungan ke daerah pemilihan bisa satu sampai dua kali dalam sebulan. Dia pastikan pula, kunjungan tersebut berbeda dengan ketika masa reses yang dilakukan per tiga sampai empat bulan sekali. Itu sebabnya, ada perbedaan antara dana dapil dan dana reses.
"Aspirasi masyarakat kan tidak kita tampung empat bulan sekali. Bisa saja bulanan atau dua mingguan," kata dia.
Komisi A DPRD DKI menyebut usulan ini belum disetujui. Masih dalam pembahasan yang panjang. Sehingga belum bisa dirinci seperti apa nantinya penggunaan dana dapil itu.
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak, menyebut sebenarnya anggaran dana dapil kisaran Rp38 juta perbulan terbilang kecil. Apalagi bila dibandingkan dengan kegiatan serupa semacam reses maupun sosialisasi peraturan (sosper). Tetapi bisa hanya mengandalkan dana reses juga kurang.
"Dengan melihat bentuk pertemuan seperti reses dan sosper, maka jumlah kisaran Rp35 juta/bulan sebenarnya kecil," ujar Gilbert kepada merdeka.com, Kamis (18/11).
Dia berdalih anggaran tersebut bentuk keinginan masyarakat agar anggota dewan lebih sering hadir untuk menyerap suara para konstituennya. Sehingga tidak ada tudingan bahwa wakil rakyat hanya akan datang ketika masa pemilu tiba. Apalagi, klaimnya, tidak ada aturan yang dilanggar dan pemborosan yang dilakukan.
"Fraksi tentu setuju karena ini permintaan masyarakat agar kita mengunjungi tidak hanya saat kampanye. Di mananya yang boros?" sambungnya.
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai usulan dana dapil hanya akal-akalan melipatgandakan penghasilan dengan membuat penamaan serupa kegiatan reses. Dana reses dipastikan sangat cukup jikalau memang anggota dewan ingin mengunjungi konstituennya lebih sering.
"Sulit memahami alasan dan urgensi DPRD mengajukan anggaran baru untuk membiayai kegiatan kunjungan ke Dapil," ujar peneliti Formappi Lucius Karus kepada merdeka.com, Kamis (18/11).
Menurutnya, kemunculan dana dapil hanya akan membuat tumpang tindih berujung lahirnya penyimpangan. Lantaran, ada dua anggaran yakni dana dapil dan dana reses untuk kegiatan yang hampir serupa.
Dia mencurigai dana dapil justru dipakai untuk kepentingan persiapan tahun politik 2024. Di mana dengan anggaran yang semakin besar, maka bisa dipakai untuk merawat konstituennya sejak awal.
Padahal jika para wakil rakyat di DPRD DKI memandang dengan benar situasi saat ini, nilai tersebut bisa dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19 maupun menolong masyarakat terdampak pandemi.
"Anggaran dapil ini tampak untuk kepentingan pribadi anggota atau juga mungkin ada kaitannya dengan persiapan pesta politik di Pemilu 2024," sindir Lucius.
Baca juga:
Dianggarkan Rp49 M, DPRD DKI Sebut Dana Dapil Beda dengan Dana Reses
Heboh Dana Dapil DPRD DKI Rp49 Miliar dengan Dalih Menyerap Aspirasi Warga Jakarta
Usulan Anggaran Dapil DPRD DKI Rp49 Miliar, Demokrat Klaim Demi Serap Aspirasi Rakyat
PSI Pertanyakan Pengadaan Server di Diskominfotik dengan Nilai Rp39 Miliar
DPRD DKI Sebut Uang Dapil Rp49 M Buat Warga, Bukan Anggota Dewan
DPRD DKI Dalih Hibah Dalam Bentuk Kegiatan Agar Bamus Betawi Lebih Berdaya
Anies Harap Pembahasan RAPBD DKI 2020 Oleh Fraksi-Fraksi di DPRD Berjalan Lancar
Baca juga:
Dianggarkan Rp49 M, DPRD DKI Sebut Dana Dapil Beda dengan Dana Reses
Heboh Dana Dapil DPRD DKI Rp49 Miliar dengan Dalih Menyerap Aspirasi Warga Jakarta
Usulan Anggaran Dapil DPRD DKI Rp49 Miliar, Demokrat Klaim Demi Serap Aspirasi Rakyat
PSI Pertanyakan Pengadaan Server di Diskominfotik dengan Nilai Rp39 Miliar
DPRD DKI Sebut Uang Dapil Rp49 M Buat Warga, Bukan Anggota Dewan
DPRD DKI Dalih Hibah Dalam Bentuk Kegiatan Agar Bamus Betawi Lebih Berdaya
Anies Harap Pembahasan RAPBD DKI 2020 Oleh Fraksi-Fraksi di DPRD Berjalan Lancar
Advertisement
Motif Pelaku Masukkan Mayat Korban ke Karung Lalu Dibuang di Kolong Tol Marunda
Sekitar 5 Jam yang laluPemprov DKI Bakal Periksa Seluruh Gedung di Jakarta, Ini Alasannya
Sekitar 6 Jam yang laluGratis, Shuttle Bus Disiapkan Antar Penonton Formula E dari Parkiran sampai Sirkuit
Sekitar 7 Jam yang laluH-4 Formula E 2023 di Jakarta, Begini Tampilan Sirkuit Ancol
Sekitar 7 Jam yang laluPanitia Klaim Tiket Formula E Hampir Ludes Terjual
Sekitar 8 Jam yang laluPLN, Artha Graha Internasional dan Electronic City jadi Sponsor Formula E
Sekitar 8 Jam yang laluAcak-Acak CCTV, Satpam Komplek di Kalideres Bobol Rumah Warga dan Curi Uang Rp90 Juta
Sekitar 11 Jam yang laluViral Aksi Bang Jago Serobot Antrean di SPBU hingga Layangkan Bogem Mentah
Sekitar 12 Jam yang laluDipimpin Kabaintelkam, Ini Barisan Jenderal Polisi Sidang Kode Etik Teddy Minahasa
Sekitar 13 Jam yang laluBesok, DPRD DKI Jakarta Bakal Lantik Bastian Simanjuntak Gantikan Mendiang M Taufik
Sekitar 14 Jam yang laluPemasok Pelat Polisi Palsu dan Air Gun David Yulianto Si 'Koboi Tol Tomang' Ditangkap
Sekitar 15 Jam yang laluIbu Bhayangkari Berkarier, Pilih Resign Demi Suami Polisi, Kini Sukses Jualan Kue
Sekitar 15 Jam yang laluPerwira Polri Tarik Becak Terinspirasi Jackie Chan, Penumpang Bukan Sosok Sembarangan
Sekitar 16 Jam yang laluSeleksi Calon Anggota Polri Gunakan CAT, Bisa Dipantau Secara Real Time
Sekitar 18 Jam yang laluHebat! Perwira Polri Jualan Pecel Ayam jadi Komandan Polisi Upacara Hari Pancasila
Sekitar 18 Jam yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 11 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 6 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 6 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 11 Jam yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 2 Hari yang laluPersib Boyongan ke Yogyakarta untuk TC, Tyronne del Pino Menyusul
Sekitar 5 Jam yang laluHendra Bayauw Hengkang, Osvaldo Haay Merapat ke Bali United?
Sekitar 7 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami